Certified Instructors-Indonesian Board of Hypnotherapy

Wednesday, December 19, 2012

ANDA TAHU BAGAIMANA ORANG TERHIPNOTIS?


Sebetulnya saya agak takut menulis hal ini karena Anda yang membaca dan memahami hal ini dapat langsung menggunakan ilmu ini. Jika Anda melakukannya untuk kebaikan, tentu saya juga akan menerima manfaatnya, sebaliknya jika Anda menggunakan untuk hal yang tidak baik maka saya juga akan kena getahnya.

Saya tetap tidak tahu apa yang akan Anda lakukan dengan ilmu ini dan saya selalu menyarankan Anda pahami dan gunakan untuk kepentingan Anda, tentu hanya untuk yang baik-baik saja.

Hipnotis bukan lagi hal yang jarang Anda dengar dan sudah semakin banyak yang sadar bahwa hipnosis adalah hanya sekedar ilmu psikologi terapan. Namun masih ada beberapa orang yang mengaitkan hipnosis dengan hal-hal yang tidak bisa disentuh.

Masih ada pertanyaan kenapa si A bisa-bisa nya mentransfer uang tapi dia tidak menyadarinya, kenapa si B bisa begitu saja menukarkan Rolex nya dengan uang palsu, dan kenapa si C baru merasa dilecehkan setelah kejadian tersebut berlalu beberapa waktu.

Kebanyakan dari mereka mengatakan bahwa mereka terhipnotis. Benarkah?

Jawaban saya, ITU BENAR!

Lho kok begitu? Lha iya, hipnosis adalah segala komunikasi yang berhasil. Dua penipu diatas berhasil menipu korbannya, dan pelaku pelecehan tadi juga berhasil menggunakan komunikasinya untuk memenuhi tujuannya.

Nah ini yang saya khawatirkan, sepertinya saya ingin menghentikan tulisan ini disini tidak melanjutkannya karena jika digunakan secara sembarangan, hipnosis merupakan senjata yang ampuh.


80% Orang menghindari penderitaan dan 20% Orang mengejar kenikmatan

Menggunakan pareto diatas, secara psikologis praktisi hipnosis dapat menggunakannya untuk melakukan persuasi pada orang yang akan dihipnotisnya.

Mari saya jelaskan bagaimana mereka bisa tertipu. Sebelumnya, ingat-ingat ini! Orang dapat terhipnotis ketika mereka;
  1. Terlalu takut.
  2. Terlalu Senang
  3. dan nge-fans banget sama seseorang

Penipu pertama melakukan aksinya dengan modus yang membuat korbannya takut. Yang banyak Anda dengar adalah Anda dihubungi melalui telepon oleh seseorang yang mengaku sebagai guru sekolah anak Anda, ia mengatakan bahwa anak Anda mengalami kecelakaan dan ia bersama anak Anda sudah berada di rumah sakit dan dalam waktu segera anak Anda harus menjalani operasi. Operasi ini membutuhkan biaya dan Anda tidak memiliki waktu yang cukup untuk segera tiba di rumah sakit dan Anda diminta mentransfer sejumlah uang agar operasi bisa segera dilaksanakan. Dan Anda benar-benar mentrasfer uang tersebut. Saya turut berduka, anak Anda tetap sehat tetapi Anda telah ditipu orang.

Pelaku penipuan ini melakukan kejahatannya dengan memanfaatkan emosi yang dimiliki oleh 80% orang yaitu menghindari penderitaan. Saat menerima telepon dari “guru anak Anda” yang dapat menceritakan dengan jelas dimana sekolahnya, kelas berapa anak Anda, siapa nama anak Anda, jam berapa “kecelakaan” terjadi yang tentu saja tidak bertepatan dengan jam sekolah anak Anda, maka Anda mulai PERCAYA. Teknik ini yang dinamakan PACING. Memberikan informasi-informasi yang dapat dipercaya dan setelah Anda memercayainya maka pelaku akan melakukan LEADING yaitu mengarahkan Anda pada keinginannya. Informasi yang Anda terima bertubi-tubi akan membuat pikiran Anda penuh ditambah kecemasan akan keselamatan anak Anda yang Anda sangat cintai telah membuat pikiran Anda lumpuh dan akhirnya membiarkan orang ini memandu pikiran Anda. Teknik ini dinamakan CONFUSION, tugasnya membuat Anda bingung. Tanpa banyak tanya yang penting anak selamat, Andapun mentransfer uang yang seharusnya tetap menjadi milik Anda.

Menghadapi hal ini

Tetap tenang dan tanyakan dengan jelas siapa orang yang menyampaikan kabar kemudian hubungi pihak sekolah untuk mengkonfirmasi informasi yang diberikan orang itu. Jika membutuhkan informasi tambahan, segera hubungi rumah sakit yang dimaksud dan menanyakan pasien atas nama anak Anda dan melalui telepon memberikan jaminan pada rumah sakit agar jika memang benar kejadiannya demikian segera dilakukan tindakan. Didiklah anak Anda untuk selalu memberi kabar pada Anda dan komunikasi antara Anda dan anak dapat mengurangi risiko penipuan seperti ini.


Hilang deh Rolex nya

Penipuan kedua tidak jauh berbeda walaupun motifnya berbeda. Penipu memanfaatkan ketamakan, keserakahan, dan kerakusan manusia untuk mendapatkan kenikmatan. Sayangnya jumlah orang-orang ini lebih sedikit dari orang-orang yang tadi saya contohkan diatas. Hanya 20%. Dari sepuluh orang, kemungkinan hanya ada dua orang yang akan tertipu. Penjahatpun melakukan trial and error dengan menggunakan rasio keberhasilan 2/10.

Anda pemilik rolex didatangi orang dengan penampilan keren, agak ke bule-bule an, tampan/cantik, bicaranya lembut, wawasannya luas, menggunakan atribut-atribut yang terkenal seperti pakaian mahal, jam yang juga tidak kalah mahal, menjinjing tablet keluaran terbaru  yang juga harganya tidak murah. Hal-hal tersebut dengan cepat menjadi PACING terhadap Anda.

Ia mendekati Anda, berkenalan dan mencoba menebak seri jam rolex Anda, hal ini akan memperkuat PACING nya. Dengan dalih ia sangat menginginkan rolex tersebut dan mengatakan ia telah mencari ke banyak tempat namun tidak berhasil mendapatkan jam tersebut ia menawarkan kompensasi yang lebih besar dari harga rolex Anda yang seharga Rp.100 jutaan dengan menawarkan $20.000 sebagai gantinya. Anda mulai menghitung, jika dikalikan dengan Rp 9000/ dolar maka Anda akan mendapatkan Rp.180 jutaan dan itu artinya Anda untuk Rp 80 jutaan dan Anda berpikir bahwa Rolex seri ini masih bisa Anda dapatkan dengan cukup mudah dan berpikir bahwa si Bule ini yang bodoh tidak mengetahui toko rolex di Jakarta maka kemudian Anda mulai berpikir mau diapakan Rp. 80 juta ini. Untuk senang-senang, beli barang kesukaan, ajak keluarga jalan-jalan, dan banyak hal yang Anda ingin lakukan dengan uang tersebut. Dan keSERAKAHan Anda sudah terpancing keluar. Setelah transaksi selesai, Anda pergi ke money changer dan mendapati bahwa semua uang tersebut adalah  PALSU.

Keserakahan telah menutup kemampuan Anda untuk berpikir sehat dan pikiran Anda dengan mudah diarahkan oleh orang lain. Ini lah bentuk hipnosis kedua.


Tertipu karena nge-fans, Ganteng, Cantik

Bentuk hipnosis ke tiga tentu pernah Anda dengar tentang seorang tokoh spiritual yang diseret ke meja hijau karena dituntut telah melakukan pelecehan seksual terhadap beberapa murid perempuannya.

Apakah murid-muridnya benar-benar tidak sadar 100%? Sama seperti dua contoh diatas, mereka sadar tetapi kesadaran yang menuntunnya untuk mendapatkan kenikmatan dan menghindari penderitaan, atau gabungan dari keduanya. Saya tidak tahu apa yang dikatakan dan dilakukan oleh Guru tersebut, namun sudah dapat dipastikan jika memang pelecehan itu benar-benar dilakukan tentu ia akan mengaitkan dengan ajaran-ajarannya yang menjadi PACING and LEADING serta memanfaatkan rasa nge-fans murid-muridnya.

Nah... setelah Anda mengetahui landasan psikologis dari hipnosis yang dilakukan orang-orang yang tidak bertanggung jawab, maka Anda dapat melakukan kebaikan-kebaikan sesuai dengan keinginan Anda. Berhati-hatilah untuk menempatkan perasaan Anda karena jika emosi sudah meledak, ia akan menutup logika-logika Anda. 

Wednesday, November 21, 2012

Tanggalkan Pakaianmu, Tinggalkan Masalahmu.


Masalah adalah bukan Masalah sebelum Anda menamakan Masalah tersebut sebagai Masalah. Percaya atau tidak, seringkali masalah adalah bukan masalah dan tidak jarang kita sendiri yang menganggapnya sebagai masalah. Jadi... Masalah adalah DL alias Derita Looo... hehehe...

Pernahkah Anda mengalami masalah dimasa lalu yang kemudian terbawa sampai saat ini bahkan hingga mengganggu aktifitas Anda hari ini? Padahal masalah tersebut terjadi sudah jauh diwaktu lalu namun hal ini masih menjadi masalah sampai saat ini. Kok bisa?

Ini karena Emosi yang terkandung dalam kejadian itu yang masih melekat dalam pikiran kita sampai saat ini. Itu namanya trauma. Untuk mengatasi trauma terkadang membutuhkan sesi terapi yang cukup panjang, namun jika kita memang telah mengikhlaskan hal itu terjadi, trauma dapat dinetralkan dalam waktu singkat. Setidaknya, trauma ini tidak mengganggu aktifitas Anda.

Si Ani baru pindah pekerjaan yang sekarang mengharuskannya berdiri didepan umum. Ia khawatir dengan traumanya yang terjadi saat ia SD akan terulang. Saat itu ia diminta maju ke depan kelas menjelaskan pelajaran hari itu. Karena suatu hal, ia melakukan sedikit kesalahan dalam menjelaskan yang kemudian direspon teman-teman sekelasnya dengan tawa. Ia ingat seketika matanya mencari perlindungan ke arah gurunya yang ternyata saat itu juga terlihat ia sedang tertawa. Jika ini terjadi pada saya, mungkin saya akan merasakan kesedihan yang sama. Mungkin juga pada Anda, kali aja yeee...


Lain lagi Si Ina. Suatu hari,  iamendatangi saya dan mengatakan hari itu ia akan memberikan sebuah pelatihan namun masalah yang sedang ia alami membuatnya khawatir akan berpengaruh pada performanya dalam kelas yang kemudian merusak kelas pelatihannya.

Saya mengajak dua orang ini, secara terpisah, untuk berlatih mengenali mana yang menjadi masalah dan mana yang bukan. Masalah si Ani adalah jika ia tidak dapat berdiri didepan umum dalam pekerjaannya saat ini. Masa SD nya sudah tidak lagi menjadi masalah karena dia, dan saya, akan belajar dari hal itu saat ini. Masalah Si Ina adalah jika ia tidak bisa menyelesaikan masalah pribadinya dan kemudian menambah masalah dalam pekerjaannya. Untuk Si Ina, saya menawarkan untuk melepas sementara emosi dari masalah pribadinya. Sementara saja dan nanti ia dapat membawanya kembali.

Bagaimana caranya?

Masalah tidak jarang dapat diumpamakan seperti kita yang sedang mengenakan pakaian. Emosi kita menjadi berubah-ubah ketika kita berganti-ganti pakaian. Kalau gak percaya, silakan ganti pakaian yang Anda kenakan sekarang.... Begitu juga ketika kita melihat orang lain dengan pakaian yang bermacam-macam. Ada orang yang terlihat nyaman dengan pakaiannya dan sebaliknya ada orang yang merasa bermasalah jika ia terus mengenakan pakaian yang tidak sesuai dengannya itu.

Saya mengatakan pada Ani dan Ina, setiap hari kita mengenakan pakaian yang terlihat dan yang tidak terlihat. Pakaian yang terlihat tentu kita kenakan untuk melindungi tubuh kita sedangkan “Pakaian” yang tidak terlihat kita pakai untuk melindungi pikiran dan perasaan kita.
 
Semua kejadian bersifat netral. Kejadian tersebut menjadi bermakna positif atau negatif setelah kita menambahkan emosi kedalamnya. Saat masih merasakan emosi negatif dari suatu kejadian, itu artinya kita masih mengenakan pakaian dengan emosi negatif. Tidak masalah mengenakan pakaian ini jika kita merasa nyaman. Karena emosi negatif berguna untuk membuat kita tetap waspada agar kejadian yang tidak diinginkan tidak terulang. Namun jika kita tidak merasa nyaman mengenakannya, ini lah awal masalah baru terjadi. Maka cara yang harus dilakukan, lepaskan “Pakaian” itu

Dengan menggunakan visualisasi, lihatlah “Pakaian” yang tidak terlihat itu dan lekatkan emosi yang membuat Anda tidak nyaman padanya. Perbesar rasa yang tidak nyaman tersebut dan semakin melekat dalam pakaian tersebut. Sekiranya sudah dirasa cukup, terserah Anda mau melepaskannya dengan seketika atau perlahan. Lepaskan hingga semuanya. Tanggalkan dan tinggalkan dilantai. Melangkahlah kedepan satu atau dua langkah. Perhatikan kebelakang dan lihat pakaian yang telah Anda lepaskan tertinggal di belakang Anda.

Bagaimana perasaan Anda sekarang? Ani dan Ina merasa lebih baik dan hari itu mereka sanggup melaksanakan tugasnya dengan baik. Upahnya buat saya? Mereka memberi saya 2M. Weiiiiist...

Gede banget upahnya...

Beneran, 2M=Makasih Mas.hehehe... dan itu lebih berharga.

Selamat Mencoba...





Tuesday, October 30, 2012

YOUR LIFE MANTRA


Mendengar kata mantra, saya yakin Anda memiliki persepsi yang beragam dalam menanggapinya.

Mungkin Anda berpikir bahwa hal ini berkaitan dengan hal gaib, bisa jadi Anda mengira bahwa ini adalah produk dari ilmu hitam, atau Anda telah memahami bahwa hal ini ada hubungannya dengan ilmu psikologi.

Anda yang berpikir bahwa mantra berkaitan dengan spirit (roh) ataupun segala hal yang berhubungan dengan spiritual, Anda benar. Mantra memang berhubungan dengan roh, yaitu roh pembacanya (perapalnya).

Dulu sebelum Agama menjadi populer, sebelum wahyu Tuhan diturunkan, manusia telah melakukan pencarian sosok spiritual. Saya yakin yang dituju adalah Tuhan. Dalam praktiknya, kemudian, manusia menemukan cara-cara bagaimana berhubungan dengan spiritual dirinya sendiri.

Saat Agama diturunkan dan manusia mengimaninya, Mantra masih tetap ada namun namanya berganti menjadi Doa. Perbedaan terminologi sangat penting untuk menjadi daya pembeda antara yang tidak beragama dengan yang beragama.

Apa yang Anda lakukan saat Anda dalam masalah? Saat Anda dalam kondisi tertekan? Saat Anda tidak mampu berpikir bahwa tidak ada yang dapat dilakukan tanpa seijin Tuhan? Kebanyakan dari Anda, saya yakin, berdoa.

Apa yang dilakukan doa pada diri kita?

Banyak orang tidak percaya bahwa manfaat doa dapat dijelaskan dalam ilmu pengetahuan. Banyak pula yang percaya bahwa doa adalah take it for granted sudah dari sananya demikian maka terima saja dan percaya saja bahwa doa adalah doa. Keimanan seperti itu, saya percaya, tidak ada masalah. Yang akan menjadi masalah adalah ketika seseorang berdoa kemudian tidak merasakan manfaatnya lalu ia men-generalisasikan bahwa Tuhan tidak bermanfaat bagi dirinya, dan itu mungkin yang menjadi penyebab salah satu kawan saya yang menyatakan bahwa dirinya memutuskan tidak mengikuti Tuhan manapun.

Para ilmuwan telah melakukan penelitian bagaimana doa bermanfaat bagi diri kita dan tentu akan sangat berarti dalam hidup kita.

Artikel ini tidak sedang mengajarkan Anda bagaimana berdoa tetapi memberikan kesadaran pada kita bahwa segala yang kita katakan dan kita yakini akan memengaruhi hidup kita.

Para peneliti menemukan bahwa doa mengaktifkan anterior cingulate sehingga tidak hanya Anda merasakan welas asih pada sesama dan semakin merasa dekat dengan Tuhan, tetapi juga memberikan manfaat positif bagi kesehatan Anda.

Doa juga berperan dalam mengendalikan fungsi sistem limbik, sebuah sistem dalam otak primitif manusia, yang bertanggung jawab atas emosi negatif seperti rasa takut, perasaan tertekan, dan rasa pesimis.

Secara keilmuan, masih banyak yang dapat diceritakan tentang manfaat doa yang dapat dijelaskan secara ilmiah dan biar saya ceritakan lebih jauh dalam buku saya berikutnya nanti.

Lalu bagaimana ada diantara kita tidak merasakan manfaat dari berdoa?

Dalam pelatihan yang saya berikan, saya mengajak peserta untuk menguji coba Mantra yang dibuat dalam kelas tersebut dan melihat seberapa besar dampaknya pada diri pembacanya. (Mantra;Saya tidak menyebutnya doa karena saya termasuk orang yang take it for granted tentang doa, tentu dengan pemahaman yang lebih dari waktu-waktu sebelumnya.)

Dalam dunia penjualan, para penjual profesional terkadang masih dihinggapi rasa takut, tertekan, dan pesimis sebelum mengunjungi calon pelanggan/nasabahnya. Mereka khawatir tidak berhasil mendapatkan penjualan ini. Kekhawatiran tersebut kebanyakan muncul dari persepsi penjual itu sendiri tentang calon nasabahnya. Ia khawatir calon nasabahnya tidak mendapatkan manfaat dari produk yang dibawanya, bahkan merasa terganggu dengan kehadiran penjual tersebut.

Saya meminta seorang peserta yang masih memiliki masalah tersebut ke depan untuk menunjukkan pada rekan-rekannya bagaimana mantra ini bekerja.

Saya bertanya padanya seberapa cemas dirinya terhadap calon nasabah ini. Untuk mempermudah pengukuran, saya menggunakan skala 1 sampai dengan 10. Angka 10 berarti sangat cemas sehingga sedikitpun ia tidak memiliki keberanian sedang 1 artinya ia memiliki keberanian yang cukup dengan sedikit kecemasan.

Ia mengatakan kecemasannya ada pada angka 7.

Saya minta ia untuk merapalkan dan melafalkan (membaca dengan bersuara);

SAYA DATANG UNTUK MEMBERI, BUKAN UNTUK MEMINTA.
SAYA DATANG SEBAGAI SOLUSI, BUKAN MENJADI MASALAH ANDA.

Saya memintanya untuk membaca berulang-ulang sambil memerhatikan respon tubuhnya atas apa yang ia ucapkan. Saya juga memintanya untuk memunculkan visualisasi calon nasabahnya dihadapannya. Setelah saya melihat wajahnya tidak lagi tegang, saya memintanya untuk menghentikan mantra nya kemudian bertanya, berapa angka kecemasannya?

Ia menjawab, “1 (satu)”. Matra nya telah berhasil mengendalikan sistem limbik otaknya.

Bagaimana hal tersebut bisa berhasil padanya? Saya memintanya untuk membaca dengan bersuara sehingga telinganya menerima input dari aktifitas diluar tubuhnya, otaknya akan memproses informasi tersebut dan setelah pikirannya mempercayai informasi tersebut (itu mengapa saya memintanya untuk membaca berulang-ulang), maka tubuhnya akan berubah menjadi lebih tenang dan ini akan berdampak pada perilakunya didepan calon nasabah yang ia cemaskan.

Ini mengapa, seorang yang percaya pada doa yang ia baca mendapat manfaat yang ia inginkan. Sedangkan mereka yang tidak percaya, tidak mendapatkan apa-apa selain yang ia dapat lakukan saat itu.

APA MANTRA UNTUK HIDUP ANDA?

Thursday, September 27, 2012

HIPNOSIS ATASI STAGE FRIGHT (Demam Panggung)


Anda tahu kenapa mata pelajaran Bahasa dan Matematika sepertinya menjadi fokus utama di sekolah?

Anda tahu kenapa orang yang ber IQ tinggi bekarja pada orang yang ber IQ biasa-biasa saja?

Anda tahu kenapa orang-orang yang terlihat lebih sukses lebih enak didengar dari orang-orang lainnya?

Jawabannya adalah KOMUNIKASI.

Sekolah mengajarkan Bahasa dan Logika karena kemampuan komunikasi yang baik dengan logika yang mumpuni dianggap sebagai dua kecerdasan yang tidak terpisahkan. Anak-anak dengan dua kemampuan ini dianggap anak-anak yang cerdas.

Seorang yang ber IQ tinggi seringkali berfokus pada keahliannya dan mempunyai waktu sedikit untuk memikirkan bagaimana menjadikan kemampuannya sebagai sebuah bisnis. Karena fokusnya pada bidang keahliannya, ia tidak mengembangkan kemampuan mengkomunikasikan karyanya pada orang lain. Ini mengapa orang-orang seperti ini membutuhkan orang-orang yang mampu mengkomunikasikan dan menjual karya-karyanya. Dan ini juga mengapa Profesor Riset seringkali menghadapi masalah ketika harus mengajar di kelas.

Seperti yang sudah dijelaskan di atas, orang-orang yang sukses mengembangkan kemampuan berkomunikasi yang fleksibel sehingga setiap kali menyampaikan ide pada oranglain, pendengar dapat memahami dengan baik. Dalam bisnis, orang-orang ini sangat dipercaya karena apa yang ia katakan.

NAMUN,

Masih banyak orang yang bertanya bagaimana caranya berkomunikasi yang baik. Padahal, Anda yang bertanyapun tahu bahwa sejak kecil Anda tidak pernah ada gangguan bicara dan sejak kecil juga Anda adalah orang yang normal-normal saja.

Beberapa pengamatan saya terhadap orang-orang yang merasa tidak bisa tampil didepan orang lain adalah karena STAGE FRIGHT.

Bahkan saya pernah bertemu orang yang lebih baik tidak mendapatkan pekerjaan dari pada diminta berbicara di depan umum. Setiap kali berada didepan umum dia lupa apa yang harus dikatakan. “BLANK!” Katanya

Survey mengatakan ada 3 (tiga) ketakutan yang paling bagi manusia. Dimulai dari urutan ke;
3. Takut Ular
2. Takut Mati
1......???

MANUSIA TAKUT BERBICARA DI DEPAN UMUM

Sesungguhnya, berbicara di depan umum adalah menyenangkan. Saya yakin, sekali Anda menguasai caranya, Anda akan ketagihan untuk terus berbicara karena saya juga kenal orang yang sekali sudah naik panggung, ia lupa untuk menghentikan pembicaraannya.

Tulisan ini ditujukan bagi Anda yang masih menderita DEMAM PANGGUNG dan Anda sangat tidak menikmati ini. Bagi yang sudah bisa menikmati hal ini, Anda dipersilakan untuk membagikan tulisan ini pada kawan-kawan Anda.


APA SIH DEMAM PANGGUNG ITU?

Mirip seperti demam gangguan kesehatan, badan menjadi dingin, keluar keringat, badan bergetar tidak terkendali, leher serasa tercekik, nafas tersendat dan pendek-pendek, tenggorokan kering, dan pada gejala yang cukup parah disertai dengan sakit kepala. Bagi orang dalam gejala parah, pingsan di atas panggung menjadi sebuah kemungkinan yang dapat terjadi.


APA DONG PENYEBAB DEMAM PANGGUNG?

Menurut pengalaman saya, demam panggung adalah gejala psikologi wajar yang disebabkan oleh satu hal PERCAYA DIRI. Beberapa teori menyebutkan A sampai Z tetapi saya yakin itu akan berujung pada persoalan PERCAYA DIRI.

Seorang yang percaya diri bukan berarti tidak mengalami demam panggung. Saya sebagai T.O.P Trainer|Organizer of Mindset|Public Speaker juga masih mengalami demam panggung dan beberapa pembicara yang saya kenal langsung pun masih mengalami hal yang sama. Perbedaannya dengan orang-orang yang lainnya, kami mampu mengatasi beberapa menit sebelum naik ke panggung.


SOLUSINYA?

Berarti kuncinya adalah mengelola kepercayaan diri atau yang saya sebut Self Confidence Management. Ada beberapa faktor yang membentuk kepercayaan diri dan mohon Anda membedakan antara Percaya Diri dan Nekat. Orang nekat tidak peduli dirinya siap atau tidak yang penting hajar bleeeh...

Berikut Faktor Percaya Diri atau yang sering di singkat PD dalam bentuk formula matematika agar Anda mudah mengingatnya.

PD = E + M + A + S

PD    = Percaya Diri
E       = Energi  (Semangat)
M      = Materi  (Penguasaan Materi)
A      = Alami   (Berpengalaman)
S       = Siap      (Persiapan)

Seperti yang sudah kita bahas di awal bahwa komunikasi akan mewujudkan cita-cita dan keinginan dan komunikasi membutuhkan kepercayaan diri. Saat Anda memiliki kepercayaan diri, Anda akan mendapatkan EMAS dan sebaliknya bahwa Kepercayaan diri terbuat dari EMAS.


ENERGI

Coba Anda perhatikan orang di sekitar Anda yang memiliki kemampuan komunikasi yang baik. Mereka memiliki energi yang baik. Mereka bersemangat, mereka dapat memberikan sentuhan emosi pada komunikasinya sehingga enak didengar dan pembicaraannya terasa menarik.

Energi ini juga yang kemudian membuat Anda tampak menyenangkan. Orang dengan kemampuan komunikasi yang baik malah menambahkan energi pada pendengarnya. Saat berada dalam seminar seorang motivator yang luar biasa, Anda merasakan demikian kan? Seolah baterai tubuh Anda terisi ulang.

Sebaliknya, orang dengan kemampuan komunikasi buruk malah akan menyedot energi Anda. Saat berbicara dengannya Anda selalu merasa lemas seperti ada yang baru saja menyedot tenaga Anda.

Kondisi psikologis Anda yang akan memunculkan energi ini dan kemudian energi ini yang akan menjaga kondisi psikologis Anda.

Sebetulnya untuk mendapatkan ini merupakan hal yang sederhana. Anda hanya perlu meniatkan agar kondisi psikologis Anda baik yang kemudian akan mengeluarkan energi yang baik. Inilah kekuatan niat dan itu mengapa Agama mengajarkan kita berdoa. Berdoalah.

  
SETELAH BERDOA...

Ada beberapa cara untuk menciptakan aura seorang pembicara yang hebat. Saya akan membaginya dalam dua cara. Cara yang pertama adalah VISUALISASI dan yang kedua MODELLING.

Beberapa kawan trainer yang datang pada saya dan mereka sangat khawatir dengan penampilan perdananya terbantu setelah menggunakan teknik visualisasi. Teknik ini sangat sederhana sehingga Anda hanya membutuhkan beberapa menit saja untuk melakukannya. Berikut adalah bagaimana biasanya saya memandu visualisasi orang-orang yang membutuhkan;

1. Ambil posisi nyaman. Duduk ataupun berdiri tidak menjadi soal yang terpenting Anda nyaman.

2. Atur nafas Anda, seringkali saat demam panggung nafas Anda menjadi pendek-pendek yang menyebabkan jantung Anda berdebar-debar. Tarik nafas panjang 1...2...3... tahan sebentar dan hembuskan perlahan...1...2...3... dan lakukan terus begitu.

3. Dan rasakan diri Anda menjadi lebih tenang. Saat menjadi lebih tenang, Anda boleh menutup mata dan lanjutkan sehingga semakin tenang.

4. Sekarang, gunakan imajinasi Anda. Anda berada ditempat dimana Anda seharusnya nanti berbicara. Munculkan diri Anda di tempat itu. Rasakan semangatnya, rasakan suasana ditempat tersebut, tersenyumlah karena Anda telah berada disana. Sekarang munculkan para pendengar Anda, orang-orang yang ada di hadapan Anda yang sedang duduk mendengarkan Anda berbicara. Lihatlah mereka mengangguk, tersenyum, dan mencatat poin penting yang sedang Anda bicarakan. Rasakan Semangat Anda sekarang. Ini semakin menguatkan Anda untuk lanjut berbicara dan nikmati proses ini. Setelah Anda selesai, lakukan penutup yang membuat orang-orang ini bedecak kagum dan berterimakasih pada Anda karena informasi yang Anda bawa sangat penting bagi mereka.

5. Buka mata Anda dan tarik nafas panjang sambil mengumpulkan imajinasi Anda yang baru saja Anda selesaikan dan ikut masuk kedalam pikiran Anda melalui tarikan nafas Anda.

6. Buktikan efeknya kemudian ceritakan pada saya di setiawan.andrie@gmail.com


Teknik berikutnya adalah modeling. Dalam pelatihan yang saya berikan bagi para tenaga pemasar, saya bertanya pada para peserta apakah mereka memiliki teladan dalam bidang penjualan. Biasanya mereka mengidolakan Leader mereka.

Saya kembali bertanya mengapa Leader mereka mampu mendapatkan pelanggan besar dan mereka hanya mampu mendapatkan yang kecil-kecil saja. Dan jawabannya adalah karena mereka memiliki energi dan kepercayaan diri yang berbeda.

Semakin percaya diri, semakin baik seseorang melakukan sesuatu.

Bersambung...

Wednesday, September 12, 2012

HIPNOSIS TERSELUBUNG (COVERT HYPNOSIS)

Halo sahabat pembaca setia! Bagaimana kabar Anda saat ini? Saya yakin sebagian dari Anda sedang bahagia dan sebagian lainnya Anda sedang sangat bahagia.

Dalam hidup ini kita tentu memiliki keinginan-keinginan atau bahkan sebaliknya keinginan-keinginan itu lah yang membuat kita tetap hidup. Setiap hari melakukan sesuatu, kita lakukan hal itu untuk mendapatkan yang kita inginkan. Kita bisa mendapatkannya melalui diri kita sendiri atau kita mendapatkannya dengan bantuan orang lain. Saat kita membutuhkan bantuan orang lain, kita membutuhkan KOMUNIKASI yang BERHASIL.

Dalam kelas-kelas pelatihan pada para tenaga penjual yang saya bawakan, masih sering saya mendengar ungkapan beberapa peserta seperti, “Dihipnotis aja, Pak. Biar cepet closing.” Saat saya tanya hipnotis yang seperti apa, mereka menjawab bahwa hipnotisnya seperti yang sering mereka tonton di TV. Bah, bisa gawat kalau seorang penjual melakukan itu. Alih-alih mendapatkan penjualan dengan mudah malah diteriaki sebagai tukang gendam.hehehe...

Apakah hipnosis benar-benar ada? Kata seorang ahli hipnosis itu tidak ada, yang ada hanya komunikasi. Tapi ada satu lagi yang mengatakan bahwa tidak ada komunikasi yang berhasil kecuali itu adalah hipnosis. Nah, Anda mau ikut pendapat yang mana? Bingung? Kalau begitu ikut saya saja ya...

Ini dia kalau menurut saya, Hipnosis itu adalah teknik komunikasi yang menggunakan prinsip-prinsip psikologi dan komunikasi yang berhasil bisa kita sebut hipnosis karena tanpa kita sadari saya atau Anda juga menggunakan prinsip-prinsip psikologi dalam komunikasi sehari-hari.

Lalu untuk mencapai kesepakatan dalam menjual apakah bisa menggunakan hipnosis? Bisa! Namun tentu saja bukan seperti yang Anda lihat di acara TV yang meminta subjeknya tidur dalam seketika. Kalau calon pembeli Anda tidur, Anda malah tidak bisa closing, hehehehe...

Hipnosis apa yang kemudian kita gunakan? COVERT HYPNOSIS atau hipnosis terselubung. Apakah ini kejahatan? Tergantung! Tergantung niatnya. Makanya Anda harus membaca DISCLAIMER dibawah ini.

SEGALA YANG ANDA LAKUKAN MENJADI TANGGUNG JAWAB ANDA SENDIRI. ISI TULISAN INI DITUJUKAN UNTUK KEBAIKAN. JIKA ANDA MEMAKSAKAN KEHENDAK UNTUK MENGGUNAKAN DALAM KEJAHATAN MAKA MENJADI TANGGUNG JAWAB ANDA SENDIRI JIKA SETELAH MELAKUKANNYA SEKUJUR TUBUH ANDA MENJADI GATAL-GATAL. AMIIN.

Hehehe... tentu Anda kira saya sedang bercanda. Kalau tidak percaya silakan saja dicoba.

Covert Hypnosis atau Hipnosis Terselubung sering kali dikenal dengan Conversational Hypnosis atau Hipnosis Percakapan. Dengan ilmu ini Anda hanya perlu bercakap-cakap dan calon pembeli Anda setuju dengan penawaran Anda.

Sepenuhnya calon pelanggan Anda sadar apa yang sedang terjadi. Saat ia mengambil keputusan untuk membeli dari Anda semata-mata karena Anda mampu memberikan motivasi dan inspirasi mengapa ia harus membeli dari Anda. Tentu saat Anda melakukan ini mata calon pelanggan Anda tetap terbuka alias melek.

“Anda bisa bayangkan apa yang Anda inginkan kemudian jika Anda memiliki kemampuan hipnosis percakapan ini.”

Apakah Anda harus masuk kedalam pelatihan-pelatihan yang biayanya mahal? Tidak perlu karena setiap orang sudah memiliki bakat ini. Anda hanya membutuhkan keyakinan dan kekuatan keinginan.

Pelajaran yang pertama,

Anda harus tahu bahwa komunikasi penjualan adalah membantu calon pembeli membuat keputusan yang benar dan kebenaran itu haruslah ada pada barang yang Anda jual.

Ada orang yang sudah membutuhkan produk Anda tetapi ia khawatir membuat kesalahan dalam keputusannya. Mungkin ia akan meminta pendapat orang yang ia percayai atau bahkan ia tidak pernah melakukan apapun.

“Pak Budi, saat Pak Budi memiliki produk ini, saya yakin ini juga yang diinginkan orang-orang yang Pak Budi cintai.” Skrip ini digunakan jika Pak Budi adalah eksternal dalam membuat keputusan, baca tulisan saya sebelumnya tentang Sumber Motivasi.

Pelajaran kedua,

Proses menjual juga berarti proses memotivasi calon pembeli bahwa ia dapat meraih yang ia inginkan tentu dengan bantuan Anda dan barang yang Anda jual.

“Pak Budi, Anda pasti bisa tampil Luar Biasa dihadapan ratusan orang yang akan Ada diacara rapat tahunan ini dan produk dari saya yang akan membantu Pak Budi untuk itu.”

Pelajaran ketiga,

Menjual adalah memberikan pilihan pada calon pelanggan. Apakah pelanggan perlu membeli atau tidak, apakah pelanggan akan membeli produk lain atau produk Anda. Dan Anda membantu calon pelanggan menentukan pilihan pada barang yang Anda jual.

Pelajaran keempat,

Penjual dengan keyakinannya bahwa produk yang dibawanya akan bermanfaat memengaruhi calon pelanggan. Ada tiga cara seseorang dapat Anda pengaruhi, yaitu saat ia;
  1. merasa takut pada Anda.
  2. bingung pikirannya.
  3. mengagumi Anda.

Pelajaran kelima,

Dan masih banyak pelajaran lainnya. Tentu jika saya harus menuliskan dan menjabarkan semuanya, ini bukan lagi artikel melainkan buku...hehehe... Sekarang mari kita langsung praktek....


Jika Trance adalah tentang bagaimana membuat seseorang membayangkan sesuatu yang bermanfaat baginya.

Bukan langsung kita meminta ia saat ia memiliki Asuransi tetapi membawanya pada imajinasi bagaimana Asuransi dapat bermanfaat baginya.

Bukan “Anda tentu bisa membayangkan saat Anda memiliki manfaat asuransi dari kami.” Tetapi, “Anda tentu bisa membayangkan bagaimana anak-anak Anda yang Anda cintai memiliki kepercayaan diri karena biaya pendidikan mereka sudah terlindungi.” Jika calon nasabah Anda adalah Internal, Anda dapat menambahkan, “Dan tentu Anda merasa bangga dan bahagia karenanya. Anda bisa membayangkannya, kan?”


Hukum 10%

Katakan bahwa Anda setuju padanya, “Saya setuju...” Ini adalah cara sederhana agar nantinya calon pelanggan kita juga setuju pada kita. Ini sejalan dengan prinsip Give then Take. Hampir setiap orang akan membalas kebaikan dengan kebaikan.

Bagaimana jika Anda tidak setuju dengan apa yang ia katakan, apakah Anda tetap mengatakan “Saya setuju...”? Ini dia Hukum 10%. Ketika kita menyetujui sesuatu saya yakin bahwa tentu ada hal-hal dari hal tersebut yang tidak kita setujui walau sedikit. Begitu juga saat kita tidak setuju, Anda tentu juga yakin bahwa paling tidak ada sedikit bagian dari hal tersebut yang Anda setujui, walau sedikit. Ya kan? Paling tidak ada 10% nya.

So... Anda tetap benar saat Anda mengatakan “Saya setuju...”

“Asuransi itu produk yang gak jelas... bayar terus tapi kita gak tau apa yang kita dapat. Betul kan, Pak Agen?”

Halo para agen Asuransi, saat Anda belum paham tentang asuransi saya yakin Anda juga pernah punya pemikiran itu, kan? Hayoooo...ngakuuuuuu... hehehe...

Itu mengapa Anda katakan padanya, “Saya setuju jika Pak Budi berpikir seperti itu.” Atau, “Saya setuju jika Pak Budi merasa demikian.”



Menggabungkan pemikirannya dengan pemikiran kita.

Teknik ini sangat sederhana untuk menyisip dan menyusupkan ide kita kedalam idenya. Kita membutuhkan kata penghubung. “DAN” bukan “TAPI”.

“Saya setuju jika Pak Budi merasa demikian DAN itu juga yang saya rasakan saat saya belum memahami asuransi.”

Bukan

“Saya setuju jika Pak Budi merasa demikian TAPI itu juga yang saya rasakan saat saya belum memahami asuransi.”

DAN memberikan ide bahwa kalimat pertama sejalan dengan kalimat kedua dan sebaliknya. Aku DAN kamu suka musik. Artinya Aku sama dengan Kamu menyukai musik. Kita tidak menggunakan kata TAPI dalam kalimat itu.

Kamu suka musik Rock
Aku suka musik Dangdut.

Bagaimana Anda menggabungkan dua ide di atas? Tergantung niat Anda, jika ingin membuat gap Anda dapat menggunakan kata TAPI.

“Kamu suka musik Rock TAPI aku suka musik Dangdut.” Maknanya, “aku tidak suka musik Rock”

“Kamu suka musik Rock DAN aku suka musik Dangdut.” Maknanya, “aku dan kamu sama-sama suka musik. Ketepatan memilih dan menempatkan kata DAN akan sangat memengaruhi besar kecilnya penghasilan Anda.


Mendefinisikan ulang ide

 Banyak orang yang berpikir bahwa mendiskusikan asuransi jiwa sama artinya dengan mendiskusikan ide tentang kematian. Hampir semua orang saya yakin akan menjawab tidak siap jika ditanya tentang kematian. Iden ini sudah berlaku selama turun temurun dan butuh pendidikan masyarakat karena, tentu Anda setuju, ketidak pastian hidup tentu membutuhkan jaminan.
“Asuransi adalah bukan karena seseorang harus meninggal dunia, Asuransi adalah karena ada orang-orang yang Anda cintai harus tetap hidup.”

Lalu gabungkan dengan pelajaran sebelumnya...

“Saya yakin Anda setuju saat saya bilang Anda mencinta keluarga Anda DAN tentu Anda dapat membayangkan bagaimana orang-orang yang Anda cintai merasakan bahagia karena setiap keputusan yang Anda buat.”

“Keputusan hari ini tidak dapat dibuat kemarin dan esok adalah tergantung dengan apa yang Anda putuskan hari ini.”

Ingin sekali saya membagi semua pengetahuan dan keterampilan saya dalam hal ini dan tentu harapan saya ini dapat menjadi manfaat bagi Anda para pembaca. Sampai bertemu lagi dalam tulisan saya selanjutnya.


Andrie Setiawan, T. O. P.
Trainer|Organizer of Mindset|Public Speaker


Saturday, September 8, 2012

JADILAH SEPERTI YANG ANDA INGINKAN.


Pernah dengar ungkapan, “Bukan salah Anda ketika Anda terlahir miskin tapi pasti salah Anda jika Anda mati dalam keadaan miskin.”


Tapi apakah di antara kita ada yang bercita-cita untuk tetap miskin? Saya kira 99% tidak ada yang menginginkan konsistensi dalam kemiskinan.

Suatu hari seorang pejalan kaki penasaran melihat seorang pengemis tua yang setiap hari pada jam yang sama dengan cara meminta yang sama dan di tempat yang sama di sebuah trotoar yang ia selalu lewati dalam perjalanan menuju kantornya.

Tak tahan dengan rasa penasarannya ia pun bertanya pada pengemis tua itu, “Bapak tiap hari mengemis disini?”

“Iya mas”, jawab pengemis itu tegas. “Sejak kapan bapak mengemis?” Susul pemuda pejalan kaki itu.

“Wah saya ngemis sudah belasan tahun, mas. Bahkan sekarang anak pertama saya sudah di ITB, anak kedua di UGM Yogyakarta, dan anak ketiga saya di UNPAD Bandung.” Jawab pengemis tua tersebut diiringi dengan senyum.

Sontak pejalan kaki itu tersentak mendengar jawaban pengemis tua tersebut, “Luar Biasa hebat sekali, dari hasil mengemis bapak mampu menyekolahkan tiga anak bapak di univesitas besar dan terkenal?”

“Nggak kok, mas. Mereka disana juga sama kayak saya... ngemis juga.” Tutup pak pengemis. J

Miskin atau kaya memang tidak dipungkiri merupakan hasil dari usaha dan beberapa faktor lainnya tapi yang sering terlupa adalah bahwa menjadi miskin atau kaya adalah dampak dari Program pikiran yang kita buat untuk diri kita baik disadari atau tidak.

Miskin atau kaya bergantung pada mentalnya. Apakah Anda bermental kaya atau sebaliknya bermental miskin. Dengan kata lain, Mindset nya sudah dibuat sebelum miskin atau kaya ini mengelilingi kita.

Anda yang bermental kaya bagaikan sebuah wadah yang besarnya tidak terbatas dan siap menampung kekayaan yang diberikan Tuhan pada Anda dan sebaliknya Anda yang bermental miskin, Anda adalah wadah yang kecil dan sangat terbatas. Jangankan menerima kekayaan Tuhan, bahkan bayangan tentang menjadi kaya saja tidak cukup dapat Anda tampung. Ini yang sering diteriakkan orang-orang bermental miskin, “Yah kita mah orang miskin, mas. Gak bisa ngapa-ngapain lagi, tetep aja miskin.
Anda paham kan maksud saya? Orang yang bermental miskin membatasi kekayaan yang Tuhan berikan. Ingat, sahabat... jika Anda percaya Tuhan Maha Pengasih tentu Anda juga percaya bahwa Tuhan pasti memberikan apa pun yang diinginkan hamba Nya.”

Ayah saya SD saja tidak lulus, dan kata Beliau keluarga sebelumnya juga tidak ada yang bersekolah tinggi. Walau tidak miskin, keluarga ayah saya hidup dalam kondisi sangat sederhana. Namun saya yakin bahwa kita lah yang menentukan hidup kita maka Tuhan lah yang mengabulkan. Saya telah menamatkan S2 saya dengan sangat baik dan masih punya keinginan untuk melanjutkan S3. Hidup saya sekeluarga yang cukup dengan kebahagiaan saya berbagi dan mengispirasi puluhan bahkan ratusan ribu orang hingga saat ini.

Saat Anda merasa tidak mendapat yang Anda inginkan, jelas ini bukan salah Ibu Anda yang melahirkan atau Ayah Anda yang menikahinya. Ini juga bukan salah Anda karena Anda baru saja mengetahui bahwa Anda lah yang memutuskan apa yang Anda inginkan.

Jika Anda memiliki mimpi, sudah barang tentu Anda dapat mewujudkan mimpi tersebut. Saya sering menegur peserta pelatihan saya yang menggunakan kata gagal dalam usahanya.

Jika kita menginginkan sesuatu namun kita lebih dulu meninggal dunia sebelum dapat mewujudkannya, kita tidak gagal. Kita hanya butuh waktu lebih lama untuk mencapai kesuksesan. Apa boleh buat, Tuhan terlanjur sayang pada kita sehingga kita dipanggil lebih cepat. Gagal adalah ketika kita masih memiliki waktu namun kita berhenti untuk mendapatkan yang kita inginkan. Ini mengapa untuk sukses kita selalu diajarkan untuk FOCUS walau kita sering kali tidak paham apa maksudnya.

FOCUS = Follow One Course Until Success (Tekuni saja satu tujuan sampai Anda sukses).

Tidak jarang kita beralih pada tujuan yang lain padahal Anda hampir saja mendapatkan yang Anda inginkan. Parahnya lagi, Anda sudah lupa tujuan Anda padahal Anda sedang mendapatkan apa yang Anda inginkan dulu.

Dalam sebuah acara yang salah satu agendanya adalah pengundian doorprize, saya mengajak anak saya – Irfan – untuk mengambil undian yang seharusnya saya lakukan sendiri. Sebelum mengambil undian kami melakukan visualisasi dan menjadi magnet bagi hadiah-hadiah yang disediakan.

Dalam hitungan detik Irfan mengambil kertas undiannya, lalu oleh panitia gulungan kertas undian dibuka kemudian kami melihat didalamnya tertulis Micro SD 4GB.

Tidak terlihat kebahagiaan di wajah Irfan yang sesaat kemudian ia berkata, “Tangan Irfan gak beruntung, Pak.”

Dia lupa bahwa beberapa hari sebelumnya ia pernah meminta pada saya untuk membelikan Micro SD untuk telepon selularnya agar ia dapat mengunduh permainan lebih banyak. Dan ia lupa pada keinginannya padahal ia sedang mendapatkannya.

Segera saya mengingatkan apa yang pernah dia inginkan dan mengajaknya untuk melihat bahwa banyak orang lain yang tidak mendapatkan undian. Beruntung atau tidak adalah bergantung pada seberapa cerdas kamu bersyukur, sukses atau tidak adalah bergantung seberapa lama kamu bertahan dalam berproses menuju yang kamu inginkan.


Andrie Setiawan, TOP
Trainer|Organizer of Mindset|Public Speaker
www.andrie-setiawan.blogspot.com

Sunday, September 2, 2012

KATAKAN, “SELAMAT ULANG TAHUUUUUN”!





Beberapa hari lalu saya berkesempatan memberikan pelatihan tentang perencanaan keuangan di kota Makassar, kota dengan kuliner lezat dan saya sempat menikmati coto, konro, palu basa dan yang tak kalah penting adalah krispinya mi Titi.

Walau temanya adalah perencanaan keuangan, tapi tetap saja saya senang untuk meng explore materi keuangan yang nota bene eksakta digabung dengan ilmu teknologi pikiran.

Kami belajar bahwa berapa lama konsentrasi orang normal terhadap sesuatu dapat diukur dari usianya. Artinya jika usianya 30 tahun, seseorang  dapat berkonsentrasi pada sesuatu secara terus menerus selama 30 menit. Pengetahuan ini bermanfaat buat pada pembicara, pelatih, pengajar termasuk guru, penjual termasuk agen asuransi dan MLM, dan tak terkecuali presiden.

Dan seharusnya Pak Presiden sudah mengetahui ilmu ini sebelum memberikan pidato dalam penutupan Hari Anak Nasional. Kala itu, Pak Presiden menegur pendengarnya yang anak-anak karena tertidur. Ingatlah pembaca, Umur otak sama dengan Lama konsentrasi. Kalau anak tersebut berusia 11 tahun, maka ia hanya mampu berkonsentrasi terus menerus selama 11 menit.

Lalu apa yang harus dilakukan Pak Presiden setelah 11 menit, apa yang harus dilakukan para dosen, apa yang harus dilakukan pembicara dan apa juga yang harus dilakukan agen asuransi setelah beberapa menit yang sama dengan usia calon nasabahnya?

BREAK THE STATE!

Yupe, ganti situasinya. Dalam dunia pendidikan kita bisa menggunakan energizer atau sekedar evaluasi yang berfungsi untuk me- refresh otak peserta didik yang saya sebut BrainTask©. Para ahli bidang pendidikan menyarankan bahwa aktifitas haruslah berhubungan dengan materi pemelajaran dan saya telah mencoba yang berbeda dengan melakukan sesuatu yang tidak berhubungan dengan materinya.

Ketika jumlah menit presentasi saya sudah mencapai angka usia otak rata-rata peserta pelatihan saya, saya meminta mereka... baik bapak dan ibu silakan beri senyuman yang paling manis yang Anda miliki pada orang-orang di depan, di belakang, di kanan dan di kiri dan katakan SELAMAT ULANG TAHUUUUN!” Mereka melakukannya dengan meriah.

Mengapa kalimat ini yang saya pilih? Mungkin itu yang sampai saat ini yang masih menjadi pertanyaan Anda. Para pembaca setia, ini karena saya yakin bahwa hari ulang tahun adalah hari yang kita lewati dengan perasaan yang berbeda dibandingkan hari-hari biasanya, tidak peduli apakah Anda merayakannya dengan keluarga, kerabat, dan teman-teman atau tidak. Kebanyakan dari kita berperasaan lebih bahagia dan dengan mengucapkan SELAMAT ULANG TAHUN serta menerima kalimat ini kita bisa sama-sama kembali pada hari dimana kita berulang tahun dan kembali merasakan bahagianya.
Kepada agen-agen asuransi yang saya latih di Makassar beberapa hari lalu, saya mengatakan bahwa kalimat ini dapat mengembalikan kesegaran dan kebahagiaan menikmati aktifitas mereka terutama saat ditolak calon nasabah (hehehe...tenang bapak ibu, karena orang Indonesia jumlahnya ratusan juta), mereka bisa mengatakan kalimat ini didepan cermin melihat diri mereka sendiri... SELAMAT ULANG TAHUUUUN!

Wednesday, August 8, 2012

SUMBER MOTIVASI (Covert Hypnosis)


Kemarin pagi, seorang teman yang juga trainer, datang ke meja saya dan meminta saya memberikan pandangan tentang materi training yang akan dibawakannya pagi itu juga. Senang rasanya bisa menjadi referensi teman-teman dan kolega, bukan karena merasa dibutuhkan tetapi karena dengan memberikan pandangan dan arahan bagi teman-teman sejawat malah memberikan saya pandagan dan bahkan ide-ide baru. Ini lah kekuatan The more you give, the more you get.

Nah, diskusi saya dengan teman saya itu akan saya bagi disini. Mana tahu ini bermanfaat bagi Anda-pembaca, jelasnya bagi saya ini juga untuk mengisi waktu saya menunggu jemputan Si Perkasa Garuda menuju Yogyakarta.

Kembali ke percakapan antara saya dan teman saya tadi, materi yang akan ia bawakan adalah tentang profesionalisme bagi para perencana keuangan berbasis risiko. Ia meminta pendapat saya bagaimana saya memberikan materi tersebut.

Pembaca, tentu Anda sudah paham bahwa Profesional bukan hanya sebatas seberapa baik seseorang melakukan pekerjaannya tetapi lebih dari itu. Dalam era komunikasi seperti saat ini, semua berita dan informasi dapat dengan mudah dikirim dan diterima setiap orang sehingga seorang profesional tidak hanya harus memahami bidang pekerjaannya saja tetapi juga hal-hal lain yang ikut mendukung pekerjaannya sehingga ia menjadi lebih baik dari orang lain dalam profesi yang sama.

Seorang profesional sudah memulai nilai-nilai profesionalisme sebelum ia melakukan pekerjaannya. Yang pertama sekali adalah dimulai dari pikirannya. Seorang profesional harus berpikir seperti seorang profesional dan ia menyadari bahwa dirinya adalah profesional. Yang kedua, seorang profesional harus tampil dan terlihat profesional. Yang dimaksud dengan penampilan disini adalah penampilan fisiknya, dimulai bagaimana ia berpakaian sampai ia menggunakan senyumannya. Dalam tahap ini, ia juga harus memiliki kemampuan memotivasi diri sendiri.

Tahap berikutnya adalah profesional dalam tindakan. Tahapan ini adalah tahapan teknis yang membedakan sebuah profesi dengan profesi lainnya. Seorang pengacara melakukan hal yang berbeda dibandingkan seorang dokter, seorang dokter akan berbeda dengan seorang agen asuransi, dan seterusnya.

Tahapan terakhir adalah tahapan yang mungkin tidak memerlukan banyak usaha karena tahap ini merupakan hasil dari usaha-usaha Anda. Klien Anda yang akan menilai apakah Anda dapat dipercaya sebagai profesional atau tidak, dan itu terjadi dalam tahap ini.
Seorang agen asuransi bukan hanya perlu memahami produk-produk asuransi dan membuat perencanaan keuangan berbasis risiko bagi para nasabahnya, tetapi ia juga harus mampu mengkomunikasikannya dengan para kliennya.

Anda yang telah membaca tulisan saya sebelumnya tentu mengerti bahwa menjual adalah persoalan memotivasi. Setiap hari, tanpa kita sadari pun, banyak yang sudah kita jual. Artinya juga kita sudah melakukan banyak usaha untuk memotivasi. Lihatlah orang-orang disekitar kita dan jawab pertanyaan saya, apakah mereka lebih menyukai orang yang memperkuat motivasi mereka atau malah meruntuhkannya dengan curhatan negatif dan keluhan-keluhan yang mungkin Anda juga sering dengar?

Anda yang pandai membangkitkan semangat orang lain akan menjadi “magnet” bagi orang-orang itu dan bukan tidak mungkin bahwa segala kebaikan pun akan tertarik oleh magnet diri Anda.  

Dalam tulisan lalu, Anda sudah belajar bagaimana mengetahui arah motivasi orang lain dengan menanyakan kriteria dari sebuah konteks dan bertanya alasan-alasan mengapa kriteria tersebut penting baginya.

Seorang agen asuransi dapat bertanya tentang konteks-konteks yang berkaitan dengan manfaat asuransi, misalnya tentang keluarga, pendidikan anak, investasi masa depan, dan beberapa hal lainnya.

Agen: Pak Ali, apa yang Anda inginkan dari sebuah pendidikan bagi anak-anak Pak Ali?

Ali : Yang bonafid, bagus, dan berwawasan internasional (Kriteria).

Agen: Mengapa bonafid, bagus, dan berwawasan internasional, penting buat Pak Ali?

Ali : Saya ingin anak saya menjadi anak yang cerdas.

Agen: Mengapa hal itu penting bagi Pak Ali?

Ali: Supaya ia bisa menyesuaikan diri dengan kondisi sekitarnya dan dia bisa berhasil dalam hidupnya.

Agen : Mengapa hal tersbut juga penting bagi Pak Ali?

Ali : Karena saya akan merasa bangga karenanya.

Setelah agen menyanyakan kriteria, agen menanyakan alasan-alasan mengapa Ali memilih kriteria tersebut untuk mengetahui arah motivasinya. Dari tiga jawaban Ali yang terakhir, semuanya menunjukkan bahwa Ali berorientasi untuk mencapai sesuatu dan bukan sedang menghindari sesuatu. Dalam konteks ini, arah motivasi Ali adalah MENDEKATI dan motivasi yang seharusnya diberikan agen juga yang sejalan dengan arah motivasinya.
“Pak Ali, ketika Pak Ali memiliki asuransi ini, Pak Ali sedang memastikan tujuan-tujuan Pak Ali akan tercapai. Jaminan biaya pendidikan yang memastikan anak Pak Ali bersekolah di tempat yang bonafid, bagus, dan berwawasan internasional, yang akan membuat anak Pak Ali cerdas dan mampu menyesuaikan dirinya dengan segala kondisi yang ada sehingga keberhasilan demi keberhasilan dicapai anak Pak Ali dan saat itulah kebanggaan yang luar biasa Pak Ali rasakan.”

“Pak Ali, ketika Pak Ali memiliki asuransi ini, Pak Ali akan terhindar dari bencana-bencana keuangan yang tidak terduga ketika Pak Ali tidak ada dan hilanglah kepastian pendidikan anak Pak Ali. Saat itu Pak Ali kehilangan kebanggaan yang diidam-idamkan.”

Perhatikan dua kalimat di atas. Jika Anda adalah Pak Ali, kalimat mana yang akan memotivasi Anda? Ya, saya setuju Anda menjawab kalimat pertama karena kalimat tersebut berorientasi MENDEKATI pada tujuan sedangkan kalimat ke dua MENJAUHI hal-hal yang akan menggagalkannya. Saat pikiran nasabah dipenuhi hal-hal yang MENDEKATI, pikiran akan menjadi bingung jika Anda memotivasinya dengan MENJAUHI.

Saat ini yang perlu ia dengarkan dari Anda adalah Anda memiliki pikiran yang selaras dengan calon nasabah Anda. Setelah merasa bahwa Anda memiliki pikiran yang sama dengan calon nasabah Anda, tanpa ia sadari Anda dapat dengan mudah mengarahkan pikirannya pada pikiran Anda. Ini yang dinamakan Covert Hypnosis atau Hipnosis Terselubung.

Mengetahui Arah Motivasinya saja belum cukup, maka dari itu biarkan saya memberi Anda satu hal lagi yang penting untuk melengkapi proses memotivasi calon nasabah Anda yaitu dengan mengetahui SUMBER MOTIVASI nya.

Ada orang-orang yang termotivasi karena dirinya sendiri dan lainnya termotivasi karena orang lain atau sumber daya diluar dirinya. Orang yang termotivasi oleh dirinya sendiri kita sebut INTERNAL dan sebaliknya kita menyebut orang yang termotivasi dengan sumberdaya diluar dirinya sebagai EKSTERNAL.

Bertanyalah pada Pak Ali pertanyaan ini, dan Anda akan mendapatinya Internal atau Eksternal;

“Pak Ali, bagaimana Pak Ali tahu bahwa Pak Ali sudah melakukan pekerjaan Pak Ali dengan benar?”

Pak Ali adalah Internal jika ia menjawab, “Saya tahu saya sudah melakukannya dengan baik jika saya puas dengan pekerjaan saya.”

Lihatlah jawaban itu, Pak Ali berorientasi pada dirinya sendiri dengan mengatakan saya puas. Bandingkan dengan yang berikut ini;

“Saya tahu ketika atasan saya mengatakan hal tersebut dan tentu ketika saya dapat melihat ia tersenyum setelah mengevaluasi pekerjaan saya.”

Jawaban diatas berorientasi pada orang lain yaitu atasan Pak Ali. Jawaban ini memberitahu kita bahwa Pak Ali adalah Eksternal dalam konteks ini.

Sebagai agen asuransi, Anda harus mencari konteks lain untuk memastikan bahwa Pak Ali dalam banyak konteks adalah Eksternal. Karena asuransi jiwa dekat dengan konteks keluarga, Anda dapat bertanya, “Bagaimana Pak Ali tahu bahwa Pak Ali sudah melakukan yang terbaik bagi keluarga Pak Ali?”

Dan sekarang tebak, jika Pak Ali menjawab,

“Saya tahu karena saya memiliki perencanaan dan jika sudah sesuai dengan yang saya rencanakan, saya yakin itulah yang terbaik yang saya lakukan.”

Apakah Pak Ali Internal atau Eksternal?.... Ya saya setuju INTERNAL.

Jika Pak Ali menjawab,

“Jika anak saya tidak protes dengan yang saya berikan, itu artinya saya sudah melakukannya.”

Pak Ali adalah Eksternal.

Setelah mengetahui apa SUMBER MOTIVASInya, Anda dapat menambahkan kalimat motivasi pertama yaitu tentang ARAH MOTIVASI dengan kalimat motivasi tentang SUMBER MOTIVASI yang sudah disesuaikan dengan kondisi.

Demikianlah salah satu hal yang harus kita ketahui tentang profesionalisme, yaitu tahu dan terampil cara mengkomunikasikan ide-ide yang kita jual atau berikan pada klien kita. Semoga bermanfaat dan sukses selalu bagi Anda para pembaca yang terhormat.