Mendengar kata mantra, saya yakin Anda
memiliki persepsi yang beragam dalam menanggapinya.
Mungkin Anda berpikir bahwa hal ini
berkaitan dengan hal gaib, bisa jadi Anda mengira bahwa ini adalah produk dari
ilmu hitam, atau Anda telah memahami bahwa hal ini ada hubungannya dengan ilmu
psikologi.
Anda yang berpikir bahwa mantra berkaitan
dengan spirit (roh) ataupun segala hal yang berhubungan dengan spiritual, Anda
benar. Mantra memang berhubungan dengan roh, yaitu roh pembacanya (perapalnya).
Dulu sebelum Agama menjadi populer,
sebelum wahyu Tuhan diturunkan, manusia telah melakukan pencarian sosok
spiritual. Saya yakin yang dituju adalah Tuhan. Dalam praktiknya, kemudian,
manusia menemukan cara-cara bagaimana berhubungan dengan spiritual dirinya
sendiri.
Saat Agama diturunkan dan manusia
mengimaninya, Mantra masih tetap ada namun namanya berganti menjadi Doa.
Perbedaan terminologi sangat penting untuk menjadi daya pembeda antara yang
tidak beragama dengan yang beragama.
Apa yang Anda lakukan saat Anda dalam
masalah? Saat Anda dalam kondisi tertekan? Saat Anda tidak mampu berpikir bahwa
tidak ada yang dapat dilakukan tanpa seijin Tuhan? Kebanyakan dari Anda, saya
yakin, berdoa.
Apa yang dilakukan doa pada diri kita?
Banyak orang tidak percaya bahwa manfaat
doa dapat dijelaskan dalam ilmu pengetahuan. Banyak pula yang percaya bahwa doa
adalah take it for granted sudah dari sananya demikian
maka terima saja dan percaya saja bahwa doa adalah doa. Keimanan seperti itu,
saya percaya, tidak ada masalah. Yang akan menjadi masalah adalah ketika
seseorang berdoa kemudian tidak merasakan manfaatnya lalu ia
men-generalisasikan bahwa Tuhan tidak bermanfaat bagi dirinya, dan itu mungkin
yang menjadi penyebab salah satu kawan saya yang menyatakan bahwa dirinya
memutuskan tidak mengikuti Tuhan manapun.
Para ilmuwan telah melakukan penelitian
bagaimana doa bermanfaat bagi diri kita dan tentu akan sangat berarti dalam
hidup kita.
Artikel ini tidak sedang mengajarkan Anda
bagaimana berdoa tetapi memberikan kesadaran pada kita bahwa segala yang kita
katakan dan kita yakini akan memengaruhi hidup kita.
Para peneliti menemukan bahwa doa
mengaktifkan anterior cingulate sehingga tidak hanya Anda merasakan
welas asih pada sesama dan semakin merasa dekat dengan Tuhan, tetapi juga
memberikan manfaat positif bagi kesehatan Anda.
Doa juga berperan dalam mengendalikan
fungsi sistem limbik, sebuah sistem dalam otak primitif manusia, yang
bertanggung jawab atas emosi negatif seperti rasa takut, perasaan tertekan, dan
rasa pesimis.
Secara keilmuan, masih banyak yang dapat
diceritakan tentang manfaat doa yang dapat dijelaskan secara ilmiah dan biar
saya ceritakan lebih jauh dalam buku saya berikutnya nanti.
Lalu bagaimana ada diantara kita tidak
merasakan manfaat dari berdoa?
Dalam pelatihan yang saya berikan, saya
mengajak peserta untuk menguji coba Mantra yang dibuat dalam kelas
tersebut dan melihat seberapa besar dampaknya pada diri pembacanya. (Mantra;Saya
tidak menyebutnya doa karena saya termasuk orang yang take it for granted
tentang doa, tentu dengan pemahaman yang lebih dari waktu-waktu sebelumnya.)
Dalam dunia penjualan, para penjual
profesional terkadang masih dihinggapi rasa takut, tertekan, dan pesimis
sebelum mengunjungi calon pelanggan/nasabahnya. Mereka khawatir tidak berhasil
mendapatkan penjualan ini. Kekhawatiran tersebut kebanyakan muncul dari
persepsi penjual itu sendiri tentang calon nasabahnya. Ia khawatir calon
nasabahnya tidak mendapatkan manfaat dari produk yang dibawanya, bahkan merasa
terganggu dengan kehadiran penjual tersebut.
Saya meminta seorang peserta yang masih
memiliki masalah tersebut ke depan untuk menunjukkan pada rekan-rekannya
bagaimana mantra ini bekerja.
Saya bertanya padanya seberapa cemas
dirinya terhadap calon nasabah ini. Untuk mempermudah pengukuran, saya
menggunakan skala 1 sampai dengan 10. Angka 10 berarti sangat cemas sehingga
sedikitpun ia tidak memiliki keberanian sedang 1 artinya ia memiliki keberanian
yang cukup dengan sedikit kecemasan.
Ia mengatakan kecemasannya ada pada angka
7.
Saya minta ia untuk merapalkan dan
melafalkan (membaca dengan bersuara);
SAYA DATANG UNTUK MEMBERI, BUKAN UNTUK
MEMINTA.
SAYA DATANG SEBAGAI SOLUSI, BUKAN MENJADI
MASALAH ANDA.
Saya memintanya untuk membaca
berulang-ulang sambil memerhatikan respon tubuhnya atas apa yang ia ucapkan.
Saya juga memintanya untuk memunculkan visualisasi calon nasabahnya
dihadapannya. Setelah saya melihat wajahnya tidak lagi tegang, saya memintanya
untuk menghentikan mantra nya kemudian bertanya, berapa angka kecemasannya?
Ia menjawab, “1 (satu)”. Matra nya
telah berhasil mengendalikan sistem limbik otaknya.
Bagaimana hal tersebut bisa berhasil
padanya? Saya memintanya untuk membaca dengan bersuara sehingga telinganya
menerima input dari aktifitas diluar tubuhnya, otaknya akan memproses
informasi tersebut dan setelah pikirannya mempercayai informasi tersebut (itu
mengapa saya memintanya untuk membaca berulang-ulang), maka tubuhnya akan
berubah menjadi lebih tenang dan ini akan berdampak pada perilakunya didepan
calon nasabah yang ia cemaskan.
Ini mengapa, seorang yang percaya pada doa
yang ia baca mendapat manfaat yang ia inginkan. Sedangkan mereka yang tidak
percaya, tidak mendapatkan apa-apa selain yang ia dapat lakukan saat itu.
APA MANTRA UNTUK HIDUP ANDA?