Memperhatikan lingkungan
disekitar saya, membuat saya ingin menulis tentang hal ini. Ada orang yang di
meja kerjanya memasang tulisan "Jangan Mangeluh" tapi masih tetap
mengeluh, ada pula yang berharap penghasilan besar dengan melakukan hanya
hal-hal yang kecil-kecil saja. Ada yang mengeluarkan energi besar tapi lebih
mementingkan hal tersebut dilihat orang lain dari pada menjaga kualitas hasil,
dan juga ada yang tidak sabar melompat ingin menjadi pemimpin padahal belum
pernah menjadi pengikut yang baik. Contoh lain yang lebih buruk lagi adalah
cerita tentang seorang guru yang sering terlambat, jangankan untuk
mempersiapkan materi ajar, untuk mencuci muka dari debu jalan pun ia tidak
sempat.
Bayangkan Anda adalah pemimpin
mereka, beri mereka teguran, kira-kira apa yang menjadi alasan mengapa mereka
masih mempertahankan hal-hal tersebut? Biasanya, terucap atau tidak, mereka
merasa hal tersebut sepadan dengan bayaran yang mereka terima. "Ah... Saya
kan Cuma Dibayar Murah", kira-kira itu yang dikatakan pikirannya.
Ada kebingungan (bias) dalam
jawaban itu. Bayaran rendah yang kita terima MENYEBABKAN performa kerja kita
yang buruk atau sebaliknya, performa kerja kita yang buruk akan MENYEBABKAN
bayaran rendah yang kita peroleh?
Saya tidak pernah berhenti
belajar tentang hukum sebab dan akibat, gaya tarik menarik dan gravitasi, serta
hukum tolak menolak yang sudah sejak lama ditemukan para ahli seperti Isaac
Newton dan Archimedes. Walaupun kehidupan tidak masuk dalam pelajaran yang
bersifat eksakta (ilmu pasti) namun hukum-hukum itu berlaku dalam kehidupan.
"Lho? Itu artinya kehidupan kita juga bersifat pasti dong?" Saya
tidak bilang begitu tapi Brian Tracy mengatakan bahwa prestasi dapat
diprediksi. Apa yang Anda inginkan harus sesuai dengan apa yang Anda lakukan
untuk mencapainya.
Pelajaran menulis dan mengarang yang
diajarkan disekolah selalu menuntut agar kita memulainya dari pembukaan,
kemudian masuk ke bagian isi, lalu penutup. Ini yang menyebabkan para calon
sarjana merasa tertekan saat harus menulis skripsi. Saat saya harus melalui
proses skripsi dan tesis, saya merasa hal tersebut sangat menyenangkan. Saya
tidak memulai dari awal, saya langsung berpikir bagaimana akhirnya. Saya
membayangkan apa yang menyenangkan untuk dibaca dalam skripsi dan tesis saya,
bagaimana orang-orang yang membacanya akan mendapatkan manfaat dari tulisan
saya, setelah saya dapat idenya lalu saya mencari tahu ilmu apa saja yang
menantang dalam penulisan skripsi dan tesis. Saya menemukan hal ini adalah mata
kuliah statistik dan metode penelitian, dibagian inilah mahasiswa harus bolak balik
menemui pembimbingnya. Saya memelajari ilmu itu dengan teliti dan mendapatkan
esensi filosofinya. Statistik dan metodologi penelitian menjadi mata kuliah
yang menyenangkan sementara banyak teman tidak menyukainya. Terakhir, barulah
saya memikirkan judul yang disusul dengan proses penulisan. Pada saat diuji,
saya dapat menunjukkan pemahaman atas apa yang saya tulis, itu artinya para
penguji harus ikhlas memberi saya nilai "A".
Apa hubungan skripsi dan tesis
dengan pekerjaan saya yang dibayar murah? Begitulah kira-kira pertanyaan
pembaca yang mulai tidak sabar untuk mendapatkan manfaat tulisan ini.
Sahabat-sahabatku yang baik,
masing-masing dari kita adalah PENULIS kehidupan diri sendiri. Banyak dari kita
yang ingin memulainya dengan sangat mewah dan istimewa namun kemudian kita
tidak tahu apa yang harus dilakukan selanjutnya. Sama seperti sebuah tulisan
kehidupan, Anda ingin memiliki judul yang luarbiasa bagus, namun Anda belum
tahu apa yang akan Anda tulis. Saya sering memerhatikan bagaimana sebuah acara
resepsi pernikahan digelar dengan sangat mewah dan menghabiskan banyak biaya
namun kehidupan selanjutnya malah tidak seindah dan semewah resepsinya. Mereka
adalah yang hanya mementingkan judul dari pada akhir yang baik.
Pekerjaan kita adalah bagian dari
tulisan kehidupan kita. Sebuah artikel kecil yang melengkapi seluruh tulisan
kehidupan kita yang selalu ingin berakhir dengan bahagia. Maka dari itu,
pikirkanlah sejak awal bagaimana akhirnya nanti. Siapapun dan apapun
pekerjaannya, Anda dapat bertanya; HASIL AKHIR APA YANG SAYA INGINKAN TERJADI
PADA DIRI SAYA SEBAGAI SEORANG....(sebutkan pekerjaan Anda)?
Lalu pikirkan hal-hal apa saja
yang harus dilakukan untuk mencapainya. Apakah Anda telah menguasai hal-hal
tersebut? Jika belum, pelajari dan praktikkan sampai ahli. Lalu lakukanlah dan
akhirnya tunggu hasilnya dengan sabar.
Anda semua selalu memiliki
potensi yang dapat membantu diri sendiri untuk sukses sesuai keinginan Anda
masing-masing. Potensi yang tidak terlihat itu bagaikan mutiara dalam lumpur.
Memang, mutiara tetaplah mutiara yang harganya mahal, namun jika itu terpendam
dalam lumpur yang dalam maka tak satupun yang melihat Anda untuk diambil dan
menjadi manfaat. Anda harus terlihat (Stand Up), kemudian tunjukkan kemampuan
Anda beserta hasilnya (Speak Up), dan Anda akan diperhitungkan (Be Counted)
Lalu, terakhir, apa akar kebaikan
dari semua itu? DISIPLIN POSITIF, Nasib baik adalah hasil dari karakter yang
baik efek dari kebiasaan baik. Untuk menjadi kebiasaan, hal-hal positif harus
dilakukan secara disiplin. Musuh dan akar kejahatan nomor wahid dalam kehidupan
kita adalah DISIPLIN NEGATIF, terbiasa malas adalah hasil dari displin juga.
Biasa mengeluh juga hasil disiplin. Biasa datang terlambat mutlak hasil
disiplin, dan biasa mendapatkan bayaran kecil juga hasil disiplin.
Masih mengeluhkan pendapatan
kecil? Mungkin Anda harus mengubah disiplin bersyukur Anda lalu bertindaklah.
Saya berdoa semoga dengan seketika penghasilan Anda berubah menjadi besar.
Amiiiin.... Namun pertanyaannya sudah siapkah kita menerima bayaran yang sangat
besar dengan disiplin penghasilan kecil yang kita miliki. Kalau begitu saya ubah
doanya, Ya Tuhan tahanlah rejeki kami
sampai kami pantas menerima rejekiMu yang lebih besar.