Certified Instructors-Indonesian Board of Hypnotherapy

Saturday, December 19, 2015

Seri Psikologi Organisasi: BELAJAR BERORGANISASI DARI KEHIDUPAN KELUARGA

Hampir setiap orang paham bahwa definisi organisasi adalah kumpulan beberapa orang yang memiliki kesamaan-kesamaan dan karena kesamaan tersebut mereka sengaja menghimpun dirinya dalam satu wadah. Sudah sewajarnya, yang namanya kumpulan mesti memiliki struktur, paling tidak sedikitnya ada dua tingkatan dalam struktur tersebut, yaitu ada pemimpin dan ada pengikut.
 
Saya secara awam memandang organisasi ini dalam dua bentuk yaitu informal dan formal. Anda tentu sudah tahu bahwa organisasi pecinta hobi tertentu merupakan salah satunya. Sama-sama naik Suzuki Ertiga, kemudia mereka membentuk kumpulan Ertiga Club, misalnya. Sama-sama pecinta pesawat mainan, kemudian mereka juga membentuk perkumpulannya. Dalam organisasi macam ini, seseorang dapat dengan mudah dating dan pergi, berbeda halnya dengan organisasi yang formal. Pernikahan merupakan salah satu organisasi formal. Organisasi ini dalam pengukuhannya bukan hanya disaksikan oleh orang yang berkepentingan tapi juga banyak pihak. Ada nya pencatatan pengukuhan dan saksi-saksi menambah formalitas lembaga perkawinan. Dalam organisasi ini tidak mudah bagi seseorang untuk dating dan pergi, banyak aturan yang membatasi. Organisasi formal lainnya adalah yang terdapat di dalam kehidupan kantor. Struktur dalam kantor merupakan organisasi yang formal juga.
 
Tantangan dalam organisasi formal adalah Interpersonal Conflict atau konflik antar pribadi. Ketika terjadi konflik ini seseorang tidak akan dengan mudah meninggalkan organisasi ini. Seorang istri yang berkonflik dengan suaminya tidak dapat dengan mudah meninggalkan lembaga ini. Untuk bercerai, mereka harus melalui prosedur yang tidak sederhana. Dan terkadang ada pertimbangan manfaat jika harus berpisah, sebagai contoh kerena keberadaan anak ditengah-tengah keluarga yang berkonflik dan sering kali pada akhirnya si istri memaksakan diri untuk tetap bersama. Jika ini terjadi, organisasi atau lembaga rasanya adalah tempat terburuk didunia.
 
Konflik sering kali disebabkan karena hal sederhana, walaupun tentu ada kalanya hal-hal besar menyebabkan konflik. Seperti contoh;
 
Seorang istri baru saja selesai menghadiri seminar manajemen keluarga yang didalamnya diajarkan manajemen konflik. Dalam manajemen konflik itu diajarkan untuk menginventarisir hal-hal positif dan negative dari masing-masing pasangan. Si istri berkata, "Pah, ini ada formulir, ayuk kita isi. Tolong tulisin hal-hal positif dari Mamah dan hal-hal negatifnya menurut Papah. Nanti Mamah juga akan menuliskannya tentang Papah."
 
Si Papah menerima lembaran formulir sambil senyum-senyum.
 
Si Mamah mulai menulis sedangkan si Papah memerhatikan istrinya sambil senyum-senyum.
 
"Ayo Pah tulis, kok malah senyum-senyum." sergah istrinya yang kemudian melanjutkan menulis dengan semangat. Dari gayanya terlihat, sepertinya daftar dosa dan pahala suaminya sangat panjang.
 
Sudah beberapa menit berlalu, si istri masih menulis dan hampir menyelesaikan daftar tersebut dan si suami mulai menulis sambil tersenyum dan tak sampai satu menit ia telah selesai.
 
"Udah nulisnya, Pah?"
 
"Sudah, Mah."
 
"Ya udah, siapa dulu yang mau bacain daftarnya, Pah?"

"Silakan Mamah duluan."
 
Kemudian istrinya mulai membacakan hal-hal positif mengenai suaminya dan tak berapa lama hal itu selesai dan ia lanjut membaca hal-hal negatifnya. Rupanya pembacaan hal-hal negative berdurasi lebih panjang dari hal-hal positifnya. Ini menandakan suami memiliki lebih banyak hal negative ketimbang positif di mata istrinya.
 
"Nih yah, Pah. Papah sering kali gak mengerti perasaan aku, saat aku maunya apa tapi malah jadi bikin marah."
 
"Papah juga sering kurang percaya diri kalo disekitar teman-teman kantor ku dan itu bikin aku malu, Pah."
 
"Trus, Pah. Maaf yah Pah. Penghasilan kita hamper sama dan bahkan beberapa kali penghasilan Mamah lebih besar dari penghasilan Papah. Teman-Teman ku di kantor, penghasilan suaminya lebih tinggi dari istrinya, Pah."
 
Dan masih banyak lagi daftar keluhan si istri sampai agak beberapa lama kemudian ia berhasil menyelesaikan daftar keluhannya dan tersadar suaminya dari tadi hanya senyum-senyum mendengarkan daftar "dosa-dosa suami" dibacakan
 
"Kok Papah senyum, senyum, sekarang giliran Papah yang baca tentang Mamah supaya kita bias mengetahui apa yang harus kita perbaiki.."
 
"Baik, Mah. Ini kertasnya."
 
Si istri menerima kertas tersebut dalam kondisi terlipat seraya bingung dalam pikirannya kenapa kertas tersebut tidak dibacakan tapi malah diberikan, dan ia juga penasaran apa yang ditulis suaminya dalam waktu yang sangat singkat padahal dia sendiri menghabiskan waktu yang lama untuk menuliskan daftar tentang suaminya. Lalu ia mulai membuka kertas tersebut terbacalah apa yang dituliskan suaminya.
 
"BISMILLAHIRROHMAANIRROHIIM
 
ALLAH TELAH MENCIPTAKAN MANUSIA DENGAN SEBAIK-BAIKNYA BENTUK DAN ALLAH TELAH MENCIPTAKAN KAMU SEBAGAI ISTRI TERBAIK UNTUKKU.
 
BUKANLAH AKU YANG HARUS MENUNTUTMU MENJADI ISTRI YANG TERBAIK TETAPI AKULAH YANG HARUS BERUSAHA UNTUK MENJADI SUAMI TERBAIK UNTUK KAMU.
 
SEMOGA ALLAH MERIDHOI." Demikian isi kertas tersebut
 
Tangan istrinya gemetar setelah membaca, matanya mulai mengucurkan air mata, dalam pikirannya kacau. Ia yang selama ini merasa lebih tahu dengan mengikuti seminar ini dan itu, yang mengajarkan cara-cara menjadi baik tetapi yang ada hal-hal tersebuthanya mengajarkannya untuk membuat tuntutan untuk kepentingannya sendiri. Ia malu-se malu malunya karenanya.
 
"Maafkan Mamah, Pah. Mamah lupa diri karena Mamah merasa tahu semuanya dan ternyata Mamah lupa bahwa Mamah belum pernah berusaha untuk menjadi istri Papah yang baik."
 
Ini lah yang sering terjadi dalam rumah tangga, ke alpaan pikiran kita untuk berpikir dan merasa mengapa kita menikahinya. Membanding-bandingkan dengan orang lain malah bukan membuat dirinya bijaksana namun membuatnya lebih banyak menuntut.
 
Sebagian besar perselingkuhan di kantor karena suami atau istri membandingkan pasangannya dengan teman sekantornya kemudian menuntut pasangannya untuk menjadi seperti perbandingan itu padahal dengan berfokus memikirkan bagaimana menjadi pasangan yang terbaik dari pada menuntut pasangannya menjadi yang terbaik. Bukankah menuntut diri sendiri lebih mudah dari pada menuntut orang lain?
 
Ini juga yang terjadi dalam konflik antar pribadi dikantor. Orang-orang tidak menyadari posisi dan perannya, setiap orang ingin mengatur dan yang muncul hanyalah tuntutan karena harapannya tidak terpenuhi. Pemimpin menuntut bawahannya tanpa memerhatikan apa yang seharusnya ia lakukan dan sebaliknya begitu juga bawahannya menuntut atasannya tanpa pernah berpikir bagaimana mereka menjadi pengikut terbaik.
 
 
 
Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya di antaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir.
(Ar Ruum : 21)

Friday, December 18, 2015

MENJADI TRAINER LUAR BIASA


 
Menjadi seorang trainer itu mudah, bener, mudah kok. Hanya perlu melamar sebagai trainer ke sebuah perusahaan dan kalau beruntung diterima ya lalu dia akan ditugasi menjadi trainer. Tapi ya apa memang bener begitu? Dari sisi otoritas memang dia seorang trainer tapi dari sisi kualitas? Belum Tentu.
 
Seorang Trainer sebelum benar-benar melatih, ia harus melalui banyak pelatihan, bukan hanya dilatih keterampilannya, tetapi juga ditempa jiwanya. Mirip tentara. Tentara dilatih berperang, bertahan, dan menyerang, menggunakan senapan dan senjata lainnya, hal-hal tersebut yang disebut hard skill. Mereka juga harus ditempa jiwanya; bersabar, menjaga semangat, berani, berpikir positif, dan memiliki motivasi membela Negara.
 
Seorang trainer juga berfungsi melayani. Dari kualitas layanannya, dia mirip-mirip pelayanan di restoran. Ada restoran dengan layanan biasa saja, layanan yang baik, dan layanan yang Luar Biasa, bahkan ada juga restoran yang layanannya buruk.
 
 
Bagi kebanyakan orang, restoran dengan layanan biasa adalah jika restoran tersebut menyajikan makanan yang rasanya cukup baik dengan harga yang pas namun minim fasilitas. Meja kursi dan lingkungannya biasa saja, orang-orang lebih suka untuk membungkus makanannya dan memakannya dirumah.
 
Sedangkan restoran dengan layanan baik biasanya memiliki makanan yang enak di lidah sedikit lebih mahal dari restoran sebelumnya memang, fasilitas standar, meja kursi dan lingkungan nyaman, toilet nyaman, dan paling tidak restoran ini memenuhi harapan pelanggan sebagai tempat untuk makan.
 
Lalu, restoran dengan layanan luar biasa menyajikan makan dengan cita rasa yang membangkitkan selera, fasilitas lengkap dengan lingkungan yang sangat nyaman sehingga pelanggan senang berlama-lama disana. Pelanggan bias menikmati makanan sekaligus beristirahat yang dilengkapi dengan layanan hiburan yang menyenangkan, bahkan luar biasanya restoran ini adalah memberikan layanan cuci mobil. Memang restoran ini paling mahal dari lainnya, tetapi harga bukan masalah dan restoran ini tidak pernah sepi pengunjung yang kerap memesan makanan berulang kali karena mereka suka untuk berlama-lama didalamnya.
 
Bagaimana restoran dengan layanan buruk? Tentu Anda sudah dapat menebaknya. Restoran ini memiliki layanan dan fasilitas jauh dibawah harapan Anda. Makanannya tidak enak, lingkungannya kotor, dan cara menyajikan dan layanannya tidak ramah. Walaupun harganya murah namun sekali Anda pergi ke sana, Anda langsung bersumpah untuk tidak akan pernah datang lagi.
 
Lantas... Bagaimana penjelasan tentang trainer biasa, baik, luar biasa, dan buruk?
 
Trainer biasa adalah jenis trainer yang ketika didalam kelas hanya berperan untuk menggugurkan kewajiban. Membawakan training seadanya, tidak melakukan kesalahan, namun juga tidak ada nilai tambah yang diterima pesertanya. Setelah training selesai, peserta tidak mendapatkan pengalaman sesuai harapannya dan mereka biasanya berkata, "Kayaknya lebih baik kalau saya baca bukunya saja. Saya pasti akan lebih paham dan tidak menghabiskan waktu dating kesini."
 
Trainer yang baik, memberikan pelatihan sesuai standar dan mampu memberikan manfaat pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan  didalam kelas walaupun, biasanya, saat didunia nyata peserta masih kesulitan menghadapi persoalan yang belum pernah dilatih di dalam kelas pelatihan. Peserta akan datang lagi dan menyanyakan solusi bagi permasalahan yang berbeda
 
Trainer luar biasa tidak hanya memberikan pelatihan sesuai dengan standar tapi juga mampu menghubungkan materi yang diajarkan dengan materi lainnya yang terkait yang dibutuhkan peserta. Trainer ini bukan hanya melatih dan memberikan pemahaman tapi juga menginspirasi sehingga saat peserta menghadapi persoalan yang belum pernah dilatihkan di dalam kelas, mereka dapat berpikir mandiri dengan menggunakan inspirasi-inspirasi yang ajarkan didalam kelas. Trainer mampu mengubah-ubah perannya sesuai kebutuhan. Sesekali ia berperan sebagai trainer, kemudian mentor, lalu bias juga menjadi coach.
 
Jika Anda ingin berkunjung ke restoran, apakah cukup dengan berkunjung ke restoran dengan pelayanan buruk? tentu tidak. Dan jika tersedia pilihan Restoran dengan layanan Biasa, Baik, dan Luar Biasa dan Anda mampu untuk memilih yang manapun salah satu dari ketiganya, apakah Anda akan memilih restoran yang luar biasa? Jika jawabannya YA, maka kita adalah manusia yang memiliki kecenderungan yang sama, hanya ingin mendapatkan yang terbaik dari pilihan yang ada.
 
Bagaimana dengan peserta training Anda? Apakah mereka akan memilih trainer dengan kualitas layanan yang buruk? Saya yakin tidak, mereka akan selalu berharap untuk mendapatkan trainer yang luar biasa. Itu artinya, Anda yang ingin bertahan di dunia pelatihan, Anda harus menjadi trainer luar biasa karena dengan begitu para peserta akan terus mencari Anda.
 
Ada satu tips untuk menjadi trainer luar biasa yaitu berpikir positif atas peserta pelatihannya. Trainer luar biasa selalu berpikir bahwa peserta Anda adalah sumber daya berkualitas yang siap Anda latih sehingga hal itu akan membentuk layanan yang luar biasa karena Anda sedang mengajar orang-orang luar biasa.

Para trainer seolah melihan angka 10 disetiap dahi peserta pelatihan yang Anda adakan dan angka tersebut menunjukkan bahwa mereka datang ke kelas Anda dengan kemampuan optimal dan sempurna. Mereka siap menerima pelajaran dan arahan Anda. Sederhananya, Setiap orang adalah cerdas dengan keunikannya masing-masing. Berpikir positif ini juga yang diajarkan Islam yang biasa kita sebut khusnuzon alias berprasangka baik.

Hal ini sejalan dengan Hadits Rasulullah Shalallahu Alaihi Wasallam riwayat Abu Daud;

Jauhilah oleh kalian buruk sangka, sebab buruk sangka adalah sejelek-jelek perkataan. Jangan saling mencari tahu (aib orang lain) dan jangan saling memata-matai.

Mari, para trainer, mulai sekarang kita selalu berusaha untuk menjadi trainer luar biasa karena trainer yang biasa-biasa saja biasanya tidak berumur lama.
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

Saturday, August 22, 2015

ORANG MUSLIM KAYA

Jika orang Muslim kaya, itu memang keren.

Tapi perlu diperhatikan bahwa ia harus muslim (berserah diri pada Allah) dahulu barulah menjadi kaya.

Tidak seharusnya untuk menjadi muslim (berserah diri  pada Allah) seseorang menunggu menjadi kaya terlebih dahulu. Jangan-jangan belum sempat menjadi muslim, kita sudah keburu dipanggil Allah. Bahkan bisa jadi sebelum kaya, kita sudah meninggal.

Jika proses KAYA mendahului menjadi MUSLIM, bisa jadi inilah yg terjadi KAYA MUSLIM (seperti orang muslim), gak bener-bener muslim, gak Kaffah, alias muslim KW.

Dan jika masih ada orang yang berdalih menjadi muslim dapat berbarengan dengan menjadi kaya, menurus saya itu juga tidak memiliki makna, lihatlah ini "Mkuasylaim". Anda tidak sedang salah baca atau bukan pula salah eja. Kata tersebut adalah pemaksaan proses menjadi Muslim dan Kaya secara bersamaan.

Maka menjadi muslim lah terlebih dahulu barulah menjadi kaya (MUSLIM KAYA), hal ini menjadi lebih bermakna jika prosesnya dibalik (KAYA MUSLIM), terlihat seperti muslim saja tapi sesungguhnya bukan. Dan jangan pula memaksakan prosesnya menjadi MUSLIM dan KAYA secara bersamaan, maka akan menjadi MKUASYLAIM. Tidak ada maknanya.

Menjadi Muslim yang kaya tidak akan risau jika Allah ambil kembali kekayaannya. Menjadi kaya muslim akan galau jika Allah mengambil hartanya. Menjadi MKUASYLAIM, hidupnya pasti stress, hehehe (membacanya saja sudah stress apalagi menjalaninya).

Muslim tidak harus kaya, tetapi muslim kaya bisa membuat hidup lebih bermakna, insyaa Allah.


“Sekelompok fakir dari kaum muhajirin mendatangi Nabi SAW, lalu mengadu: beruntunglah para orang kaya, mereka memilik derajat, kehormatan dan kedudukan. Rasul SAW berkata: apa yang kalian maksud. Mereka menjawab: Mereka shalat sebagaimana kami shalat, mereka puasa sebagaimana kami puasa, dan mereka sedekah sedangkan kami tidak bisa bersedekah serta mereka bisa memerdekakan budak sedangkan kami tidak bisa. Rasul SAW bersabda: maukah aku ajarkan sebuah amalan yang bisa mengungguli orang-orang sebelum dan sedudah kalian dan tidak ada yang bisa menandingi derajat kalian kecuali mereka yang berbuat seperti yang kalian amalkan. Mereka menjawab; baiklah, ya Rasulullah. Rasul bersabda: bacalah tasbih, takbir dan tahmid setiap selesai shalat masing-masing sebanyak 33 kali. Abu Shalih berkata: Kemudian orang-orang miskin itu kembali menemui Rasul SAW dan mengadu: ‘Orang-orang kaya telah mendengar hal itu dan mereka juga melakukan hal yang sama sebagaimana yang kami perbuat. Rasul SAW bersabda: Itulah kelebihan yang deberikan Allah SWT kepada siapa yang dikehendaki.” (H.R Muslim: 936)

Sunday, April 5, 2015

LARI DARI TAKDIR ALLAH MENUJU TAKDIR ALLAH YANG LAIN

SETUJUI KEBERATAN PELANGGAN, BUKAN MENDEBATNYA

Masih ingat apa yang kita bahas dalam tulisan sebelumnya, PELANGGAN SELALU BENAR (?)? Kebanyakan penjual bersusah payah belajar dan berlatih untuk menjawab dan bahkan menyanggah keberatan pelanggan dan berusaha keras membalikkan keberatan tersebut agar pelanggan setuju membeli.

Sebagai penjual kita bisa menggunakan cara lain yang masih jarang dilakukan orang lain dan ingatlah bahwa rejeki kita ada dan berasal dari Allah. Sekeras apapun Anda menyanggah keberatan pelanggan bahkan sampai terjerumus kedalam kata-kata yang berlebihan apalagi sampai berbohong, jika Allah belum berkenan maka mereka tidak akan menjadi pelanggan Anda. Jadi, santai dan terus berusaha ya...

Dari pada menangani keberatan, akan lebih ringan jika Anda menyetujui keberatan. Stres tidak perlu terjadi dan kita akan dengan santai serta bahagia menjalani pekerjaan ini, in syaa Allah, Amiiin.

Ijin kan saya memberikan ilustrasi dari ide ini, yang saya tawarkan pada Anda.

Sebuah perusahaan Asuransi jiwa memiliki produk syariah namun dalam kelas pelatihan, mereka masih menghadapi persoalan keberatan pelanggan. 

Sebelum memiliki produk syariah, para tenaga pemasarnya kerap mendapatkan keberatan bahwa berasuransi sama dengan LARI dari Takdir Allah. Tidak pasrah dan menyerahkan diri pada Allah. Namun setelah perusahaan tersebut memiliki produk syariah, para tenaga pemasar pun masih menghadapi keberatan yang sama, Asuransi sama dengan lari dari takdir Allah!

Beginilah cara menyetujui keberatan pelanggan;

Pelanggan: "Berasuransi itu sama dengan lari dari takdir Allah."

Tenaga Pemasar: "Bapak benar, Berasuransi itu sama dengan lari dari takdir Allah. (Ulangi kalimatnya sebagai tanda bahwa Anda mendengarkan, memahami, dan menyetujui kata-kata nya)."

"Ingatkah Bapak ketika Umar ibnul Khaththab pergi ke Syam. Kemudian ketika ia sampai di sebuah desa antara perbatasan Hijaz dan Syam, Umar bertemu dengan panglima pasukan, Abu Ubaidah bin Al Jarrah dan teman-temannya."

"Mereka menginformasikan bahwa di Syam sedang terjadi wabah lepra Amwas. Kemudian para sahabatnya berbeda pendapat. Ada yang menyarankan untuk terus ke Syam dan ada yang menyarankan untuk kembali ke Madinah. Beberapa kelompok lain dari para sahabat dimintai pendapat dan hasilnya sama, yaitu berbeda pendapat."

"Mendapati dua suara berbeda yang sama banyak, Umar memutuskan kembali ke Madinah dan kemudian Abu Ubaidah berkata, "Hendak lari dari takdir Allah?""

"Umar menjawab, "... Apa pendapatmu jika untamu jatuh pada lembah yang memiliki dua sisi. Satu sisi dari lembah itu subur, dan sisi lainnya tandus? Bukankah jika kamu menggembalakan untamu di lembah yang subur maka sama saja kamu menggembalakannya dengan takdir Allah, sedangkan jika kamu gembalakan di tanah yang tandus maka kamu juga menggembalakannya dengan takdir Allah?"

"Beberapa waktu kemudian Abdurrahman bin Auf datang dan memberitahukan bahwa Rasulullah SAW pernah bersabda, "Jika kalian mendengar sebuah wabah tengah melanda satu daerah, maka jangan kalian mendatanginya. Sedangkan jika terjadi wabah pada satu daerah dan kebetulan kalian berada di tempat itu maka janganlah kalian keluar lari darinya!"

Tenaga Pemasar: "Saya yakin Bapak memahami maksud dari perkataan Rasulullah SAW dan berkaitan dengan urusan kita, Bapak tahu bahwa kita cepat atau lambat akan meninggalkan dunia ini menuju kepada-Nya, dan Bapak memiliki pilihan  atas dua Takdir Allah dalam meninggalkan keluarga Bapak, dalam kondisi kecukupan atau meminta-minta dan bergantung pada manusia. Bapak lari dari takdir dan menuju takdir Allah yang lain. Silakan Bapak tandatangani ilustrasi manfaat asuransinya disini (sambil menunjuk tempat tandatangan)."

SEMOGA BERMANFAAT.




Monday, March 30, 2015

PELANGGAN SELALU BENAR (?)

Apa benar anggapan bahwa pelanggan selalu benar? Apakah juga Anda masih menyangka bahwa pelanggan adalah raja?

Saya kira, era baru dunia penjualan, keyakinan tersebut tidak lagi sesuai. Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi memungkinkan para penjual memiliki informasi yang sama banyaknya dengan (calon) pelanggan.

(Calon) Pelanggan akan selalu mencari informasi tentang produk yang akan dibelinya. Membandingkan spesifikasi, keunggulan, dan manfaatnya bagi dirinya sendiri. Mereka dengan cepat mendapat informasi dengan berselancar di dunia maya. Berbeda dengan pelanggan tempo dulu yang ingin diperlakukan sebagai raja, pelanggan masa kini ingin diperlakukan sebagai klien, dan Anda, para tenaga penjual, adalah konsultan mereka.

Tapi tidak dapat dipungkiri ada (calon) pelanggan yang masih meyakini bahwa mereka adalah raja. Seperti halnya raja, mereka tidak suka jika Anda berbeda pendapat dengannya.

Lalu, bagaimana cara menjual produk Anda kepadanya? Katakan mereka selalu BENAR dengan pendapatnya tentang produk yang Anda bawa.

Seorang tenaga pemasar asuransi jiwa meminta konsultasi saya melalui BBM (758504A4);

"Pak Andrie, bagaimana menjawab seorang calon nasabah yang mengatakan hal ini, Kalau saya berasuransi hanya akan membuat orang Inggris tambah kaya."

Saya pun menjawab, " Benar, Pak. Makanya Bapak harus berasuransi. Saat Bapak klaim dengan uang pertanggungan besar, Bapak sedang membuat bankrut orang Inggris itu, bagaimana Pak? Betul kan?

Mengatakan BENAR bukan berarti Anda tidak bisa mendominasi kawan bicara Anda, mengatakan BENAR  adalah teknik masuk kedalam pikirannya yang menyatakan bahwa Anda sependapat dengannya, sedang dalam kalimat berikutnya, Anda malah mendominasi calon pelanggan Anda.

Lalu, apakah pelanggan selalu benar? Ya BENAR, menurut pandangannyanya sendiri tentunya. Menurut pandangan kita, memotivasi pelanggan untuk membeli dari kita adalah sebuah kebenaran.

Saturday, March 14, 2015

PERUBAHAN INSTAN (ANGAN-ANGAN ATAU KENYATAAN?)

Kemajuan cara pikir manusia berdampak pada kesabaran manusia. Bagaimana tidak, setelah banyak penemuan-penemuan yang mempermudah kehidupan manusia, kita, termasuk saya, terlatih untuk menjadi tidak sabar. Apa contohnya? Hasil buah pikir manusia dalam membuat kendaraan yang mengantarkan kita dari sebuah tempat ke tempat lain, membuat kita enggan menggunakan cara-cara yang telah ada sebelumnya.
Orang enggan menggunakan mobil karena ada pesawat, juga orang enggan menggunakan kapal laut karena juga sudah ada pesawat. Orang enggan bersepeda karena sudah ada motor, juga orang berkuda karena juga sudah ada motor, walaupun manusia dengan cerdas menamai motor sebagai KUDA BESI. Orang enggan jalan kaki ke masjid dan lebih suka naik motor, bahkan ke tetangga sebelahpun naik motor.

Dalam kemajuan media komunikasi, orang enggan menulis surat dan mengirimkannya melalui kurir, tau orang tidak lagi mengirim surat via pos. Kita lebih suka sms, email, BBM, Whatapps, Line, bahkan Facebook, Twitter, dan Path, bahkan orang-orang sering kali tidak perlu berpikir lama untuk mengekspresikan pemikirannya melalui media-media tersebut. Saking instan nya, kata-kata berbau sampah pun ter posting di media sosial yang menyebabkan perselisihan. Dulu orang-orang untuk berpikir pun harus memikirkan berkali-kali apakah pemikirannya baik.

Dalam teknologi memasak, orang tidak perlu lagi menyalakan kompor berbau minyak tanah bahkan aroma kayu bakar. Sudah ada kompor gas, listrik, dan bahkan microwave untuk dapat menikmati makanan panas dengan hampir seketika. Untuk bisa menikmati mi pun, sudah ada versi instan. Bahkan nasi goreng, juga ada yang instan. Begitu pula bubur yang sejatinya waktu masaknya sedikit lebih lama dari memasak nasi, juga sudah ada yang instan.

Hal-hal ini lah jika kita jeli, mengapa manusia saat ini menjadi tidak sabar dalam berpikir karena mereka kira bahwa semuanya bisa dilakukan dan didapatkan secara instan. Fenomena BEGAL baru-baru ini pun karena pemikiran instan untuk memiliki motor. Hal ini didapati setelah polisi menginterogasi para pelaku yang umumnya remaja pengangguran.

Pernah juga sebuah pesan menyelinap ke BBM saya dan dengan seksama ia menceritakan bagaimana teknik Instant Change yang diberikan oleh teknik-teknik terapi memiliki kemampuan yang luar biasa yang dapat mengubah perilaku negatif bahkan penyakit dengan cepat.

Saya mengatakan bahwa sejatinya untuk hasil yang baik, tidak ada sesuatu yang instan. Bukan berarti teknik-teknik tersebut buruk. Tetapi para pelaku dan penggunanya musti memiliki konsep berpikir yang matang ketimbang menganggap teknik-teknik ini sebagai keajaiban atau Magic.

Mari kita lihat bagaimana teknik-teknik terapi seperti NLP (Neuro Linguistic Programming), NAC (Neuro Associative Conditioning), Hipnoterapi, dan lainnya.
Sambil melihat gambar di atas, saya akan menceritakan bagaimana kita, manusia menangkap dan memproses informasi secara sederhana.

Sebagian dari Anda mungkin tahu ada mitos yang mengatakan bahwa membuka payung didalam rumah akan  menyebabkan bencana dan mungkin dulu Anda adalah salah satu orang yang memercayainya. Lalu bagaimana Anda menyadarinya bahwa hal tersebut adalah mitos?

Awalnya Anda diinformasikan oleh orangtua, bisa jadi orangtua Anda sendiri ataupun orang lain yang memiliki figur otoritas. Figur otoritas adalah orang yang anda percaya bahwa kata-katanya benar.

Kata-kata tersebut akan Anda akan melalui proses seleksi atau penyaringan. Karena pada saat itu Anda masih kecil dan orang yang mengatakannya adalah orang yang Anda percaya, langsung saja kata-kata tersebut lulus seleksi dan Anda simpan secara sadar untuk dipergunakan sebagai pengingat jika dibutuhkan. Ternyata beberapa orang mengatakan hal serupa, dan Anda semakin yakin bahwa hal tersebut adalah sebuah kebenaran dan pikiran itu secara tanpa disadari menjadi landasan berpikir yang kokoh.

Dalam keseharian Anda akan berpikir bahwa membuka payung didalam rumah adalah sesuatu yang buruk dan tidak diperbolehkan. Hal ini menjadi sikap dan Anda tunjukkan pada penampakan perilaku Anda. Bahkan saat itu Anda juga ikut melarang orang lain yang membuka payung didalam rrumah lengkap dengan cerita mitos yang menyertai mengapa hal tersbut tidak diperbolehkan.

NAMUN HARI BERGANTI DAN ANDA PERCAYA BAHWA YANG ANDA PERCAYA SAAT ITU HANYA MITOS.

Bagaimana itu bisa terjadi? Prosesnya sama dengan sebelum dan saat Anda memercayai mitos itu. Ada kejadian eksternal baik ada orang yang memunyai figur yang Anda anggap dapat dipercaya ataupun Anda yang telah lebih dewasa dalam berpikir telah membuktikan bahwa membuka payung didalam rumah tidak menyebabkan bencana. 

Prosesnya tentu juga melalui penyaringan. Ide baru ini bertentangan dengan ide lama dan Anda akan menyaringnya dengan keyakinan sebelumnya, nilai-nilai yang diyakini, pengalaman dan meori Anda tentang ide baru ini.

Masuk lah hasil pemikiran ini menjadi pemikiran yang Anda sadari dan setelah berkali-kali Anda membuktikan bahwa ide lama tidak terbukti, Anda akan meyakininya sebagai sebuah kebenaran baru dan Anda menyimpannya secara tanpa Anda sadari yang kemudian menjadi sistem baru bagi Anda.

Saat itu Anda tidak berperilaku melarang orang yang membuka payung didalam rumah, mungkin Anda akan membiarkannya, atau hanya akan menasehati untuk berhati-hati jika tidak paung tersebut akan mengenai barang-barang disekitarnya atau mengenai orang lain.

HAL TERSEBUT JUGA TERJADI PADA TERAPI BERHENTI MEROKOK

Terapi NLP, NAC, atau pun Hipnoterapi yang dilakukan secara singkat, sebenarnya tidak sesingkat yang Anda lihat. Orang-orang yang berhasil menghentikan kebiasaan merokoknya untuk jangka waktu yang panjang bahkan selamanya adalah orang-orang yang sudah terlebih dahulu mengalami proses berpikir dan pendidikan dalam diri dan pikirannya bahwa merokok adalah sesuatu yang salah dan sering kali orang-orang ini tidak tahu caranya, padahal seperti yang saya pernah lakukan, untuk berhenti merokok hanya ada satu cara, yaitu jangan lagi merokok. :) 

Setelah proses berpikir yang panjang, terapis hanya perlu memberikan pelatihan bagaimana ia terhindar dari rokok. Pikiran nya akan dikondisikan untuk tidak lagi mendekati rokok. Salah satu contoh terapi berhenti merokok adalah dengan mengasosiasikan rokok dengan sesuatu yang tidak dia sukai. Mengidentikan rokok dengan makanan yang tidak ia sukai misalnya dan setiap kali ia berniat kembali merokok maka pikiran mengingat hal yang tidak disukai tersebut.

Terapi ini akan gagal jika pikirannya tentang merokok tidak diperbaiki terlebih dahulu karena pikirannya yang cerdas akan segera menyadari bahwa rokok adalah BUKAN makanan yang tidak ia sukai, sehingga ia akan kembali merokok dan pada masa ini resistensinya terhadap terapi berhenti merokok akan lebih besar karena ia percaya bahwa terapi merokok adalah tidak sesuai dengan keyakinannya tentang rokok.

HAL INI JUGA TERJADI PADA TERAPI LAINNYA SEHINGGA YANG NAMANYA PERUBAHAN INSTAN TIDAK BENAR-BENAR INSTAN TETAPI SUDAH ADA PROSES SEBELUMNYA.

KARENANYA KITA TIDAK BISA MENGUBAH KORUPTOR MENJADI ORANG SOLEH SECARA INSTAN! SEPERTI INSTANNYA KEINGINAN MEREKA UNTUK MENJADI KAYA.

BAGI ANDA YANG INGIN BERUBAH SECARA INSTAN, ANDA SEDANG BERANGAN-ANGAN! BELAJARLAH MELALUI PROSES KARENA KESUKSESAN MEMBUTUHKAN SEBUAH PROSES - HAL ITU AGAR ANDA BELAJAR DAN AGAR ANDA DAPAT MENGAJARKAN KESUKSESAN ANDA PADA ORANG LAIN!

Wednesday, March 11, 2015

BAGAIMANA MEMBUAT BAWAHAN ANDA SETIA? (Nature, Nurture, Future, Torture)

Empat tahun belakangan ini saya memerhatikan kawan-kawan saya yang kerap berganti pekerjaan. Beberapa saya Tanya dan mereka menjawab bahwa motivasi mereka berpindah-pindah adalah factor uang. Mereka mengharapkan kenaikan penghasilan ketika berpindah ke perusahaan pesaing. Beberapa lainnya berbicara tentang kenyamanan dan sisanya berbicara tentang masa depan.
 
Apakah salah berpindah-pindah pekerjaan? saya kira tidak, karena hal tersebut memiliki dampak positif, diantaranya; Bertambahnya penghasilan, mengenal lingkungan baru, belajar hal baru, memiliki harapan baru, dan mendapatkan kesempatan-kesempatan yang tidak dimiliki tempat yang lama. Namun seperti dua sisi mata uang yang selalu berdampingan, hal ini tentu memiliki kelemahan yaitu; ia melewatkan fasilitas-fasilitas yang ditawarkan perusahaan, seperti bonus dan THR (Tunjangan Hari Raya). Ia akan melewatkan hal tersebut karena kerap berpindah tempat kerja apalagi kurang dari setahun, biasanya karyawan tidak menerima fasilitas-fasilitas tersebut. Biasanya orang yang sering berpindah tempat kerja tidak menguasai benar-benar bidang yang ia tekuni.
 
Terlepas dari positif dan negative seorang bawahan (karyawan) yang mengundurkan diri dari tim kita, tetap saja banyak dari mereka adalah asset. Ada juga memang yang kita dengan rela melepaskan seseorang karena energi negatif yang selalu ia ciptakan dan merugikan kehidupan tim kerja.
 
Seorang atasan yang sering berganti-ganti bawahan lebih sering ruginya dibanding keuntungan yang didapat. Atasan ini harus menyesuaikan diri dan tentu memberikan waktu bagi bawahan baru untuk menyesuaikan diri dengan nya. Atasan ini harus kembali melatih bawahan ini agar hasil pekerjaannya sesuai dengan visi tim kerja.  
 
Untuk menghindari kerugian-kerugian yang lebih besar, Anda harus terus membaca apa saja yang menyebabkan bawahan Anda pergi.
 
Paling tidak jika dikelompokkan, perginya bawahan (karyawan) Anda dikarenakan 3 Hal:
 
Nature, Nurture, Future
 
Dan jika dikelompokkan menjadi lebih sederhana, ada 3 Hal juga yang dapat membuat bawahan (karyawan) Anda bertahan, yaitu:
 
Nature, Nurture, Future
 
Nature (Alam): Pada saat merekrut, perhatikanlah "alam" asli dari calon bawahan Anda. Anda bisa saja merekrut orang yang sama sekali asing dalam bidang yang Anda geluti, tetapi Anda butuh waktu, biaya, dan tenaga untuk melatih orang ini.
 
Bawahan yang tidak dapat menyesuaikan diri dengan "alam" atau kondisi dan situasi pekerjaan kita akan menjadikannya alas an untuk mengundurkan diri. Contoh sederhana dari hal ini adalah ketika Anda merekrut seorang pelatih bidang penjualan yang berasal dari orang yang lama berkutat dalam bidang administrasi yang bergelut dengan kertas, pulpen, dan computer setiap hari akan sulit menyesuaikan diri. Saya pernah melihat, orang-orang ini lebih suka negerjakan pekerjaan yang bersifat administrative ketimbang belajar mengembangkan diri dan melakukan tugasnya sebagai pelatih.
 
Persoalan lain, jika secara alamiah latar belakang orang yang Anda rekrut adalah sama dengan industri yang Anda geluti, hal tersebut pun memerlukan perhatian tentang alam dan lingkungan ia bekerja.
 
Beberapa ikan hias akan mati walaupun dimasukkan kedalam jenis air yang sama, mengapa? Ternyata Anda tidak menyadari bahwa kandungan ph dan mineral air yang tidak seimbang dapat menyebabkan ikan mati. 
 
Untuk hal ini, seorang Atasan harus paham betul bagaimana bawahannya (karyawan) dapat hidup seimbang di "alam" pekerjaan yang sekarang.
 
Nurture (Pengasuhan): Ada atasan yang menganggap bahwa pengasuhan yang baik adalah dengan mengerjakan segala sesuatunya sendiri agar bawahanya tidak repot. Hal ini membuat lelah atasan dan jelas sebagai seorang pemimpin ia telah gagal memberdayakan potensi yang dimiliki tim kerjanya. Pahami potensi tim kerja Anda dan berdayakan potensi tersebut. Sering kali dibutuhkan pelatihan tambahan agar potensi tim kerja menjadi lebih baik. Ingat, selalu anggap pelatihan ini sebagai investasi yang harus Anda berikan pada bawahanan Anda. Sebagai investasi, tentu Anda akan menikmati hasilnya nanti.
 
Anda khawatir setelah Anda mengeluarkan uang untuk pelatihan lalu bawahan Anda tetap mengundurkan diri? Tenang, jika ia dilatih sesuai yang ia minati dan butuhkan, hal itu malah akan menambah kesetiaannya pada tim kerja Anda.
 
Future (Masa Depan): Setiap orang pasti punya cita-cita, dan cita-cita membutuhkan biaya. Penghasilan yang meningkan dan karir yang jelas sebagai bukti nyata dari pengakuan atas hasil kerjanya yang ia lakukan saat ini akan membuat bawahan Anda bertahan dan betah barada dalam tim kerja Anda. Mengapa? Karena ia telah dikunci oleh harapan-harapannya. Saat seorang bawahan kehilangan harapannya, ia tidak akan bekerja lebih baik.
 
Buat lah pertemuan dengan tim kerja Anda, mintalah mereka menceritakan pada Anda tentang cita-citanya baik dalam waktu dekat (jangka waktu satu tahun),menengah ( jangka waktu 3 -5 tahun) dan jangka panjang (lebih dari 5 tahun). Bantulah bawahan Anda untuk mencapai cita-citanya.
 
Tiga hal ini adalah rangkuman dari persoalan yang banyak orang alami ditempat kerja, dan kehilangan talenta terbaik adalah sebuah kerugian. Sebelum terlambat, silakan Anda periksa lagi tentang;   
 
Nature, Nurture, Future
 
Sekali Anda abaikan hal ini, tiga hal tersebut akan berubah menjadi
 
Torture (Siksaan)