Kita sering mendengar
petuah bijak yang selalu mengatakan bahwa jika ingin menuju Suatu tempat maka
kita harus mengetahui arahnya. Petuah yang bernilai universal ini masih berlaku
hingga sekarang dimanapun dan pada siapapun.
Mengetahui arah dapat
mempersingkat waktu mencapai yang Anda inginkan. Mungkin beberapa dari Anda,
pembaca, bertanya, “Apakah jika kita tidak mengetahui arahnya, kita tetap bisa
mendapatkan yang kita inginkan?” Jawabannya bisa YA dan bisa juga TIDAK.
Anda mungkin saja mencapai
yang Anda inginkan walau tidak mengetahui arahnya. Misalnya, Anda dari Bekasi
ingin pergi menuju Bogor. Walau Anda tidak mengetahui arah menuju Bogor,
mungkin saja Anda sampai kesana. Biasanya orang-orang yang seperti ini memiliki
prinsip hidup “Mengalir Seperti Air.”
Prinsip ini sudah lama
tidak berlaku bagi saya karena tentu tidak relevan bagi orang-orang yang
memiliki semangat dan memiliki keinginan-keinginan untuk dicapai. Anda pasti
tahu bahwa Air memiliki sifat memenuhi ruang kosong dan akan berbentuk seperti
wadah yang dipenuhinya. Jika wadahnya baik, maka air akan memiliki bentuk yang
baik juga dan sebaliknya jika wadahnya buruk air akan mengikutinya. Yang kedua,
air mengalir dari tempat yang tinggi ke tempat yang rendah dan air tidak pernah
tahu kemana ia akan mengarah, apakah akan menuju tempat yang baik atau bahkan
yang buruk. Sudah jelas kan bagi Anda mengapa saya dan banyak orang lainnya
sudah lama tidak menggunakan prinsip ini.
Lalu apa yang dapat
menjadi manfaat dari petuah kuno “Ketahuilah Arahnya” bagi kehidupan kita saat
ini? Sabagai seorang pelatih dalam dunia Penjualan dan Kepemimpinan, petuah ini
mengingatkan saya akan sebuah teknik yang bermanfaat dalam kedua dunia itu.
Seorang Penjual dan Pemimpin memiliki beberapa tugas yang serupa, tapi tak
sama. Salah satunya adalah MEMOTIVASI.
Seorang penjual
memotivasi calon pelanggannya untuk membuat keputusan yang tepat dalam membeli
barang/jasa yang dijualnya sedangkan seorang pemimpin bertugas memotivasi
orang-orang yang dipimpin agar bergerak maju menuju visi kelompok atau
organisasinya.
MARI BICARA TENTANG PENJUALAN, LAGI!
Sebagai seorang pelatih
bidang penjualan, para peserta pelatihan hampir selalu kekurangan materi untuk
dipelajari. Mereka memang peserta yang luar biasa yang tidak pernah merasa
cukup dalam belajar. Itu mengapa beberapa tulisan saya terakhir saya kaitkan
dengan penjualan sehingga mereka, khususnya, dapat membaca ulang apa yang telah
dilakukan dalam kelas dan umumnya semakin banyak orang yang bisa mendapatkan
manfaat dari tulisan ini.
Dalam memotivasi calon
pelanggannya, seorang penjual harus mengetahui arah motivasi calon pelanggannya. Hal ini bagaikan kompas kemana
pembicaraan akan diarahkan dan supaya pembicaraan Anda nyambung dengan calon nasabah. Bayangkan Anda didatangi seorang
penjual yang tidak mengerti kebutuhan Anda alias gak nyambung, apa yang akan terjadi? Kemungkinan terbesar adalah
Anda tidak tertarik pada penawarannya.
Pembaca yang baik, saat
Anda menjumpai calon pelanggan Anda, Anda sadari atau tidak, mereka telah
memasang filter atau saringan dalam
pikirannya. Filter ini lah yang akan
memilah milih kata-kata Anda apakah itu sesuai dengan faktanya atau tidak.
Contohnya adalah jika
Anda seorang penjual mobil dan seorang pelanggan datang menghampiri Anda, tanpa
ditanya apa kriteria yang diinginkan
Anda langsung menawarkan mobil Sport,
untuk dua penumpang, dan harganya tentu mahal. Padahal calon pelanggan Anda
membutuhkan mobil multi guna yang bisa ditumpangi oleh keluarga, dan harga yang
tidak terlampau mahal.
Jika Anda seorang Agen
Asuransi, tanpa bertanya-tanya, Anda langsung memberikan proposal ilustrasi
manfaat Asuransi. Ini seperti seorang dokter tanpa bertanya dan memeriksa, ia
langsung memberikan resep obat. Jika Anda sebagai pasiennya, saya yakin Anda sangat
takut untuk meminum obat tersebut.
Pertama kali yang harus
Anda lakukan sebagai seorang penjual adalah menemukan kriteria dari apa yang
dibutuhkan calon pelanggan Anda.
Jika Anda adalah seorang penjual mobil, Anda akan bertanya, “Apa yang Anda inginkan dari sebuah mobil?”
Jika Anda seorang agen asuransi dan hendak menawarkan asuransi pendidikan Anda
bisa bertanya, “Apa yang Anda inginkan
dari pendidikan bagi anak (-anak) Anda?”
Mungkin calon pelanggan Anda akan menjawab, “Saya ingin mobil yang bisa membawa keluarga
saya, bisa digunakan untuk berbagai keperluan dan harganya tidak mahal.”
Atau calon pelanggan Anda akan mengatakan, “Saya
ingin pendidikan tinggi bagi anak saya, yang bonafid, dan memberikan kurikulum
yang dapat digunakan dalam dunia kerjanya nanti agar anak saya mendapatkan
pekerjaan bergaji tinggi.”
Apa kriteria calon pembeli mobil Anda?
1.
Cukup
untuk keluarga,
2.
Untuk
berbagai kebutuhan,
3.
Tidak
mahal
Sedangkan kriteria dari
calon nasabah Asuransi Anda?
1.
Pendidikan
tinggi,
2.
Sekolah
bonafid,
3.
Kurikulum
yang sesuai dengan dunia kerja, dan
4.
Anak
bergaji tinggi.
Setelah mengetahui kriteria mobil, seperti diatas, yang diinginkan calon
pelanggan Anda, mobil apa yang Anda akan rekomendasikan?
Mungkin sales Toyota tidak akan merekomendasikan Alphard melainkan Avanza,
sales Daihatsu akan menyarankan Xenia , sales Suzuki akan memberi informasi tentang Ertiga,
dan seterusnya dan seterusnya.
Lalu setelah Anda tahu kriteria pendidikan yang calon nasabah Anda
inginkan untuk anaknya, asuransi apa yang akan Anda tawarkan?
Kemungkinan besar Anda akan menawarkan asuransi yang memiliki manfaat
tabungan atau investasi, tentunya.
ARAH MOTIVASI
Setelah Anda memahami
bahwa kriteria sangat penting dalam penjualan, mari kita melangkah pada tahap
selanjutnya yaitu mengetahui arah motivasi pelanggan kita. Bagi saya Motivation
adalah Motive for Action, untuk melakukan sesuatu (Action) Anda
membutuhkan sebab yang menggerakkan diri Anda (Motive).
Paling tidak ada dua
macam Arah Motivasi, yaitu Mendekati dan Menjauhi. Saya pernah mencontohkan dalam beberapa
tulisan saya sebelumnya. Dan sebagai tambahan pemahaman, pernahkan Anda
mendengar kalimat-kalmiat yang serupa dengan ini;
“Pokoknya gue harus beli
tuh mobil, biar gue tunjukin ke anak istri bahwa gue hebat.” Dan
“ Saya harus memiliki
asuransi kalau saya tidak ingin anak saya menderita setelah saya tidak ada.”
Apa yang menggerakkan
orang dalam kalimat pertama dan apa dalam kalimat kedua?
Orang pertama merasa
wajib untuk membeli mobil yang sedang ia pikirkan agar ia mendapat predikat
hebat dari anak dan istrinya. Arah motivasinya adalah Mendekati. Orang
dengan arah motivasi mendekati memiliki kecenderungan untuk memperoleh
kenikmatan. Pemilihan kata-katanya lebih banyak ingin mendapatkan sesuatu
daripada menghindarinya.
Orang kedua juga berpikir
wajib untuk memiliki asuransi karena ia tidak mau anaknya menderita nanti. Arah
motivasinya adalah Menjauhi. Orang dengan arah motivasi menjauhi
memiliki kecenderungan menghindari masalah atau penderitaan yang meungki akan
menimpanya jika ia tidak melakukan sesuatu. Kebalikan dari arah Mendekati,
orang ini cenderung menggunakan pemilihan kata yang menunjukkan ia harus
terhindar dari masalah atau penderitaan.
Sebagai seorang penjual
mobil, apa yang akan Anda katakan pada calon pembeli Anda diatas? Tentu harus
sejalan dengan apa yang sedang ia pikirkan. Anda akan kehilangan motivasinya
jika Anda mengatakan, “Ketika bapak memiliki mobil ini, bapak akan terhindar
dari panas dan hujan.” Kalimat Anda ini seharusnya digunakan pada orang
yang memiliki arah motivasi Menghindari. Untuk orang diatas Anda dapat
mengatakan, “Ketika bapak memiliki mobil ini, bapak akan melihat betapa
bangganya anak dan istri memiliki ayah dan suami yang luar biasa.”
Tambahkan lagi kalimat-kalimat yang arah motivasinya Mendekati agar hasilnya
lebih mak nyus... “Saat bapak mengendarai mobil ini, orang-orang akan
melihat kearah mobil ini mencari tahu siapa yang mengendarainya sampai bapak
mematikan mesin dan keluar dari mobil ini. Bapak membuat teman-teman bapak
terkagum-kagum.”
Nah, pembaca yang saya
cintai, saya yakin Anda memahami apa yang sudah saya jelaskan sedari awal tadi.
Apakah Anda masih memiliki pertanyaan? Materi ini memang lebih asyik untuk
dipraktikkan dari pada hanya dibaca saja karena itu yang kami lakukan dalam
kelas-kelas pelatihan bagi praktisi penjualan yang saya berikan. Semoga tulisan
ini memberikan Motif bagi Anda untuk beraksi. Salam Motivasi.