Certified Instructors-Indonesian Board of Hypnotherapy

Thursday, September 19, 2013

PETANI YANG MENYUBURKAN LADANG ORANG LAIN

Setiap hari mencari rejeki, kita bagaikan petani yang menggarap sawah dan ladang masing-masing. Dan setiap hari juga kita sering melihat para petani ini sibuk dengan ladangnya sendiri-sendiri. Pergi pagi dan pulang petang bahkan sampai malam. Menggarap, menanam, menyiram dan memupuk, dan tak jarang kita menjaga dari hal yang merusak tanaman dan ladang kita.
Bercita-cita mendapatkan hasil panen yang bagus, seringkali kita terlena menganggap ini lah hal yang paling penting kita lakukan setiap hari agar hasilnya nanti sempurna. Kita hanya memikirkan ladang dan diri sendiri. Tak hanya hama yang kita anggap mengganggu, bahkan beberapa kali, Tuhan yang menciptakan musim kemarau pun dianggap telah mengganggu hasil pekerjaan kita.
Ditengah keegoisan kita, ada seorang petani yang hasil ladangnya berlimpah dengan kualitas nomer satu. Berbeda dengan hasil ladang petani lain dengan lokasi yang tidak berdekatan. Penasaran akan hal itu, seorang mahasiswa calon insinyur petanian bertanya pada petani ini. Mengapa ladangnya dan ladang-ladang disekitarnya memiliki panen melimpah dengan kualitas nomer satu.
Petani ini menjawab, "Saya membagi bibit unggul yang saya miliki pada petani-petani yang berdekatan serta memberi mereka pupuk yang terbaik. Saya juga mengairi ladang-ladang mereka. Saya ikut membantu mengusir hama dari ladang mereka."
Petani ini melanjutkan, "Mas calon Insinyur, dengan cara seperti ini lah ladang saya menghasilkan panen terbaik. Perhatikanlah, jika saya tidak memberi bibit yang unggul pada petani disekitar dan bibit mereka jelek, maka angin akan menerbangkan serbuk sari bibit jelek tadi ke ladang saya. Perkawinan serbuk sari yang kualitasnya jelek itu akan berpengaruh buruk pada tanaman saya."
"Jika saya tidak mengaliri ladang mereka, tanah mereka menjadi tidak subur, unsur hara dalam tanah pun rusak. Maka hal itu juga akan berpengaruh pada tanah ladang saya yang ada disekitarnya."
"Jika saya tidak membantu mereka menghalau hama, maka bisa jadi ladang mereka menjadi sarang hama dan menular ke ladang saya. Itulah yang saya lakukan. Sederhana, tidak ada yang istimewa namun Tuhan memberikan hasil yang istimewa pada ladang saya dan petani disekitar."
Mahasiswa ini menyimpulkan bahwa ketika berbuat baik pada orang lain, faktanya adalah orang tersebut sedang berbuat baik pada diri sendiri.
Membantu orang lain, ternyata itu adalah bantuan untuk diri sendiri. Memberikan modal pada orang lain juga berarti bahwa kita sedang berusaha mensejahterakan diri sendiri.
Ia teringat apa yang pernah ditulis oleh Zig Ziglar bahwa Cara terbaik untuk mendapatkan apa yang Anda inginkan adalah dengan membantu orang lain mendapatkan apa yang mereka inginkan.
Ilmu ladang ini sangat berguna dalam kehidupan karena sesungguhnya kitapun sedang berladang untuk kehidupan kita. Ilmu TABUR dan TUAI saja belum cukup. Kita juga masih harus MENYUBURKAN ladang orang lain untuk kesuburan ladang kita sendiri.
Tulisan ini saya dedikasikan bagi para penjual uang memberikan manfaat pada pembelinya, bagi para guru dan pelatih yang memberikan ilmu berguna, bagi para orangtua yang mendidik anak-anaknya agar menjadi pondasi kuat bagi kehidupan semua, dan bagi semua orang yang membantu orang lain dalam pekerjaannya.Andrie Setiawan


Andrie Setiawan, S. Pd, M. M, C. Ht,  CFP®
Neuro-Financial Coach©