Ini bukan penyuluhan untuk berhenti
merokok, ini juga bukan kampanye anti rokok, apa lagi gerakan bawah tanah untuk
menghancurkan industri rokok.
Ini adalah tulisan dari pengamatan serta
pengalaman saya sendiri tentang rokok dan tentu karena tulisan ini adalah
artikel serial NLP (Neuro Linguistic Programming) dan Hypnotherapy,
maka sudah barang pasti saya melihat rokok dan aktifitasnya dari sudut pandang
keilmuan itu.
Dulu saya adalah seorang perokok aktif
namun sekarang saya pasif dan istri saya lah yang aktif. Eits...
maksudnya aktif mengingatkan saya... “Mas, jangan merokok lagi ya...” hehehe...
Sebagai mantan perokok, sekarang, saya mau
tanya Anda yang masih merokok. Apakah Anda merasa senang saat merokok? Hmmm...
biar saya baca pikiran Anda... aaah, Anda merasa senang saat merokok, kan?
Pertanyaan kedua, apakah Anda seringkali
merasa lebih tenang dengan merokok saat Anda berada dalam masalah? Saya tebak
lagi ya... yes, Anda lebih tenang, ya...
Pertanyaan ketiga, apakah dengan merokok
Anda merasa dapat memberi nilai tambah pada diri Anda didalam pergaulan/sosial
Anda? Yang ini saya juga bisa membaca pikiran Anda, jawabannya Ya, kan.
Dan
selain pertanyaan-pertanyaan diatas, Anda juga sadar dengan bahaya rokok
pada tubuh Anda, kan? Anda juga tahu bahwa seringkali saat Anda merokok,
orang-orang disekitar Anda merasa terganggu, kan? Anda juga beberapa kali sadar
bahwa gangguan tenggorokan, perasaan sesak di dada, serta sakit kepala juga
dipengaruhi langsung oleh rokok, kan? Dan beberapa kali Anda mengabaikan itu,
benar?
Mengapa banyak perokok yang sadar bahwa
perbuatan ini tidak baik tetapi tetap melakukannya?
Sederhana jawabnya, karena mereka sudah
menemukan “surga:” dalam sebatang rokok. Dan mohon maaf, jika pasangan Anda,
baik suami atau istri Anda, masih merokok sedangkan Anda tidak, artinya Anda
adalah bukan “surga”nya. Nah lho... maaf ya, kalau tidak percaya coba tanya
pasangan Anda, apakah dia bersedia berhenti merokok untuk Anda?
Banyak perokok yang sudah ditunjukkan
bahaya merokok, namun mereka tidak juga berhenti. Kenapa? Karena penyuluhan dan
kampanye itu terlalu rasional, sedangkan alasan seseorang merokok 95%
adalah emosional.
Lho dari mana angka 95%, Ndrie?
Maaf pembaca budiman, 95% itu juga berasal
dari perasaan saya saja...hehehe... karena memang tulisan ini bukan kampanye
anti rokok melainkan untuk dirasakan dan dinikmati oleh semua orang.
Dari sudut pandang NLP dan Hypnotherapy
jelas dan nyata bahwa seorang perokok setiap menghisap sebatang rokok, ia sedang
menguatkan diri mereka bahwa semakin dihisap, semakin tenang, semakin senang,
semakin bangga. Kira-kira itulah autosuggestion yang dijalankan tanpa
mereka sadari.
Kebiasaan merokok memiliki pola dan
semakin pola ini dijalankan dan diyakini ini adalah cara yang baik, semakin
kuat perasaan tergantung pada rokok. Duh bingung maksudnya, Ndrie.
Tenang, hehehe, pertama kali Anda merokok
juga bingung kenapa orang lain merokok tidak batuk seperti Anda, kenapa mereka
bisa mengeluarkan asap lewat hidung, juga kenapa Anda tidak bisa melakukan French
Inhale yaitu mengeluarkan asap lewat mulut dan dalam satu waktu
menghisapnya memlalui hidung Anda. Kalau Anda masih bingung dengan maksud saya,
nikmati saja dulu dan nanti Anda akan bisa menikmatinya.
Ivan Pavlov, seorang ahli psikologi
behaviorisme asal Rusia, menunjukkan percobaannya pada tahun 1890 tentang efek
pengkondisian pada perilaku. Ia menyiapkan seekor anjing dalam kurungan di
laboratoriumnya. Lampu dimatikan. Tahapan percobaan pengkondisian dilakukan
dalam urutan sebagai berikut, Bel di bunyikan, Lampu dinyalakan, Makanan
disodorkan pada anjing objek penelitian. Perilaku yang diteliti adalah
terproduksinya air liur anjing. Secara alamiah, seekor anjing akan mengeluarkan
air liur saat hendak makan. Lampu dimatikan kembali, beberapa saat kemudian
pola serupa diulang. Bel dibunyikan, lalu lampu dinyalakan, makanan disodorkan,
dan anjing mengeluarkan air liur. Pola tersebut dilakukan berulang-ulang dan
sampai suatu saat, bel dibunyikan, lampu dinyakanan, namun makanan tidak
disodorkan. Apa yang terjadi? Anjing tersebut tetap mengeluarkan liur. Anjing
tersebut sudah memelajari polanya, bahwa setiap kali bel berbunyi lalu lampu
akan menyala, maka makanan akan ia dapatkan.
Merokok juga memiliki pola, kan? Pertanyaan
lagi untuk Anda yang merokok. Kapan pertama kali Anda merokok? Apa alasan Anda
merokok?
Pertama kali saya merokok adalah saat saya
masih di bangku sekolah menengah atas. Saya merasa bahwa merokok memberi nilai
tambah bagi saya untuk bisa bergaul dengan teman-teman lain. Saya memiliki
banyak teman khususnya orang-orang yang suka dengan pelajaran sekolah. Bukan
sombong, sejak dibangku sekolah saya cukup dikenal sebagai anak yang (sok)
pintar, hehehe...
Memang ternyata benar, dengan merokok saya
bisa memiliki lebih banyak teman. Setiap kali berkumpul, saya merokok. Saya
yakin, beberapa dari Anda memiliki alasan yang sama untuk merokok, tetapi
mengapa para perokok tetap merokok padahal sebenarnya mereka tidak lagi
membutuhkan rokok untuk bergaul karena saat ini situasi sudah berubah. Anda
sudah jauh lebih cerdas untuk mendapatkan lingkungan sosial Anda, tidak seperti
pada masa sekolah dulu.
Walau saat ini dengan mudah Anda bisa
mendapatkan teman, rokok tetap tidak bisa ditinggalkan. Kenapa?
Kembali pada teori pengkondisian Pavlov
tadi. Pikiran Anda sudah dikondisikan untuk mengkonsumsi rokok. Setiap kali
mengkonsumsinya, muncul perasaan senang, tenang, dan bahagia yang dibutuhkan
untuk pergaulan masa lalu. Walau pergaulan Anda sudah berubah, Anda merasa tetap
membutuhkan hal itu. Dan cara yang paling sederhana yang pikiran Anda tahu
adalah dengan merokok. Semakin sering Anda lakukan, semakin yakin pikiran Anda
bahwa ini adalah satu-satunya cara atau paling tidak termasuk dalam TOP TEN
cara bahagia yang Anda tahu. Repotnya, Anda menjadi semakin dan semakin
tergantung pada rokok bahkan sampai saat Anda telah mengetahui bahaya dari
rokok.
Saya sering mendengar ungkapan seorang
bapak, “Wah, kalo saya mah udah terlanjur. Tapi jangan sampe anak saya
ngerokok seperti saya.”
Dalam hati tertawa, mana bisa bos! Anak
kan mengidolakan orangtua nya. Anda paham kan maksud saya. Ya kemungkinan besar
anaknya juga akan merokok.
Lalu sekarang apa yang kita harus lakukan
bagi kita yang sering menjadi “korban” para perokok aktif?
BERDOA! Supaya perokok aktif sadar.
Hehehe... memang gak ada yang lain walau saya mengusulkan beberapa cara setelah
ini.
PERTAMA, kesadaran para perokok untuk
tidak menjadi orang yang egois. Setiap kali selesai merokok, Anda sedang
meracuni orang yang katanya Anda cintai. Katanya cinta tapi kok gitu? Apa? Cuma
katanya? Hehehe... pantesan...
KEDUA. Cara ini hanya dilakukan jika cara
pertama tidak manjur. Berdasarkan beberapa penelitian, perokok tidak akan
berhenti dengan cara PERTAMA...hehehe... makanya ada cara KEDUA. Para perokok
adalah orang yang merasa bahwa lingkungan sosialnya sangat berpengaruh dalam
hidupnya. Bisa dibilang mereka sangat SOSIAL bukan SOK SIAL . Karenanya SOSIALnya lah yang dapat
menghentikannya. Protes sosial akan lebih didengarkan dari protes istrinya.
Tidak percaya? Coba saja.
Cara KETIGA. Dengan teknik sederhana
hipnosis. Yang dicari orang saat merokok adalah ketenangan, kesenangan, dan
kebahagiaan. Yang saya maksud disini adalah para perokok senior ya... Kalau ABG
sih merokok untuk gaya-gayaan doang... Padahal uangnya juga masih minta ortu.
Sebenarnya, saat seseorang merokok, yang
dilakukan adalah menarik nafas panjang. Menarik nafas panjang akan memberi
kesempatan bagi jantung untuk berdetak lebih lambat dan tubuh menjadi lebih
santai, tenang. Saat Anda mengembuskan asap, Anda juga melakukannya dengan
hembusan panjang, kan? Itu adalah sebuah teknik pernapasan untuk menjadi
relaks. Karena pada saat itu Anda belum mengetahui cara ini, wajar saja kalau
Anda menganggap bahwa ketenangan itu adalah ulah dari batang rokok yang Anda
hisap.
Saat Anda membutuhkan ketenangan, lakukan
ini... Dengarkan kata-kata saya....
TARIK NAFAS PANJANG, DAN HEMBUSKAN
PERLAHAN...
LAKUKAN LAGI DAN SEKARANG LAKUKAN EMPAT
HITUNGAN SETIAP MENARIK DAN MENGHEMBUSKAN NAFAS ANDA....
TARIK NAFAS...1...2...3...4...TAHAN....
HEMBUSKAN...1...2...3...4... LAKUKAN BERULANG KALI...
DENGARKAN SAYA, SAMBIL MELAKUKAN LATIHAN
INI, BAYANGKAN... SETIAP KALI ANDA MENGHISAP ASAP BERBAU TENGIK, ADA
ORANG-ORANG YANG TERTAWA KARENA MEREKA MENDAPATKAN UANG BANYAK DARI ANDA, DARI
KETIDAK PAHAMAN ANDA
BAHKAN MEREKA TIDAK MELAKUKANNYA KARENA MEREKA HANYA MENGINGINKAN UANG ANDA.
Sekali lagi, ini bukan kampanye anti
rokok, hanya mengulas bahwa hipnosis dapat membuat Anda terlepas dari
ketergantungan. Ingat, seharusnya bukan Anda yang bergantung pada rokok, tetapi
rokoklah yang bergantung pada Anda.