Merapikan Hidup? Apakah bisa?
Bukankah hidup sudah digariskan Tuhan? Bagaimana dengan Anda? Apakah Anda
pernah melakukan hal ini atau Anda tidak tahu apakah bisa, perlu, atau harus
merapikan hidup?
Penemuan terhebat abad ini adalah
bukan tentang penemuan komputer ultra tipis, bukan tentang handphone super
pintar, bukan pula tentang kendaraan super cepat. Penemuan terhebat abad ini
adalah Tentang bagaimana manusia bisa mengubah nasibnya dengan cara mengubah
cara berpikirnya.
“Lho lha ya itu... kan nasib
sudah digariskan Tuhan?” Tuhan
menciptakan manusia dengan dua hal yang menyertai Takdir dan Nasib. Tuhan yang
Maha Pengasih dan Penyayang akan selalu mentakdirkan kebaikan bagi manusia,
bagi Anda, bagi saya, dan bagi kita semua. Nasib? Tuhan menyerahkan nasib untuk
manusia tentukan sendiri. Nasib Anda adalah keputusan Anda sendiri. Apa yang
Anda dapatkan hari ini adalah keputusan yang telah Anda buat kemarin. Apa yang
akan Anda dapatkan besok adalah keputusan yang Anda buat hari ini. Mereka yang
hari ini merasa bahagia adalah karena mereka telah memutuskan untuk berbahagia
hari ini. Jika Anda belum bahagia hari ini, putuskanlah besok untuk berbahagia.
Saya tunggu kabar dari Anda besok apakah yang Anda putuskan itu terjadi. Email
saya ke setiawan.andrie@gmail.com.
Jika Anda tidak bahagia besok, garansi uang kembali, (hehehe). Karena Anda
tidak membayar sepeser pun uang pada saya, maka tidak ada uang kembali namun
bisa saya pastikan jika Anda tetap tidak bahagia besok, garansi kesedihan dan
beban hidup akan kembali. Putuskan ya, BAHAGIA.
Bagaimana Nasib Anda terbentuk.
PIKIRAN menjadi PERKATAAN berubah menjadi PERBUATAN yang dilakukan
berulang-ulang kemudian menjadi KEBIASAAN melekat dalam diri menjadi KARAKTER
dan jadilah NASIB
PIKIRAN = PERKATAAN =PERBUATAN =
KEBIASAAN = KARAKTER = NASIB.
Contoh sederhana,
Misalnya, Anda punya pikiran
buruk tentang pekerjaan Anda, pekerjaan membosankan, tidak layak untuk Anda,
lingkungan tidak menyenangkan, atasan menyebalkan, dan lain-lain. Begitu
hal-hal tersebut yang terpikirkan, sesekali Anda akan mengatakan hal tersebut
pada orang lain paling tidak pada diri sendiri, “Payah dah kerjaan gue, gitu-gitu aja.”
Memang kemudian, hari berikutnya
Anda merasakan bahwa pekerjaan Anda tidak ada yang berbeda dari biasanya, gitu-gitu aja. Setiap berangkat ke
tempat kerja perilaku Anda mulai menampakkan penurunan. Bahu turun, Wajah
turun, langkah berat, kaki diseret, senyum tak terkembang dan hanya cemberut.
Hal ini terjadi berualang-ulang setiap hari dan makin memantabkan karakter Anda
yang menjadi sering mengeluh dan perilaku negatif lainnya.
Suatu hari, ada promosi di tempat
Anda bekerja, atasan Anda mencari kandidat yang bisa menjalankan tantangan
mengatur proyek sebagai syarat promosi, sayang sekali Anda tidak terpilih,
atasan Anda menyerahkan proyek tersebut pada kawan Anda yang selalu tersenyum
pada setiap orang, yang sangat bersemangat dalam melakukan pekerjaannya, dan
kebiasaan membantu orang-orang di tempat kerjanya. Dan Anda hanya akan bilang, “Yah...
memang dah NASIB gue dah gak promosi.”
Nah, kan? Apa yang saya bilang?
Nasib Anda bergantung pada Pikiran Anda. Jika ada pikiran yang akan melemah kan
Anda, segera ubah pikiran tersebut yang sesuai dengan hati Anda.
Pikiran Melemahkan
|
Pikiran Menguatkan
|
“Duh, capek banget nih kerjaan.”
|
“Saya tau, capek adalah tanda bahwa gue sudah
melakukan tugas saya secara maksimal. Saya Cuma harus belajar mengatur energi
saya.”
|
“Nih kerjaan gak selesai-selesai.”
|
“Nah, kesempatan mempraktekkan ilmu komunikasi
untuk melipat gandakan energi, cari bantuan temen aaaah.”
|
“Bete deh nih kerjaan, gak ada apa yang beda.”
|
“Semakin sering dilakukan saya akan semakin ahli,
dan orang ahli bayarannya mahal, asyiiiik.”
|
“Bos bisanya Cuma merintah doang, kerjain dong.”
|
“Ini dia waktunya latihan untuk jadi bos.
Pemimpin yang baik bermula dari menjadi pengikut yang baik. Kalau dari atasan
saya yang tidak baik, saya jadi tahu bagaimana menjadi pemimpin yang baik.”
|
Dll...
|
Dll...
|
Pikiran-pikiran ini bagaikan
virus, begitu Anda katakan pada orang lain, masing-masing memiliki efek yang
berbeda. Pikiran yang melemahkan akan menginfeksi pikiran orang lain menjadi
lemah dan sebaliknya pikiran yang menguatkan akan membuat orang lain menjadi
kuat. Untuk merapikan nasib kita, memang kita harus merapikan pikiran kita.
...DISCLAIMER...
“PERHATIAN! ILMU
DIATAS SANGAT DAHSYAT KETIKA DIPRAKTEKKAN. DAMPAK NEGATIF DARI PIKIRAN YANG
MELEMAHKAN MENJADI TANGGUNG JAWAB ANDA SENDIRI SEDANG DAMPAK POSITIF DARI
PIKIRAN YANG MENGUATKAN AKAN MENJADI DOA BAGI SAYA DAN ANDA SEMUA.”