Certified Instructors-Indonesian Board of Hypnotherapy

Wednesday, July 17, 2013

UANG MEMANG PENTING TAPI BUKAN SEGALANYA

Sahabat, apakah Anda tahu apa alasan Anda melakukan pekerjaan setiap hari? Uang? Mengapa? Tidak ada yang lain? Sering kali kita terjebak dalam asumsi yang sepertinya benar tapi berbahaya menyesatkan.

Dengarkanlah ungkapan ini, “Uang Memang Bukan Segalanya, tetapi Segalanya Butuh Uang.” Entah siapa yang pertama kali menciptakan kalimat penuh daya hipnotis ini. Kalimat pertama yang langsung direspon oleh pikiran Anda bahwa itu adalah sebuah kebenaran yang dengan cepat disusul oleh kalimat yang mengarahkan pikiran Anda pada arah yang berbeda. Saking cepatnya, pikiran Anda tidak sempat menyaring pesan dibalik kalimat itu.

Lihatlah kejadian ini, dalam sebuah seminar wirausaha seorang pemuda menghampiri seorang pengusaha muda. Dengan canggung pemuda ini memulai percakapan,

Selamat pagi, Pak. Senang bisa bertemu Anda dan saya sangat ingin menjadi kaya raya seperti Bapak.” Bilang pemuda ini.

Pengusaha ini bertanya, “Sebagai seorang pemuda, berapa kekayaan yang Anda inginkan saat ini?

Bagi saya, Satu Miliar Rupiah sangatlah hebat, Pak.” Jawab pemuda ini.

Mas, maukah Anda mendapatkan Satu Miliar Rupiah dari saya tapi Anda harus menukarnya dengan kedua mata Anda? Maukah Anda menukarnya dengan kedua lengan Anda? Maukah Anda menukarnya dengan kedua kaki Anda? Dengan jantung Anda? Dengan Hati Anda? Dengan otak Anda?” Kata pengusaha muda ini sambil tersenyum dan kemudian melanjutkan, “Anda sudah sangat kaya dan kekayaan Anda melekat pada diri Anda, Mas.

Di tempat lain, sebut saja Ali, seorang manajer di sebuah perusahaan terkemuka yang selalu berangkat ke kantor setengah enam pagi hari dan baru pulang biasanya jam sembilan malam, bahkan tidak jarang ia sampai rumah jam sebelas malam.

Malam ini Ani anaknya yang masih berumur tujuh tahun sengaja menunggu Ali, ayahnya, pulang dari kantor yang sekitar jam sebelas malam baru sampai rumah saat itu.

“Ani, kenapa kamu belum tidur, Nak?” Tanya Ali sambil melempar senyum pada anaknya.

Aku sengaja nunggu Papa karena ada yang mau aku tanyakan, Pa.” Jawab anak perempuan yang lucu ini dengan kepolosannya.

Kamu mau tanya apa?” Tanya Ali lagi.

Berapa gaji Papa sebulan, Pa?” Lanjut Ani.

Sambil membereskan pakaian ganti karena Ali segera ingin mandi, Ali menjawab, “Kamu hitung sendiri ya, Papa sehari dibayar Rp. 700.000 dan Papa bekerja rata-rata selama sepuluh jam sehari dan bekerja selama 24 hari sebulan.

Oh, berarti Papa digaji Rp. 70.000 sejam ya? Boleh aku pinjam uang Lima Ribu rupiah aja, Pa?” Minta Ani.

Ani! Kamu mau apa sih, malam-malam begini tanya gaji terus pinjam uang segala. Papa capek besok harus bekerja lagi. Sudah, kamu tidur sana!” Sergah Ali dengan keras.

Dengan wajah sedih, Ani menundukkan kepala tidak berani menatap Papanya, berbalik badan dan berjalan dengan lemas menuju kamarnya.

Ali merasa bersalah karena berbicara keras pada anaknya yang lucu itu, tak lama kemudian ia menyusul kekamar Anaknya. Terlihat Ani sedang duduk sedang memegang celengannya.

Maafkan Papa sudah bicara keras sama kamu, Nak. Kalau kamu mau beli mainan, besok Papa belikan ya, tidak perlu meminjam uang segala. Saat ini sudah malam, kita tunggu sampai besok ya.” Jelas Ali kepada Ani

Ani gak mau beli mainan, Pa. Ani Cuma mau main sama Papa setengah jam saja. Karena kata Mama waktu Papa sangat berharga. Ani sudah hitung gaji Papa dan Tabungan Ani cuma Rp. 30.000, untuk meminta waktu Papa setengah jam membutuhkan Rp. 35.000, makanya Ani mau pinjam Lima ribu supaya bisa main sama Papa.” Jawab Ani sambil menangis.

Napas Ali menjadi sesak dengan mata berkaca-kaca, sama seperti sesaknya napas saya dan mata yang mulai berair ketika menulis kembali sebuah cerita yang pernah saya baca dari sebuah buku ini.

Sahabat, uang memang penting, tapi bukan segalanya. Seorang filusuf Cina, Konfusius, memiliki tiga pertanyaan dahsyat bagi saya sampai saat ini. Jika ingin sukses, jawablah tiga pertanyaann ini, 

1.  Apakah Anda sadar bahwa ada orang-orang yang mencintai dan mendukung Anda untuk menjadi sukses?

2. Apakah Anda memiliki orang-orang yang Anda cintai?

3. Apakah Anda tahu apa yang Anda lakukan esok untuk mencapai kesuksesan itu?

Jika Anda bisa menjawab semua pertanyaan dengan YA, Anda adalah orang yang bahagia. Kebahagiaan bukan uang dan uang tidak secara sederhana langsung membuat Anda bahagia. Di meja kerja, saya menempelkan selembar uang Seratus Ribu Rupiah yang mengundang pertanyaan beberapa kawan saya. Bukan bermaksud sombong, tetapi saya sedang mengajarkan pada pikiran saya bahwa;

UANG adalah sekedar kertas dan tetaplah selembar kertas dan terus akan begitu. Uang itu tidak akan berguna sebelum aku membelanjakannya untuk sesuatu yang bermanfaat. Bermanfaat untuk diri sendiri, keluarga, dan orang-orang sekitar. Yang aku cari bukanlah uang, tetapi manfaat yang bernilai dari uang tersebut yang akan membawa kebahagiaan bagi ku dan orang-orang sekitar. aku membuka pikiran ku untuk menerima keberlimpahan yang akan tersalurkan pada orang-orang disekeliling ku. Menjadi Gardu Rejeki yang tidak pernah menghamba pada Uang. Kebahagiaan adalah bukan tentang uang dan kekayaan yang sebenarnya adalah jika aku tahu cara menghasilkan uang, membelanjakannya, menyimpan, dan mengembangkannya, serta menikmatinya. Aku menikmati hidupku karena ada orang-orang yang mencintaiku dan aku cintai, dan aku menikmati apa yang aku kerjakan.

Salam Keberlimpahan dari Pontianak,

Sedang Mengajar untuk 30 orang agen asuransi tentang perencanaan keuangan