Certified Instructors-Indonesian Board of Hypnotherapy

Tuesday, June 18, 2013

Ah... Saya kan Cuma Dibayar Murah


Memperhatikan lingkungan disekitar saya, membuat saya ingin menulis tentang hal ini. Ada orang yang di meja kerjanya memasang tulisan "Jangan Mangeluh" tapi masih tetap mengeluh, ada pula yang berharap penghasilan besar dengan melakukan hanya hal-hal yang kecil-kecil saja. Ada yang mengeluarkan energi besar tapi lebih mementingkan hal tersebut dilihat orang lain dari pada menjaga kualitas hasil, dan juga ada yang tidak sabar melompat ingin menjadi pemimpin padahal belum pernah menjadi pengikut yang baik. Contoh lain yang lebih buruk lagi adalah cerita tentang seorang guru yang sering terlambat, jangankan untuk mempersiapkan materi ajar, untuk mencuci muka dari debu jalan pun ia tidak sempat.

Bayangkan Anda adalah pemimpin mereka, beri mereka teguran, kira-kira apa yang menjadi alasan mengapa mereka masih mempertahankan hal-hal tersebut? Biasanya, terucap atau tidak, mereka merasa hal tersebut sepadan dengan bayaran yang mereka terima. "Ah... Saya kan Cuma Dibayar Murah", kira-kira itu yang dikatakan pikirannya.

Ada kebingungan (bias) dalam jawaban itu. Bayaran rendah yang kita terima MENYEBABKAN performa kerja kita yang buruk atau sebaliknya, performa kerja kita yang buruk akan MENYEBABKAN bayaran rendah yang kita peroleh?

Saya tidak pernah berhenti belajar tentang hukum sebab dan akibat, gaya tarik menarik dan gravitasi, serta hukum tolak menolak yang sudah sejak lama ditemukan para ahli seperti Isaac Newton dan Archimedes. Walaupun kehidupan tidak masuk dalam pelajaran yang bersifat eksakta (ilmu pasti) namun hukum-hukum itu berlaku dalam kehidupan. "Lho? Itu artinya kehidupan kita juga bersifat pasti dong?" Saya tidak bilang begitu tapi Brian Tracy mengatakan bahwa prestasi dapat diprediksi. Apa yang Anda inginkan harus sesuai dengan apa yang Anda lakukan untuk mencapainya.

Pelajaran menulis dan mengarang yang diajarkan disekolah selalu menuntut agar kita memulainya dari pembukaan, kemudian masuk ke bagian isi, lalu penutup. Ini yang menyebabkan para calon sarjana merasa tertekan saat harus menulis skripsi. Saat saya harus melalui proses skripsi dan tesis, saya merasa hal tersebut sangat menyenangkan. Saya tidak memulai dari awal, saya langsung berpikir bagaimana akhirnya. Saya membayangkan apa yang menyenangkan untuk dibaca dalam skripsi dan tesis saya, bagaimana orang-orang yang membacanya akan mendapatkan manfaat dari tulisan saya, setelah saya dapat idenya lalu saya mencari tahu ilmu apa saja yang menantang dalam penulisan skripsi dan tesis. Saya menemukan hal ini adalah mata kuliah statistik dan metode penelitian, dibagian inilah mahasiswa harus bolak balik menemui pembimbingnya. Saya memelajari ilmu itu dengan teliti dan mendapatkan esensi filosofinya. Statistik dan metodologi penelitian menjadi mata kuliah yang menyenangkan sementara banyak teman tidak menyukainya. Terakhir, barulah saya memikirkan judul yang disusul dengan proses penulisan. Pada saat diuji, saya dapat menunjukkan pemahaman atas apa yang saya tulis, itu artinya para penguji harus ikhlas memberi saya nilai "A".

Apa hubungan skripsi dan tesis dengan pekerjaan saya yang dibayar murah? Begitulah kira-kira pertanyaan pembaca yang mulai tidak sabar untuk mendapatkan manfaat tulisan ini.

Sahabat-sahabatku yang baik, masing-masing dari kita adalah PENULIS kehidupan diri sendiri. Banyak dari kita yang ingin memulainya dengan sangat mewah dan istimewa namun kemudian kita tidak tahu apa yang harus dilakukan selanjutnya. Sama seperti sebuah tulisan kehidupan, Anda ingin memiliki judul yang luarbiasa bagus, namun Anda belum tahu apa yang akan Anda tulis. Saya sering memerhatikan bagaimana sebuah acara resepsi pernikahan digelar dengan sangat mewah dan menghabiskan banyak biaya namun kehidupan selanjutnya malah tidak seindah dan semewah resepsinya. Mereka adalah yang hanya mementingkan judul dari pada akhir yang baik.

Pekerjaan kita adalah bagian dari tulisan kehidupan kita. Sebuah artikel kecil yang melengkapi seluruh tulisan kehidupan kita yang selalu ingin berakhir dengan bahagia. Maka dari itu, pikirkanlah sejak awal bagaimana akhirnya nanti. Siapapun dan apapun pekerjaannya, Anda dapat bertanya; HASIL AKHIR APA YANG SAYA INGINKAN TERJADI PADA DIRI SAYA SEBAGAI SEORANG....(sebutkan pekerjaan Anda)?

Lalu pikirkan hal-hal apa saja yang harus dilakukan untuk mencapainya. Apakah Anda telah menguasai hal-hal tersebut? Jika belum, pelajari dan praktikkan sampai ahli. Lalu lakukanlah dan akhirnya tunggu hasilnya dengan sabar.

Anda semua selalu memiliki potensi yang dapat membantu diri sendiri untuk sukses sesuai keinginan Anda masing-masing. Potensi yang tidak terlihat itu bagaikan mutiara dalam lumpur. Memang, mutiara tetaplah mutiara yang harganya mahal, namun jika itu terpendam dalam lumpur yang dalam maka tak satupun yang melihat Anda untuk diambil dan menjadi manfaat. Anda harus terlihat (Stand Up), kemudian tunjukkan kemampuan Anda beserta hasilnya (Speak Up), dan Anda akan diperhitungkan (Be Counted)

Lalu, terakhir, apa akar kebaikan dari semua itu? DISIPLIN POSITIF, Nasib baik adalah hasil dari karakter yang baik efek dari kebiasaan baik. Untuk menjadi kebiasaan, hal-hal positif harus dilakukan secara disiplin. Musuh dan akar kejahatan nomor wahid dalam kehidupan kita adalah DISIPLIN NEGATIF, terbiasa malas adalah hasil dari displin juga. Biasa mengeluh juga hasil disiplin. Biasa datang terlambat mutlak hasil disiplin, dan biasa mendapatkan bayaran kecil juga hasil disiplin.

Masih mengeluhkan pendapatan kecil? Mungkin Anda harus mengubah disiplin bersyukur Anda lalu bertindaklah. Saya berdoa semoga dengan seketika penghasilan Anda berubah menjadi besar. Amiiiin.... Namun pertanyaannya sudah siapkah kita menerima bayaran yang sangat besar dengan disiplin penghasilan kecil yang kita miliki. Kalau begitu saya ubah doanya, Ya Tuhan tahanlah rejeki kami sampai kami pantas menerima rejekiMu yang lebih besar.