Certified Instructors-Indonesian Board of Hypnotherapy

Sunday, April 5, 2015

LARI DARI TAKDIR ALLAH MENUJU TAKDIR ALLAH YANG LAIN

SETUJUI KEBERATAN PELANGGAN, BUKAN MENDEBATNYA

Masih ingat apa yang kita bahas dalam tulisan sebelumnya, PELANGGAN SELALU BENAR (?)? Kebanyakan penjual bersusah payah belajar dan berlatih untuk menjawab dan bahkan menyanggah keberatan pelanggan dan berusaha keras membalikkan keberatan tersebut agar pelanggan setuju membeli.

Sebagai penjual kita bisa menggunakan cara lain yang masih jarang dilakukan orang lain dan ingatlah bahwa rejeki kita ada dan berasal dari Allah. Sekeras apapun Anda menyanggah keberatan pelanggan bahkan sampai terjerumus kedalam kata-kata yang berlebihan apalagi sampai berbohong, jika Allah belum berkenan maka mereka tidak akan menjadi pelanggan Anda. Jadi, santai dan terus berusaha ya...

Dari pada menangani keberatan, akan lebih ringan jika Anda menyetujui keberatan. Stres tidak perlu terjadi dan kita akan dengan santai serta bahagia menjalani pekerjaan ini, in syaa Allah, Amiiin.

Ijin kan saya memberikan ilustrasi dari ide ini, yang saya tawarkan pada Anda.

Sebuah perusahaan Asuransi jiwa memiliki produk syariah namun dalam kelas pelatihan, mereka masih menghadapi persoalan keberatan pelanggan. 

Sebelum memiliki produk syariah, para tenaga pemasarnya kerap mendapatkan keberatan bahwa berasuransi sama dengan LARI dari Takdir Allah. Tidak pasrah dan menyerahkan diri pada Allah. Namun setelah perusahaan tersebut memiliki produk syariah, para tenaga pemasar pun masih menghadapi keberatan yang sama, Asuransi sama dengan lari dari takdir Allah!

Beginilah cara menyetujui keberatan pelanggan;

Pelanggan: "Berasuransi itu sama dengan lari dari takdir Allah."

Tenaga Pemasar: "Bapak benar, Berasuransi itu sama dengan lari dari takdir Allah. (Ulangi kalimatnya sebagai tanda bahwa Anda mendengarkan, memahami, dan menyetujui kata-kata nya)."

"Ingatkah Bapak ketika Umar ibnul Khaththab pergi ke Syam. Kemudian ketika ia sampai di sebuah desa antara perbatasan Hijaz dan Syam, Umar bertemu dengan panglima pasukan, Abu Ubaidah bin Al Jarrah dan teman-temannya."

"Mereka menginformasikan bahwa di Syam sedang terjadi wabah lepra Amwas. Kemudian para sahabatnya berbeda pendapat. Ada yang menyarankan untuk terus ke Syam dan ada yang menyarankan untuk kembali ke Madinah. Beberapa kelompok lain dari para sahabat dimintai pendapat dan hasilnya sama, yaitu berbeda pendapat."

"Mendapati dua suara berbeda yang sama banyak, Umar memutuskan kembali ke Madinah dan kemudian Abu Ubaidah berkata, "Hendak lari dari takdir Allah?""

"Umar menjawab, "... Apa pendapatmu jika untamu jatuh pada lembah yang memiliki dua sisi. Satu sisi dari lembah itu subur, dan sisi lainnya tandus? Bukankah jika kamu menggembalakan untamu di lembah yang subur maka sama saja kamu menggembalakannya dengan takdir Allah, sedangkan jika kamu gembalakan di tanah yang tandus maka kamu juga menggembalakannya dengan takdir Allah?"

"Beberapa waktu kemudian Abdurrahman bin Auf datang dan memberitahukan bahwa Rasulullah SAW pernah bersabda, "Jika kalian mendengar sebuah wabah tengah melanda satu daerah, maka jangan kalian mendatanginya. Sedangkan jika terjadi wabah pada satu daerah dan kebetulan kalian berada di tempat itu maka janganlah kalian keluar lari darinya!"

Tenaga Pemasar: "Saya yakin Bapak memahami maksud dari perkataan Rasulullah SAW dan berkaitan dengan urusan kita, Bapak tahu bahwa kita cepat atau lambat akan meninggalkan dunia ini menuju kepada-Nya, dan Bapak memiliki pilihan  atas dua Takdir Allah dalam meninggalkan keluarga Bapak, dalam kondisi kecukupan atau meminta-minta dan bergantung pada manusia. Bapak lari dari takdir dan menuju takdir Allah yang lain. Silakan Bapak tandatangani ilustrasi manfaat asuransinya disini (sambil menunjuk tempat tandatangan)."

SEMOGA BERMANFAAT.