Certified Instructors-Indonesian Board of Hypnotherapy

Saturday, October 22, 2011

Emosi Meledak?!! Klik… Padam deh…


Emosi? Banyak yang salah dengan kata ini. Saat mendengar kata ini kebanyakan orang mengasosiasikannya dengan MARAH. Betul ya? Kebanyakan dari Anda berpikir seperti itu, kan?

Sekarang, lihatlah anak Anda (jika saat membaca ini Anda sedang tidak bersama mereka, bayangkanlah). Apa yang Anda rasakan? SAYANG, CINTA, RINDU, dan atau mungkin SEDIH karena saat ini Anda ingin bersama mereka namun harus menahan diri sampai waktunya tiba.

Sahabat, perasaan di atas juga merupakan emosi. Jadi apa sebenarnya emosi? Secara teknis Emosi adalah Kondisi pikiran hasil dari interaksi kimia tubuh dan Stimulus dari luar tubuh kita. Interaksi ini juga mempengaruhi gejala fisiologis atau sederhananya tubu kita bereaksi.

Sekarang ingat lagi kondisi saat Anda merasa bahagia.Apa yang membuat Anda bahagia saat itu? Apakah Anda membuat diri Anda sendiri berbahagia? TIDAK, Anda saat itu mengingijinkan diri Anda bahagia dan ada sesuatu dari luar diri Anda yang memicu itu, kan? Ya memang, pemicu itu buka satu-satunya penyebab Anda bahagia bahkan bagi para praktisi teknologi pikiran mengubah perasaan sedih menjadi bahagia adalah bukan hal sulit.

Sekali lagi saya hanya ingin mengilustrasikan bahwa Bahagia adalah juga emosi dan Anda juga tahu bahwa emosi sangat penting peranannya dalam hidup kita. Emosi sudah menjadi bagian dari diri kita yang juga telah lama menemani kita dalam setiap mengambil keputusan.

Bukan hanya ‘pikiran logis’ saja yang berperan saat Anda memilih sesuatu. Saat Anda mengandalkan hanya ‘pikiran logis’ saja sebenarnya Anda adalah orang yang tidak logis. Mau contoh lagi?

Sahabat, sebagai penulis yang suka memprovokasi pikiran orang-orang disekitar, saya juga melatih banyak praktisi penjualan dan kepada mereka saya katakan bahwa setiap pembelian memiliki keputusan emosional.

Dalam membeli pakaian selain kenyamanan dan model yang sesuai alias matcing dengan acara yang akan dihadiri Wanita dan Pria memiliki kebutuhan emosional yang berbeda. Secara umum wanita berpakaian untuk ditunjukkan dan mendapatkan respon dari suaminya sedang para pria berpakaian untuk ditunjukkan dan mendapatkan respon dari semua wanita.

Eits... hehehe... mulai ada pikiran yang terprovokasi ya...

Baiklah, satu contoh lagi. Dua buah dealer mobil menjual mobil yang sama namun tentu saja dengan salesman yang berbeda. Dearler yang pertama memiliki salesman yang sangat tidak ramah namun tidak jauh dari tempat itu di dealer kedua memiliki salesman yang ramah. Saya tahu bahwa dealer kedua berpeluang menjual mobilnya pada Anda. Ya kan... karena ada kebutuhan emosional yang kemudian menjadi pertimbangan Anda dalam membuat keputusan membeli.

Sekali lagi... Emosi adalah baik karena ia menjaga Anda dari kerugian baik secara fisik maupun mental.

Tapi emosi yang tidak terkontrol menjadi sumber bencana bagi mereka yang sudah pernah merasakannya. Beberapa waktu lalu saya membaca sebuah koran dan satu berita mengatakan bahwa seorang suami membunuh istrinya padahal mereka baru menikah sembilan hari. OMG... Sahabat, masih banyak kejadian-kejadian konyol karena tidak terkontrolnya emosi.

Abis gimana dong, Ndrie... rasa sebel gue muncul lagi kalau inget yang udah-udah.

Begitulah kalimat yang sering kita dengar, kan? Membayangkannya saja akan mengembalikan rasa sebel nya. Padahal dia juga tahu bahwa hal itu sudah tidak terjadi lagi. Mengapa perasaan itu muncul lagi? Itu lah uniknya pikiran manusia. Tapi Anda sadar juga kan bahwa kita hidup di masa kini menuju masa depan, masa lalu menjadi pelajaran dan pelajaran yang akan benar-benar menjadi pelajaran saat Anda telah dapat memisahkan emosi negatif dengan manfaat pelajaran (hikmah) nya.

Seseorang yang selalu secara terus menerus melihat masa lalunya padahal ia ingin menuju masa depannya, ia seperti seseorang yang sedang mengendarai mobil namun kedua matanya hanya tertuju pada kaca spionnya. Ini yang saya pelajari dari istri saya.

Bayangkan jika Anda terus memerhatikan spion Anda dengan emosi, misalnya Anda mencaci, memaki mengutuk sesuatu di belakang Anda dan terus memerhatikan hal tersebut melalui kaca spion Anda padahal mobil Anda sedang melaju kedepan. Anda dalam BAHAYA.

PISAHKAN EMOSI DENGAN KEJADIANNYA, ANDA AKAN MENDAPAT PELAJARANNYA DAN SIAP MELAJU KE MASA DEPAN.

Apakah dicubit sakit? Sakit lah, Ndrie... Sudah tanya kok tau! Eh Dah tau kok nanya!

Syaraf kulit menerima tekanan dan pembuluh darah dibawah kulit terdepresi, syaraf menginformasikan sensasi ini ke otak dan kemudian otak melanjutkan informasi ini ke tubuh kita untuk Lawan atau Lari. Kebanyakan dari kita adalah menghindar dari cubitan berikutnya. Itu adalah mekanisme bertahan dari otak kita.

Alright! Kita lakukan percobaan kecil... Percobaan pertama, Cubit lengan Anda... Dan rasakan di mana sakitnya. Dalam percobaan kedua kita akan hilangkan rasa sakitnya. Are You Ready?

Okay, let’s get the show on the road! Katakan pada otak, “Wahai otak ku yang baik, tetaplah tenang dan kau tidak akan menerima informasi dari syaraf lenganku. Tetaplah diam disana ya...”

Atur nafas Anda..relaxed 1...2...3...cubit sekarang...aaaah Sakitnya hilang...

Kok bisa? Ini namanya hipnoanastesi. Tanpa bius, pikiran Anda sudah membedakan peristiwa dari emosinya. Sama sederhananya saat emosi Anda meledak. Berikan waktu sejenak pikiran Anda untuk relaks dan Anda terbebas dari ledakan emosi yang tidak bermanfaat.

Saat emosi meledak, otak Anda dibanjiri kimia yang membuat otak dan tubuh Anda semakin tidak nyaman. Bayangkan saja otak Anda memiliki saklar. Saat saklar di tekan KLIK... listrik otak Anda padam sesaat dan membiarkan kimia tadi menguap. Nah... Anda baru saja terhindar dari Ledakan Emosi yang akan membuat tubuh berperilaku diluar kendali.

“Tapi Ndrie, setelah itu apa lagi? Saya khawatir ledakan itu akan muncul kembali.”

Baiklah Sahabat, kita memang harus kerja tuntas sampai puas walau saya sudah lemas...hehehe...

Kita akan berlatih membuat ledakan emosi ini tidak ogah muncul secara lebih permanen, tapi tunggu di tulisan saya berikutnya ya.

Emotional Explosion, Defuse it!