Certified Instructors-Indonesian Board of Hypnotherapy

Saturday, September 8, 2012

JADILAH SEPERTI YANG ANDA INGINKAN.


Pernah dengar ungkapan, “Bukan salah Anda ketika Anda terlahir miskin tapi pasti salah Anda jika Anda mati dalam keadaan miskin.”


Tapi apakah di antara kita ada yang bercita-cita untuk tetap miskin? Saya kira 99% tidak ada yang menginginkan konsistensi dalam kemiskinan.

Suatu hari seorang pejalan kaki penasaran melihat seorang pengemis tua yang setiap hari pada jam yang sama dengan cara meminta yang sama dan di tempat yang sama di sebuah trotoar yang ia selalu lewati dalam perjalanan menuju kantornya.

Tak tahan dengan rasa penasarannya ia pun bertanya pada pengemis tua itu, “Bapak tiap hari mengemis disini?”

“Iya mas”, jawab pengemis itu tegas. “Sejak kapan bapak mengemis?” Susul pemuda pejalan kaki itu.

“Wah saya ngemis sudah belasan tahun, mas. Bahkan sekarang anak pertama saya sudah di ITB, anak kedua di UGM Yogyakarta, dan anak ketiga saya di UNPAD Bandung.” Jawab pengemis tua tersebut diiringi dengan senyum.

Sontak pejalan kaki itu tersentak mendengar jawaban pengemis tua tersebut, “Luar Biasa hebat sekali, dari hasil mengemis bapak mampu menyekolahkan tiga anak bapak di univesitas besar dan terkenal?”

“Nggak kok, mas. Mereka disana juga sama kayak saya... ngemis juga.” Tutup pak pengemis. J

Miskin atau kaya memang tidak dipungkiri merupakan hasil dari usaha dan beberapa faktor lainnya tapi yang sering terlupa adalah bahwa menjadi miskin atau kaya adalah dampak dari Program pikiran yang kita buat untuk diri kita baik disadari atau tidak.

Miskin atau kaya bergantung pada mentalnya. Apakah Anda bermental kaya atau sebaliknya bermental miskin. Dengan kata lain, Mindset nya sudah dibuat sebelum miskin atau kaya ini mengelilingi kita.

Anda yang bermental kaya bagaikan sebuah wadah yang besarnya tidak terbatas dan siap menampung kekayaan yang diberikan Tuhan pada Anda dan sebaliknya Anda yang bermental miskin, Anda adalah wadah yang kecil dan sangat terbatas. Jangankan menerima kekayaan Tuhan, bahkan bayangan tentang menjadi kaya saja tidak cukup dapat Anda tampung. Ini yang sering diteriakkan orang-orang bermental miskin, “Yah kita mah orang miskin, mas. Gak bisa ngapa-ngapain lagi, tetep aja miskin.
Anda paham kan maksud saya? Orang yang bermental miskin membatasi kekayaan yang Tuhan berikan. Ingat, sahabat... jika Anda percaya Tuhan Maha Pengasih tentu Anda juga percaya bahwa Tuhan pasti memberikan apa pun yang diinginkan hamba Nya.”

Ayah saya SD saja tidak lulus, dan kata Beliau keluarga sebelumnya juga tidak ada yang bersekolah tinggi. Walau tidak miskin, keluarga ayah saya hidup dalam kondisi sangat sederhana. Namun saya yakin bahwa kita lah yang menentukan hidup kita maka Tuhan lah yang mengabulkan. Saya telah menamatkan S2 saya dengan sangat baik dan masih punya keinginan untuk melanjutkan S3. Hidup saya sekeluarga yang cukup dengan kebahagiaan saya berbagi dan mengispirasi puluhan bahkan ratusan ribu orang hingga saat ini.

Saat Anda merasa tidak mendapat yang Anda inginkan, jelas ini bukan salah Ibu Anda yang melahirkan atau Ayah Anda yang menikahinya. Ini juga bukan salah Anda karena Anda baru saja mengetahui bahwa Anda lah yang memutuskan apa yang Anda inginkan.

Jika Anda memiliki mimpi, sudah barang tentu Anda dapat mewujudkan mimpi tersebut. Saya sering menegur peserta pelatihan saya yang menggunakan kata gagal dalam usahanya.

Jika kita menginginkan sesuatu namun kita lebih dulu meninggal dunia sebelum dapat mewujudkannya, kita tidak gagal. Kita hanya butuh waktu lebih lama untuk mencapai kesuksesan. Apa boleh buat, Tuhan terlanjur sayang pada kita sehingga kita dipanggil lebih cepat. Gagal adalah ketika kita masih memiliki waktu namun kita berhenti untuk mendapatkan yang kita inginkan. Ini mengapa untuk sukses kita selalu diajarkan untuk FOCUS walau kita sering kali tidak paham apa maksudnya.

FOCUS = Follow One Course Until Success (Tekuni saja satu tujuan sampai Anda sukses).

Tidak jarang kita beralih pada tujuan yang lain padahal Anda hampir saja mendapatkan yang Anda inginkan. Parahnya lagi, Anda sudah lupa tujuan Anda padahal Anda sedang mendapatkan apa yang Anda inginkan dulu.

Dalam sebuah acara yang salah satu agendanya adalah pengundian doorprize, saya mengajak anak saya – Irfan – untuk mengambil undian yang seharusnya saya lakukan sendiri. Sebelum mengambil undian kami melakukan visualisasi dan menjadi magnet bagi hadiah-hadiah yang disediakan.

Dalam hitungan detik Irfan mengambil kertas undiannya, lalu oleh panitia gulungan kertas undian dibuka kemudian kami melihat didalamnya tertulis Micro SD 4GB.

Tidak terlihat kebahagiaan di wajah Irfan yang sesaat kemudian ia berkata, “Tangan Irfan gak beruntung, Pak.”

Dia lupa bahwa beberapa hari sebelumnya ia pernah meminta pada saya untuk membelikan Micro SD untuk telepon selularnya agar ia dapat mengunduh permainan lebih banyak. Dan ia lupa pada keinginannya padahal ia sedang mendapatkannya.

Segera saya mengingatkan apa yang pernah dia inginkan dan mengajaknya untuk melihat bahwa banyak orang lain yang tidak mendapatkan undian. Beruntung atau tidak adalah bergantung pada seberapa cerdas kamu bersyukur, sukses atau tidak adalah bergantung seberapa lama kamu bertahan dalam berproses menuju yang kamu inginkan.


Andrie Setiawan, TOP
Trainer|Organizer of Mindset|Public Speaker
www.andrie-setiawan.blogspot.com