Beberapa hari lalu saya berkesempatan memberikan
pelatihan tentang perencanaan keuangan di kota Makassar, kota dengan kuliner
lezat dan saya sempat menikmati coto, konro, palu basa dan yang tak kalah
penting adalah krispinya mi Titi.
Walau temanya adalah perencanaan keuangan,
tapi tetap saja saya senang untuk meng explore materi keuangan yang nota
bene eksakta digabung dengan ilmu teknologi pikiran.
Kami belajar bahwa berapa lama konsentrasi
orang normal terhadap sesuatu dapat diukur dari usianya. Artinya jika usianya
30 tahun, seseorang dapat berkonsentrasi
pada sesuatu secara terus menerus selama 30 menit. Pengetahuan ini bermanfaat
buat pada pembicara, pelatih, pengajar termasuk guru, penjual termasuk agen
asuransi dan MLM ,
dan tak terkecuali presiden.
Dan seharusnya Pak Presiden sudah
mengetahui ilmu ini sebelum memberikan pidato dalam penutupan Hari Anak
Nasional. Kala itu, Pak Presiden menegur pendengarnya yang anak-anak karena
tertidur. Ingatlah pembaca, Umur otak sama dengan Lama konsentrasi. Kalau anak
tersebut berusia 11 tahun, maka ia hanya mampu berkonsentrasi terus menerus
selama 11 menit.
Lalu apa yang harus dilakukan Pak Presiden
setelah 11 menit, apa yang harus dilakukan para dosen, apa yang harus dilakukan
pembicara dan apa juga yang harus dilakukan agen asuransi setelah beberapa
menit yang sama dengan usia calon nasabahnya?
BREAK THE STATE!
Yupe, ganti situasinya. Dalam dunia
pendidikan kita bisa menggunakan energizer atau sekedar evaluasi yang
berfungsi untuk me- refresh otak peserta didik yang saya sebut BrainTask©.
Para ahli bidang pendidikan menyarankan bahwa aktifitas haruslah berhubungan
dengan materi pemelajaran dan saya telah mencoba yang berbeda dengan melakukan
sesuatu yang tidak berhubungan dengan materinya.
Ketika jumlah menit presentasi saya sudah
mencapai angka usia otak rata-rata peserta pelatihan saya, saya meminta
mereka... baik bapak dan ibu silakan beri senyuman yang paling manis yang
Anda miliki pada orang-orang di depan, di belakang, di kanan dan di kiri dan
katakan SELAMAT ULANG TAHUUUUN!” Mereka melakukannya dengan
meriah.
Mengapa kalimat ini yang saya pilih?
Mungkin itu yang sampai saat ini yang masih menjadi pertanyaan Anda. Para
pembaca setia, ini karena saya yakin bahwa hari ulang tahun adalah hari yang
kita lewati dengan perasaan yang berbeda dibandingkan hari-hari biasanya, tidak
peduli apakah Anda merayakannya dengan keluarga, kerabat, dan teman-teman atau
tidak. Kebanyakan dari kita berperasaan lebih bahagia dan dengan mengucapkan
SELAMAT ULANG TAHUN serta menerima kalimat ini kita bisa sama-sama kembali pada
hari dimana kita berulang tahun dan kembali merasakan bahagianya.
Kepada agen-agen asuransi yang saya latih
di Makassar beberapa hari lalu, saya mengatakan bahwa kalimat ini dapat
mengembalikan kesegaran dan kebahagiaan menikmati aktifitas mereka terutama
saat ditolak calon nasabah (hehehe...tenang bapak ibu, karena orang Indonesia
jumlahnya ratusan juta), mereka bisa mengatakan kalimat ini didepan cermin
melihat diri mereka sendiri... SELAMAT ULANG TAHUUUUN!