Certified Instructors-Indonesian Board of Hypnotherapy

Tuesday, May 25, 2010

Pil Anti-Malas itu bernama Paradoxical (Ordeal Therapy)

Pernah merasa Malas? Atau memiliki seseorang yang harus di motivasi untuk keluar dari kemalasannya? Apa yang Anda biasanya lakukan? Masih cara yang itu-itu saja? Teknik berikut bisa menjadi tambahan buat Anda, Sahabat, agar memiliki banyak cara dan lebih fleksibel untuk menghadapi berbagai macam orang dalam konteks yang berbeda-beda.

Beberapa kali, untuk menyemangati orang lain, kita selalu ‘membacakan’ daftar kebaikan yang diperoleh jika ia melakukan apa yang kita motivasikan. Dan sering kali ketika hal itu tidak ‘mempan’ malah membuat kita bersungut-sungut kesal karena kita merasa orang tersebut benar-benar tidak memahami mana yang baik dan mana yang buruk. Jika itu terjadi pada Anda, sebagai seorang yang harus memotivasi maka sedari awal yang harus kita sadari adalah kita hanya harus memprovokasi...ya Provokasi...Anda tidak salah baca. Dan itu mengapa saya lebih suka disebut sebagai ‘Mind Provocator’ dari pada ‘Mind Motivator’

Menjadi Provokator jauh lebih mudah karena melakukan sesuatu sesuai dengan yang di suka dan jika tidak berhasil...ya tidak mengapa...cari orang lain yang ’bersedia’ diprovokasi..hehe..Masih bingung, toh??Hmmm...tidak mengapa Anda bingung sekarang, karena dengan melanjutkan pembicaraan ini dan mencoba untuk membayangkan apa yang sedang terjadi, Anda sesaat lagi akan merasa menjadi ‘Provokator Pikiran’ yang Handal.

Pak RH. Wiwoho, Guru Virtual saya – semoga suatu saat nanti saya bisa berguru padanya secara langsung, dalam bukunya bercerita bahwa pernah suatu ketika seorang temannya menghubungi melalui telepon. Saat itu, Pak Wiwoho masih sedang berada dalam workshopnya jauh dari tempat teman yang meneleponnya berada. Dalam percakapan yang singkat itu, temannya mengatakan bahwa ia akan melakukan bunuh diri karena berat beban masalah hidupnya dan merasa hidupnya sudah tidak berarti. Sahabat, Anda tahu bagaimana respon yang diberikan pada temannya itu?

“Baiklah, kalau memang hidupmu sudah tidak berarti, kamu bunuh diri saja! Pertanyaannya apakah kamu tahu cara bunuh diri yang menyenangkan? Dan tidak meninggalkan rasa sakit?”

Temannya menjawab, ”Tidak..saya tidak tahu.”

”Kalau begitu tunggu saya kembali dan saya akan beritahu, 5 hari lagi saya kembali dan kita bertemu ditempat yang kamu suka.” Pak Wiwoho menutup percakapan.

Apa yang terjadi kemudian? Temannya tetap menunggu dan mereka bertemu ditempat yang menyenangkan bagi temannya itu. Bunuh Dirinya? Tidak jadi.

Saya melakukan hal yang sama untuk menenangkan anak saya dari tangisannya. Tangisan anak pada dasarnya adalah baik, selain dapat membersihkan bola matanya ,air mata adalah cairan pembersih alami bagi mata, menangis juga dapat melatih kepekan emosional. Memang ada kalanya menangis tidak diperlukan dan saat itu lah saya mengatakan pada anak saya,

”Fan kamu bisa terus menangis dan bahkan lebih keras dari ini. Untuk mengekspresikan ’kesedihan’ kamu, suara tangisan ini masih kurang, lebih keras lagi bahkan kalau kamu bisa, sampai para tetangga kita mendengarnya dan berdatangan menanyakan apa yang terjadi dan Bapak tinggal mengatakan pada mereka bahwa kamu menangisi sesuatu yang seharusnya tidak perlu ditangisi. Bapak akan hitung sampai 3 (tiga) dan setiap hitungan, kamu harus menangis lebih keras. Satu...Dua...Tiga...!”

Ternyata setiap hitungan, ia malah menurunkan intensitas tangisannya dan kemudian menghentikannya. Dan sebagai orang tua yang bertanggung jawab, tentu Anda harus melakukan upaya tindak lanjut setelah berhasi menghentikan tangisannya. Pada saat ini sugesti pada Anak sangat lah manjur karena baru saja ia menuruti apa yang Anda inginkan. Bahaslah akar permasalahannya dengan bahasa Cinta tentunya tanpa sedikitpun menyalahkan anak dan tutup dengan pelukan penuh cinta. Itulah saat dimana Anda mengunci sugesti Anda, kapan pun Anda memeluknya, ia akan mengikuti kata-kata Anda.

Hal serupa saya lakukan pada Sahabat ditempat saya berkantor. Beberapa kali ia meminta saya untuk menulis kalimat-kalimat motivasi dalam wall Facebook-nya. Entah karena permintaannya tidak ekologis bagi saya, sebagai seorang Provokator Pikiran-bukan-Motivator Pikiran, saya tidak menulis apapun sampai suatu hari minggu ia menuliskan statusnya demikian,

”males mandi males ngapa2in...butuh pil anti malas nih!”

dan saya mengomentarinya dengan,

”Wah males mandi kan bagus...pertama...gak perlu buang air bak...dan biarkan saja bak menjadi licin dan berlumut dan tumbuh jentik-jentik penyakit dan lumut karena tidak ada sirkulasi air. Dan kasihan, kan badan yang sudah nyaman bermalas-malasan harus terkena air yang dingin. Paling-paling risikonya Cuma, badan menjadi lebih lengket dan aromanya sedikit...wuiiiih...asyik...walau kata orang sedikit mengganggu...toh pacarmu sudah paham betul dan dapat menikmati baunya...tumbuh sedikit jamur dikulit tidak mengapa...bahkan menambah variasi warna kulit, kan...Gatal?nah itu yang disuka...jadi ada kegiatan dan akhirnya harus pergi ke dokter kulit untuk menghentikannya...Mari kita MALAS MANDI!!!”

Saya sadar betul kalimat-kalimat saya di atas sangat provokatif baginya. Sebagai seseorang yang pernah menjadi seorang model kebaya untuk sebuah tabloid Ibu Kota, tentu ia akan sangat memperhatikan kesehatan, khususnya kesehatan kulitnya. Hari Senin saat kami berjumpa, ia pun berkata, ”Mas Andrie!!!...Selesai baca COMMENT mu, aku langsung MANDI!!!

Hehehe...ia benar-benar telah terprovokasi.