Certified Instructors-Indonesian Board of Hypnotherapy

Saturday, May 8, 2010

Mau Tambah Semangat…? Sentuh (itunya)…!

Guru-guru saya berpesan bahwa hipnosis adalah ilmu komunikasi dan berkomunikasi adalah seni. Ketika Anda telah menguasai prinsip-prinsip dasar hipnosis, Anda dapat memodifikasinya sesuai dengan kebutuhan Anda. Seperti barang-barang disekitar Anda misalnya, Sepatu atau sandal yang Anda pakai sekarang, tujuan utamanya adalah untuk melindungi kaki Anda. Fungsi lain adalah untuk memenuhi kebutuhan gaya, maka Anda memilih sepatu atau Sandal yang bukan hanya nyaman dipakai tetapi juga memiliki gengsi yang tinggi. Coba pikirkan fungsi lainnya, sekarang....ya....benar...masih banyak sekali fungsi sepatu dan sandal, satu yang bisa saya baca dari pikiran Anda adalah utnuk melempar Anjing yang mengancam dihadapan Anda...hehehe...

Tiga kata kunci yang saya pegang sebagai seorang terapis, coach, dan penyemangat, Sadari, Terima dan Gunakan. Seperti prinsip Sandal dan Sepatu tadi, saya memahami prinsip dasar hipnosis dan hipnoterapi dan saya menggunakannya untuk kepentingan pribadi khususnya. Ketika beberapa sahabat meminta bantuan menggunakan hipnosis untuk dirinya, tentu akan saya layani selama hal tersebut mungkin dilakukan, dan Anda tahu bahwa seringkali saya menggunakan teknik-teknik yang selalu berbeda untuk setiap orang.

Ini seperti yang kita sepakati diawal, bukan? Bahwa hipnosis adalah seni komunikasi dan sebuah seni dapat dinikmati dengan cara yang berbeda oleh setiap orang yang menikmatinya. Prinsipnya ‘Here and Now’. Artinya apa yang ada disekitar kita saat ini yang bisa dimanfaatkan. Mirip-mirip dengan film Jackie Chan yang selalu memanfaatkan barang-barang disekitarnya saat itu untuk memenangi pertarungan. Menurut guru saya lainnya, Bruce Lee, jika dua orang bertarung yang satu menggunakan pisau dan yang lainnya tangan kosong, lebih dimungkinkan yang menggunakan tangan kosong memenangkan pertarungan. Petarung yang menggunakan pisau sudah dikunci kreatifitasnya dan hanya ‘harus’ menggunakan pisaunya sedang yang bertangan kosong dapat menggunakan apa saja yang tersedia disekelilingnya saat itu.

Pesan ini saya sering sampaikan pada para tenaga penjual yang harus menggunakan kreatifitasnya dalam melakukan setiap tahap penjualan tak luput juga saya sampaikan pada sahabat-sahabat trainer yang saya kenal. Here and Now! Kreatiflah dengan menggunakan sumberdaya yang dimiliki. Ya tentu saja mereka harus melakukan persiapan sebelum melakukan aktifitasnya.

Lalu bagaimana saya menggunakan prinsip Here and Now ini? Beberapa sahabat yang pernah datang pada saya tentu paling tidak melihat, jika tidak menyadari, saya menggunakan apa saja seperti botol minum air mineral, handphone, kursi, kertas, telapak tangan, dan lainnya ketika harus membantu menetralisir perasaan-perasaan negatif dalam pikiran mereka. Gunakan saja semuanya yang penting bermanfaat.

Seorang sahabat Trainer, datang pada saya dan meminta saya untuk menyemangatinya sebelum ia masuk kelasnya. Sahabat, seperti yang kita ketahui bersama bahwa semangat haruslah dijaga agar tetap tinggi. Awalnya saya menolak karena saya yakin ia dapat mengatasinya sendiri menimbang beberapa teknik pembangkit semangat telah saya beri dan ia sendiri adalah seorang Certified Hypnotist, jadi saya anggap permintaan itu tidak sungguhan. Beberapa menit sebelum masuk kelas, ia mengatakan hal yang sama dengan tampang yang benar-benar serius bahwa ia membutuhkan bantuan untuk disemangati.

“Mas Andrie...! Gimana nih...? Ayo dong kasih semangat?” Katanya.

“Hah!! Serius nih Ida?” Begitu saya menanggapinya. “Ya udah, Ayo sini!”

Saya memintanya duduk dekat saya dan bertanya semangat seperti apa yang ia butuhkan. Tentu saja dilanjutkan dengan bertanya tentang sumberdaya yang ia miliki.

“Nah sekarang kasih tahu saya, apa yang biasanya membuat kamu semangat?”

“PACARA...N!” Ia menjawabnya spontan setengah teriak dan membuat saya kaget.

Wow..walaupun sepertinya jujur tapi saya menjadi binggung sesaat...teknik apa yang saya akan gunakan....”waduh...” Tidak memakan waktu lama untuk berpikir dan saya melanjutkan..

“Bagus...paling tidak kamu pernah semangat, Sekarang pandangi (bayangkan) lagi pacarmu itu...dari ujung rambut sampai ujung kaki.” Perintah saya.

“Perlu tutup mata gak nih, Mas?” Tanyanya.

“Terserah..mau tutup atau buka bebas, lagi pula kamu sudah terlatih untuk membayangkan hal itu baik dengan mata tertutup maupun terbuka.”

Terlihat sambil senyum-senyum matanya sedang mengakses bayangan yang diinginkan.

“Hehe...udah, Mas.”

“Bagus..”

“Sekarang pandangi lagi dan jawab pertanyaan saya...ketika memandanginya kamu jadi semangat, adakah bagian dari tubuhnya yang paling kamu suka? Dan jangan katakan pada saya..hehe..”

“Hehe...yang bener nih, Mas? Ada, dan saya sudah melihatnya, Mas.”

“Saya juga gak tahu gimana, kita lihat saja kamu bisa lebih semangat dengan MENYENTUHNYA...Sentuh sekarang.”

Sambil senyum dan sedikit tertawa Ida melakukannya.

“Udah, Mas!”

“Baik...pertahankan rasanya...tarik nafas panjang....relaks....sekali lagi pertahankan rasa semangatnya dan sekarang bayangkan ruang kelasmu penuh dengan peserta dan masuklah kedalam kelas tersebut dengan perasaan semangat ini, sekarang....Dan semua peserta menjadi terlihat semangat begitu kamu menebarkan semangatmu pada mereka dan ini yang menjaga semangatmu sampai kelasmu selesai. Bagus....begitu kamu ingin mengisi semangatmu kembali...yang kamu harus lakukan adalah menarik nafas panjang dan panggil kembali rasa ini.

“SELESAI!”

Lagi-lagi ia senyum dan sedikit nyengir-nyengir seraya mengucapkan, “Terimakasih, Mas!”

“Eh...terimakasih doang? Bayar di kasir!...hehe..” Saya berseloroh.

Hari sudah sore dan trainingnya pun sudah selesai, saya tanya tentang kelasnya tadi dan ia menjawab bahwa ia dapat mempertahankan semangatnya dan merasakan kelasnya menyenangkan.

“Emang kamu sentuh apanya?” Pertanyaan iseng saya mulai muncul.

“Hehehe...perutnya...soalnya perutnya ‘six pack’” Jawabnya.

Kamipun tertawa dan dalam hati saya berkata, “Untung bukan benar-benar ‘itu’nya...hehe..aman...aman....”