Certified Instructors-Indonesian Board of Hypnotherapy

Sunday, June 13, 2010

Saya Tidak Bertanggung Jawab Jika Membaca ini Anda Hebat dalam Berkomunikasi.

Cara berkomunikasi dipercaya memberikan kontribusi besar dalam kesuksesan dalam hidup. Mungkin ini mengapa pelajaran Bahasa dan Logika menjadi dianggap penting di hampir semua tingkatan pendidikan, walaupun seringkali pelajaran bahasa sekedar mempelajari struktur kalimat. Dan itupun terpisah dari pembahasan makna yang dihasilkan dari setiap struktur kalimat yang di bentuk. Dulu ketika saya belajar bahasa dan sangat berminat menjadi ahli bahasa, saya mempelajari Phonology (Ilmu Bunyi), Morphology (Ilmu pembentukkan kata), Syntax (Ilmu pembentukan kalimat), dan Semantic (Ilmu tentang makna kalimat). Batasan kesuksesan yang kita bahas disini tentu secara luas dimana setiap kali Anda, Sahabat, mendapatkan yang Anda inginkan, hal itu dapat disebut Anda sukses.

Seringkali tantangan yang banyak dihadapi adalah ketika seseorang tidak mampu memaknai peristiwa yang sedang terjadi pada dirinya dan kemudian menjadi beban dalam pikirannya. Jelas hal ini akan memberatkan langkahnya kearah kesuksesan yang dituju.

Inti dari terapi pikiran adalah memaknai ulang peristiwa-peristiwa bermuatan negatif dan melihat dari sudut pandang berbeda sehingga peristiwa tersebut menjadi bermuatan netral atau bahkan positif.

“Cuma itu doang, Ndrie, intinya?” Lha iya...butuh apa lagi, ketika sebuah kejadian terus teringat dan menjadi trauma kemudian dengan mengubah sudut pandangnya malah menjadi positif dan hilanglah traumanya. Dan kalau Cuma begitu saja, bagi setiap orang yang mau, proses penyembuhan begitu mudahnya.

Trauma merupakan program bawah sadar yang akan muncul dan menyusahkan orang tersebut ketika pemicunya dimunculkan. Banyak kasus trauma terselesaikan hanya dengan mengubah sudut pandang yang bersangkutan terhadap trauma tersebut.

Seseorang yang trauma karena bencana alam yang menghabisi seluruh keluarganya, hanya menyisakan dirinya, sembuh setelah diajak memaknai ulang kejadian atau bencana alam tersebut. “Anda tahu apa yang sebenarnya terjadi, dan mengapa Anda tidak mati dalam bencana yang sama? Itu karena Tuhan ingin Anda menceritakan pada umat manusia dahsyatnya bencana ini dan menjadikannya sebagai pelajaran, dan Tuhan...memilih Anda untuk melakukannya.”

Ketika mengobati luka pada kaki anak saya, ia bertanya, “Sakit gak pak?” Kemudian apa yang harus saya jawab? Apakah harus mengatakan bahwa hal ini tidak sakit dan menyenangkan? Wah... ketika nantinya anak saya menyadari bahwa hal ini memang sakit, ia tidak akan mempercayai saya lagi untuk mengobati lukanya. Yang saya katakan adalah, “Ini memang sakit, dan rasa sakit ini artinya proses penyembuhan.” Begitu ia benar-benar merasakan sakit, ia bertanya, “Ini proses penyembuhan ya, pak?” saya mengangguk.

Seorang sahabat menelpon saya mengatakan bahwa ia baru saja berbincang dengan ‘Leader’ nya. Dalam perbincangan itu ‘Leader’nya mengatakan bahwa ‘Mindset’ sahabat saya dalam bisnis ini SALAH dan itu yang katanya menyebabkan Leader nya melihat dia tidak ‘berlari’ kencang dalam bidang ini. Setelah kami mendiskusikannya, saya, secara pribadi, tidak melihat ada yang salah dari Mindset-nya. Sahabat saya ini percaya ia akan berhasil jika ia dapat membuat orang-orang dibawahnya mencapai harapan mereka. Namun inilah yang ditentang Leader nya bahwa dalam berbisnis seharusnya ia memikirkan diri sendiri.

Sahabat saya ini sangat percaya pada ‘Leadernya’ dan memang seharusnya demikian, namun tetap terjadi konflik dalam dirinya. Tentu, karena disisi lain Mindset ini telah di pegang sejak lama. Untuk mengubahnya tentu membutuhkan waktu dan keikhlasan yang besar.

Jika diibaratkan buah mangga, Mindset adalah bijinya, sedangkan daging buah adalah Sikap (Attitude) dan kulitnya merupakan Perilaku (Behavior). Biji lah yang membentuk daging dan kulit. Sehingga mengubah Mindset hampir tidak mudah. Yang paling mungkin dilakukan adalah mengeser Mindset tersebut dan melakukannya tentu ada rasa “sakit” didalamnya. Ya...hampir tidak mungkin menggeser Biji mangga tanpa merusak Dagingnya. Bukan begitu, Bapak-Bapak? Jika Anda tidak percaya Bapak-Bapak, silakan Anda menggeser Biji nya...”Hah?”...maksudnya Biji Mangga nya...hehehe...

Yang saya lakukan adalah bukan Mindset yang diubah tetapi strateginya yg perlu diubah.
Saya mengajaknya untuk melihat Mindset “Salah” itu dari sudut pandang yang berbeda.

“Coba Kamu lihat Mindset ini dari sudut yang berbeda! Dengan keyakinan ini, artinya Kamu akan memimpin berdasarkan hati dan orang-orang di bawahmu tentu akan merasakan bahwa Kamu memimpinnya dengan Cinta. Dalam konteks yang berbeda jika hal ini Kamu terapkan pada klien-klien Kamu, hal ini akan menyisakan bekas mendalam karena Kamu melayani dengan hati. Tentu mereka yakin bahwa Kamu adalah yang terbaik dan mereka dengan senang hati akan mereferensikan namamu pada orang-orang lain.”

Dan ia pun menjawab “Nah, itu Ndrie! Yang sepertinya tidak ditangkap oleh Leaderku.”

“Nah pertanyaan berikutnya adalah jika Kamu masih memegang Outcome yang sama, dan sedang Kamu menghadapi masalah sekarang, apakah Sumberdayanya sudah mencukupi? Apakah Kamu memiliki orang yang siap di Model, tentu orang dengan Mindset serupa? Perhatikan dan pelajari, kemudian Model orang itu.”

Ia menjawab, “Ada, Ndrie!”

“Bagus lakukan sekarang!”

Tujuan haruslah tetap sama, yang diubah adalah Caranya atau Strateginya, dan selalu ada tujuan positif dari pilihan yang dibuat oleh setiap orang. Sahabat saya telah memilih Mindsetnya dan tentu saya harus menunjukkan tujuan positifnya dan memandang hal yang katanya “SALAH” dari sudut pandang yang berbeda sehingga ia menyadari bahwa yang ia pegang teguh selama ini memiliki makna yang baik dan tetap bermanfaat jika ditempatkan dalam konteks yang berbeda.

Jadi, kesimpulannya adalah memaknai ulang dari apa yang dimiliki. Dengan pemahaman yang berbeda proses pemaknaan ulang dapat dilakukan dengan baik. Tentu dalam proses Coaching, harus diikuti oleh tindakan.

Bagi Anda yang berurusan dengan banyak orang, teknik pemaknaan ulang ini merupakan teknik yang sangat ampuh dalam membantu mereka melihat masalahnya dan merasakan bahwa kemudian hal tersebut bukan lagi masalah. Menyelesaikan masalah tambah masalah...eh..tanpa masalah..hehehe..

Konon ada seorang suami mengeluhkan bahwa istrinya marah-marah lantaran sang suami tidak mau di cium oleh istrinya. Ternyata sang suami memegang keyakinan bahwa, “berciuman adalah pertukaran bakteri uniseksual dalam air liur.” Hal ini yang menyebabkan sang suami merasa jijik melakukannya.

Jika Anda adalah sang suami, saya akan mengajak anda melihat hal ini dari sudut pandang yang berbeda para ahli dibidangnya;

Ahli Fisika:
Ciuman adalah gaya tarik menarik antara dua mulut dimana jarak antara satu titik dan titik lain adalah nol.

Ahli Kimia:
Ciuman adalah reaksi akibat interaksi dari senyawa yang dikeluarkan dua hati.

Ahli Biologi:
Ciuman adalah menyatunya dua otot orbicularisoris dalam keadaan kontraksi.

Ahli Ekonomi:
Ciuman adalah sesuatu dimana permintaan lebih besar dari penawaran.

Ahli Elektro:
Ciuman adalah pertemuan antara ion positif dan negatif yang mengakibatkan arus lemah menjadi arus kuat.

Ahli Kedokteran:
Ciuman adalah proses pendiagnosisan fisik secara langsung yang mengakibatkan aliran darah ke organ reproduksi meningkat.

Ahli Psikologi:
Ciuman adalah proses penjiwaan terhadap pola pikir seseorang untuk mengetahui akan kenikmatan.

Ahli Senirupa:
Ciuman adalah sesuatu yang indah bila dinikmati bersama.

Ahli Ilmu Politik:
Ciuman adalah kemampuan untuk mentransformasi gesekan-gesekan konflik dari dua kelompok berbeda sehingga bisa menghasilkan hal positif (win-win solution).

Ahli Matematika:
Ciuman itu Gambling, sekarang mencium tinggal tunggu balasannya di tampar atau di balas cium.

Ahli Olahraga:
Ciuman adalah peregangan, pemanasan untuk olah raga yang lebih berat.

Hahahaha...tentu saja hal-hal diatas adalah guyon yang banyak terdapat dalam buku-buku humor yang kali ini saya kutip dari buku Super Great Memory, yang tentu seringkali guyon dibutuhkan dalam komunikasi.

Sekali lagi dilarang menghakimi orang lain dan lihat tujuan positif dibalik semua pilihan.

Jika Anda sudah merasa terprovokasi oleh tulisan ini, kirimkan DONASI berupa DOA yang dikirimkan ke REKENING SURGA milik saya... :)