Certified Instructors-Indonesian Board of Hypnotherapy

Saturday, June 5, 2010

Mental T’ai Chi (Provokasi Pikiran dengan Kelembutan)

T’ai Chi...kata ini tak asing lagi bagi kita semua walau masih banyak yang belum mengetahui sejatinya T’ai Chi, hmmm...termasuk saya. Berusaha mengenalinya dan mengaplikasikannya dalam kehidupan untuk kebaikan tentu selalu dapat mengambil keuntungan darinya.

Chi dalam kata T’ai Chi berarti Energi dan T’ai sendiri berarti Paling Tinggi. Benar, karena T’ai Chi menggunakan energi alam yang di beri oleh Sang Maha Pencipta. Pastilah energi ini adalah yang tertinggi.

Energi dalam tubuh Anda pun dapat di manipulasi, dan energi tersebut pun berasal dari Yang Maha Pencipta. Mau tau caranya? Gampang....ikuti instruksi dari saya ya...

Latihan Bola Energi!

1.Gosok-gosokkan kedua telapak tangan Anda selama kira-kira 30 detik.
2.Rentangkan telapak tangan saling berhadapan dengan jarak 30 cm.
3.Perlahan dekatkan telapak tangan yang satu dengan yang lainnya, perlahan saja.
4.Anda akan merasa, semakin dekat kedua telapak tangan, selalu ada energi yang membatasi seperti magnet dengan dua kutub yang sama, saling menolak dan ada sedikit bagian yang lentur dan kenyal seperti bola karet. Ya..itu bola energinya.



Hubungan Hipnosis dengan T’ai Chi.

Sebetulnya saya masih mencari-cari hubungannya sih...hehe..Tapi seorang provokator, kan tidak boleh kehabisan akal apa lagi kehabisan semangat.

Sahabat, gerakan T’ai Chi yang tidak terputus, gerak akhir menjadi gerakan awal selanjutnya dan seterusnya menginspirasi saya dalam berkomunikasi menggunakan teknik-teknik hipnosis.

Gerakan yang lembut mengingatkan saya akan teknik hipnosis yang tidak kentara dan secara sadar dirasakan oleh teman bicara kita namun jangan ditanya keefektifannya. Dijamin mak nyus.

Yin dan Yang, nah ini yang saya paling suka. Hitam dan Putih yang biasanya menjadi asosiasi pertentangan dalam T’ai Chi diubah menjadi keselarasan. Ini kan salah satu prinsip hipnosis, Acceptance (Penerimaan)

T’ai Chi, dalam filmnya The T’ai Chi Master, menggunakan tenaga lawan untuk dimanfaatkan dengan mengembalikannya. Nah..lagi-lagi prinsip ini cocok dengan komunikasi menggunakan hipnosis. Accept then Utilize. Terima/Sadari kemudian Gunakan.

Teknik ini saya gunakan dalam memprovokasi dosen penguji tesis saya untuk memberikan nilai ‘A’ dan hasilnya memang ‘A’. Tentu memprovokasi dengan penuh Cinta.


Prinsip Pertama, Gerakan Akhir menjadi gerakan Awal.

Ini merupakan teknik visualisasi untuk membangkitkan kepercayaan diri. Saya membuat gambaran bagaimana akhir dari sidang Tesis saya. Tentu ‘Happy Ending’. Walaupun saya tidak tahu siapa dosen pengujinya, paling tidak saya tahu siapa yang diuji, ya saya sendiri. Baju apa yang saya kenakan, warnanya benar-benar saya buat nyata dalam visualisasi saya. Kenyaman mengenakannya menambah kepercayaan diri saya. Parfum yang saya pakai membuat suasana hati menjadi lebih berbunga. Padahal saat ini teman lainnya masih dag dig dug menunggu antrean. Saya bisa melihat bagaimana saya tersenyum puas dan para dosen penguji menjabat tangan saya erat serta mendengar mereka mengatakan, “Selamat!”

Memvisualisasikan mundur beberapa menit sebelumnya, saya terlihat sedang menjawab berbagai pertanyaan para penguji dengan penuh percaya diri. Pada saat saya menjawab, beberapa penguji manggut-manggut tanda setuju walaupun satu orang masih merengut...ah biar saja...hal ini tidak terasa seperti maut menjemput...hehe...

Mundur beberapa menit lagi, saya sedang melakukan presentasi menjelaskan apa yang ada dalam layar LCD dan dengan bangga menampilkan hasil karya sendiri dengan tampilan presentasi penuh warna dan warni. Saya dapat mendengar suara saya sendiri karena memang hanya saya yang berbicara dan mereka mendengarkan.

Mundur lagi beberapa menit, saya memasuki ruang sidang dengan percaya diri karena telah mempersiapkan segalanya termasuk pakaian rapi dan parfum yang wanginya membuat hepi. Mengucapkan salam pada para penguji dan menjabat tangan mereka seraya dalam hati mengucapkan kalimat, “Saya datang membawa hasil kerja saya untuk mendapatkan pelajaran lebih banyak dari Anda semua.” Kalimat ini bagai mantra bagi saya yang memposisikan bahwa apapun yang terjadi, saya masih belajar.

Setelah selesai, kini saatnya melakukan visualisasi dari awal sampai akhir dan saya menikmatinya dari potongan ke potongan film mental saya.


Prinsip Ke-Dua, Gerakan Lembut yang mempengaruhi.

Ini adalah tentang bahasa tubuh.. Senyum ramah tulus dan gagah berani menghadapi tantangan menunjukkan bahwa kita memiliki kepercayaan diri yang tinggi.

Memainkan mimik wajah, mengernyitkan dahi seolah sedang berpikir, tersenyum ketika ada informasi yang menggembirakan, menarik nafas panjang ketika ada sesuatu yang menegangkan. Pada saat dibutuhkan, saya melakukan senyuman ketika menjelaskan konsep tertentu dan mereka akan menangkap bahwa konsep ini menggembirakan dan patut diterima. Semua orang ingin bergembira, kan?

Mencondongkan badan kedepan untuk menunjukkan ketertarikan. Pada saat yang tepat ketika saya ingin para penguji tertarik pada konsep saya, saya mencondongkan badan saya pada orang yang saya tuju dan berbicara tentang konsep ini. Ia pun akan menangkap pesan bahwa konsep ini benar-benar menarik.

Mengunakan tangan kanan dan kiri. Menggerakkan tangan kanan setiap mengatakan konsep-konsep yang dipercaya benar dan menggerakan tangan kiri untuk konsep yang masih diragukan. Saat saya menginginkan persetujuan, saya menggerakkan tangan kanan saya.

Menunjuk mengarahkan tangan terbuka kearah penguji setiap kali mengucapkan kalimat penghargaan bahwa mereka yang di tua kan dan di ikuti. Ketika saya ingin mereka menghormati saya, saya dapat mengatakan sesuatu sambil menunjuk kearah diri saya sendiri. Mengubah posisi tubuh ketika berganti mendengarkan pertanyaan peguji berikutnya.

Wajah dan badan semua dihadapkan pada penguji. Menunjukkan saya penuh perhatian.

Dan bahasa tubuh ini benar-benar berperan sebagai ‘anchor’ alamiah dan dapat mengarahkan para penguji. Lakukan dengan sangat halus...lus...lus...lus...


Prinsip ke-Tiga Yin Yang, Keselarasan dan Harmoni.

Ada kalanya penguji menunjukkan otoritasnya sebagai penguji. Tenang dan itu bagian dari ujian. Terima dan gunakan bahasa tubuh diatas sesuai dengan yang Anda ingin bagaimana penguji tersebut diarahkan. Terima saja kritikannya dan bukan artinya menunjukkan ketidak berdayaan Anda, tetapi penerimaan Anda terhadap konsep-konsep lain diluar diri Anda. Ketika saatnya anda bicara, gunakan lagi bahasa tubuh yang mengarahkan pada penerimaannya.


Prinsip ke-Empat..Sadari dan Gunakan.

Ini teknik yang T’ai Chi banget. Gunakan kata-katanya untuk menjawab pertanyaannya dan kita mendapatkan keuntungan darinya.

Penguji: “Wah..kalau begini, Anda tidak dapat menjelaskan dengan baik pada orang awam yang membaca tulisan Anda ini.”

Andrie: “Wah..begitu ya, Pak? Penjelasan itu sebetulnya tersebar dibeberapa halaman jika orang tersebut teliti dalam membaca dan saya bersedia membuat revisinya menjadi lebih jelas.”

Pertama yang saya lakukan adalah ngeles mode on dan saya berani lakukan itu karena saya tahu tulisan saya sendiri. Tentu sebelum itu saya menerima sarannya dengan ekspresi, “Wah..begitu ya, Pak?”. Kemudian saya lanjutkan dengan menunjukkan bahwa saya menerima sarannya.

Yang menarik adalah, seorang penguji yang dari awal ngotot untuk terus mencari dan mencari dimana saya bisa menyerah, diakhir sidang ketika berjabat tangan, ia mengatakan, “Sebetulnya Tesis ini MENARIK, tapi tetap harus direvisi.” Saya menjawab, “Baik pak, itu pasti dan Anda akan melihat revisinya seperti apa yang saya pelajari dikelas ini dari Anda.”

Bagaimanapun, saya lebih tahu tulisan saya keteimbang para penguji. Ketika harus berdebat, bisa jadi saya menang dalam perdebatan itu namun bisa dipastikan saya kalah dalam penilaian. Saat itu saya butuh mengetahui seberapa baik komunikasi saya. Dan di akhir, nilai Tesis saya benar-benar MENARIK...’A’ dan saya lulus dengan pujian.

Sahabat...tidak ada hasil yang instan. Teknik diatas adalah teknik komunikasi membawakan materi yang sudah Anda siapkan. Ketika Anda datang tanpa persiapan, itu sama saja bunuh diri.

Sun Tzu mengatakan, “Ketika Anda melakukan mempersiapkan, Anda telah memenangkan separuh peperangan.” Dan sisanya adalah teknik komunikasi Anda.