Certified Instructors-Indonesian Board of Hypnotherapy

Friday, January 22, 2010

Buang perasaan Tidak Senang di Toilet...

Sebagai terapis yang menerima segala macam jenis dan rupa curhat, seseorang berpotensi terpengaruh oleh permasalahan dari yang di-curhatkan tentunya. Alih-alih tugas seorang terapis membantu melepaskan beban pikiran sahabatnya, malah ia pun menjadi terikat secara emosional dan menjadikan hal itu juga beban pikirannya.

”Loh Ndrie....jadi ga Ikhlas nih...bantuin gue.” Begitu kira-kira mungkin respon para sahabat yang saya maksud ketika membaca tulisan ini. Saya pun menjawab,”InsyaAllah ikhlas, Cuy (gaul mode on, he.he.he.), tapikan gue juga manusia yang dapat terpengaruh.”

Cara yang saya lakukan untuk menetralkan perasaan (beban) itu sangatlah sederhana dan layak dipakai. Dan tulisan ini saya dedikasikan bagi sahabat terapis, coach, team leader, guru, trainer, agen asuransi, dan orang-orang yang sering terima curhat dan berbaik hati untuk mendengarkan saja. Sering kali dengan mendengarkan, dapat membantu mengurangi beban orang lain.

Lalu apa hubungannya dengan toilet?

Sahabat tentu tahu bahwa toilet itu tempat apa. Ya benar...membuang kotoran...dan hebatnya toilet tetap harus terjaga kebersihannya. Artinya walaupun kotoran pikiran harus dibuang, namun harus tetap ekologis dengan diri kita. Tentu kita tidak bisa membuang kotoran kita di tempat yang sangat kotor, bukan?

Sekarang caranya.....

1. Setelah sesi curhat selesai...Yakinkan bahwa beban tersebut tidak ingin Anda bawa dalam kehidupan sehari-hari Anda. Buang dengan tidak mengurangi rasa hormat kepada orang yang curhat.

2. Nilai beban yang akan dibuang. Dari skala 1 sampai 10, berada di angka berapa beban itu berpengaru negatif dalam pikiran kita. 1 berarti berpengaruh namun sangat kecil dan 10 berarti sangat-sangat berpengaruh dan berbahaya bagi kehidupan kita.

3. Katakan pada diri sendiri...”Baik lah, aku sudah mendengarkannya dengan baik dan berniat melepaskan kembali untuk tidak diambil oleh orang lainnya.”

Sahabat, tentu kotoran yang telah dibuang di toilet, tentu tidak akan diambil oleh orang lain. Atau memang ada orang yang mau?..he.he.he.he.Tidak lah yau...

4. Pergilah ke toilet. Teknik ini diasa lebih baik jika memang kita tepat pada waktu itu ingin HIV (eits...Hasrat Ingin Vivis) alias buang air kecil atau besar.

Sahabat, tanpa bermaksud memasukkan unsur yang tidak senonoh, jorok, dan menjijikkan, tetapi sekali lagi hal ini akan lebih baik untuk membuang perasaan negatif tersebut.

5. Siap pada posisi Anda, dan ingat kembali skala emosi dan permasalahannya. Anda bisa membuat membayangkan bentuk dari masalah tersebut yang masih terkandung dalam tubuh kita. Boleh segi tiga, segi empat, atau bentuk lainnya yang Anda suka. Munculkan warnanya...terserah Anda...dan dengarkan suaranya...mungkin bentuk berwarna yang mewakili beban tersebut berteriak atau berbisik pada Anda seperti,”Hayo....aku akan membuat beban mu bertambah.” Jika perlu lihat lah ia sedang bergerak-gerak menari kegirangan karena ia kira, ia akan mempengaruhi diri Anda secara negatif.

6. Dan buang air kecil/besar keluar dari tubuh Anda pada tempatnya. Pada saat membuangnya, lihatlah...bentuk berwarna tersebut keluar menuju lubang pembuangan atau kakus, dan lucunya ia tidak lagi bisa menari sambil berteriak, “Aaaaaarg Tidaaaaaaak”, karena enggan keluar dari tubuh Anda namun tetap saja Anda dengan sukses membuangnya.

7. Setelah masuk kedalam tempatnya, perhatikan dan katakan,”selamat tinggal, aku kini tidak lagi membutuhkan mu...”

8. Flush atau siram sampai habis menghilang...dan sekarang nilai skalanya kembali. Berapa sekarang? 5...,4....,3....,2....,1....atau bahkan Nol. Jika sudah Nol, selamat Anda telah sukses melakukannya....jika belum? Tenang.....

9. Basuh wajah Anda dengan air dan rasakan segarnya air tersebut membersihkan sisa sisa kotoran pikiran tersebut. Masih belum habis?

10. Sebelum keluar dari Toilet, Imajinasikan kotoran pikiran tersebut Anda tinggalkan begitu Anda keluar dari toilet tepat di pintu.


Selesai........kotoran itu telah luruh seluruhnya. Senyum dan bersyukur dan siap menerima curhat lainnya.

Selalu Mendengarkan, dan Selalu Memahami....Ini bukan iklan...karena slogan sebenarnya tidak pernah diucapkan dalam bahasa Indonesia...Ini karena cinta Bahasa Indonesia.