Certified Instructors-Indonesian Board of Hypnotherapy

Saturday, March 6, 2010

KEMBALILAH PADA SENYUM 2008

Siapa bilang kita tidak bisa kembali kemasa lalu? Siapa bilang tidak bisa memperbaiki masa lalu? Dan siapa bilang masa lalu tidak bisa memperbaiki masa kini? Sahabat saya yang satu ini sudah membuktikannya.

Lia menginginkan untuk bertemu saya, sahabatnya yang menghubungi saya agar dapat menemui Lia. Sahabatnya ini memberitahu saya bahwa Lia sepertinya butuh pertolongan. Tiba waktunya saya bertemu Lia dan memang ia tidak terlihat seperti biasanya walaupun saat bertemu ia menyapa saya tetap dengan gaya biasanya, namun warna, rona, dan garis wajahnya menceritakan sesuatu yang lain kepada saya. Ya..sepertinya ia dalam masalah.

Saya berjanji pada sahabatnya Lia yang juga sahabat saya itu bahwa kami hanya ngobrol-ngobrol saja dan tidak ada sesi terapi karena tempat pertemuan kami berada diruang publik, yang setiap orang dapat memperhatikan kami. Bisa-bisa dikira Uya Kuya sedang Show…hehehehe…

Kami memang ngobrol-ngobrol santai karena sudah lama memang tidak berbincang-bincang dengan Lia.

Diakhir waktu, sahabatnya mendorong Lia untuk menceritakan masalahnya. “Lho…” Dalam pikiran saya berbicara sendiri “Tadi janjinyakan ga ada yang bermasalah disini…ya udah deh…terlanjur Lia sudah mulai membicarakan masalahnya..terima aja..hehehehe…”

Lia baru saja mengalami masalah dalam hubungannya dengan seorang pria. Ia mengaku memiliki belief yang kurang baik terhadap pria dalam konteks hubungan cinta. Memang dia masih tidak mau menceritakan belief apa yang sebenarnya ia anut. Sampai ketika ia berusia 26 tahun, dengan dorongan teman sekantornya untuk membangun sebuah hubungan hati dengan seorang pria. Dan benar..hanya seumur jagung, Tiga Bulan setelah memulai, ia pun memutuskan hubungan itu. Dan ia mengatakan pada teman pendorongnya itu, “Tuh kan…gue bilang juga apa…gak akan berhasil deh…”

Nah itu dia yang saya tangkap, bahwa ia menjalin hubungan hanya untuk memperkuat beliefnya terhadap pria. Dari bicaranya jelas ia merasa tertekan atas kejadian itu dan sampai saat itu, saat ketika ia bercerita pada saya. Ini membuat ia sungkan untuk dating kekantornya untuk mengurus kepentingan timnya. “Lho…kok bisa begitu?” Tanya saya. Jawabannya, “Pria itu temen kantor gue, Ndrie…”…nah ketahuan lagi deh…

Untuk melakukan terapi formal perubahan mindset sepertinya akan memakan waktu dan menarik perhatian banyak orang. Berpikir…Berpikir…Berpikir…”Tring” beberapa Handphone (HP) berserakan di atas meja…Collapsing Anchor menggunakan Handphone…sejurus kemudian tanpa menarik perhatian Lia saya coba menggunakan beberapa HP tersebut, tapi saya urungkan ketika perasaan saya mengatakan masih ada cara yang lebih asik. Ya..itu dia…tangannya Lia sendiri.

“Lia, pinjam telapak tangannya…kalau ada dua telapak tangan yang kiri dan yang kanan, mana yang merepresentasikan sesuatu yang baik dan yang kurang baik?”

Lia menjawab kanan lebih baik dari kiri.

“Lia kalau lo berpikir bahwa semua pria sama, berarti gue juga sama seperti mereka?”

“Bisa jadi Ndrie!”

“Waduh!” Pikir saya. Seharusnya saya dalam posisi yang netral dan dapat dipercaya.
“Tapi Ndrie, temen-temen gue banyakan cowok kok…tapi ya itu…gak ada yang gue percaya untuk dijadiin pasangan. Pernah beberapa kali adayang mencoba dan gue marah banget sama orang itu.”

Wow ok! Saya kan temennya berarti saya sudah menjadi netral dan melanjutkan, “Lia setelah kita lakukan hal yang menarik ini, lo akan menggeser sedikit belief lo bahwa ada juga kok cowok yang ok untuk dijadikan pasangan. Yang pasti bukan gue, sorry gue dah punya pasangan yang baik, hahahaha”

“Lia…lihat telapak kiri lo dan lihat mantan cowok lo ada di sana.” Lia memang jago untuk masuk kondisi hipnosis, sebentar saja ia sudah sesenggukan saya dan sahabatnya saling lihat-lihatan dan khawatir akan pandangan orang disekitar. Tapi tanggung sudah nangis…ya di amplify saja.

“Bagus Lia, lipatgandakan perasaan itu, kalo sudah sampai puncaknya kasih tau gue.”

Lia melakukannya dengan baik sesaat kemudian ia mengangguk tanda perasaannya sudah sampai puncaknya.

“Ok Lia tarik nafas panjang dan dalam dan lebih tenang sekarang. Eh…jam berapa lo harus pulang? (saya melakukan break the state).”

“Lia sekarang pilih satu temen lo yang cowok yang baik menurut lo, kalo udah lihat dia di telapak kanan lo….” Prosesnya sama seperti sebelumnya, saya memintanya untuk melipat gandakan perasaan baiknya itu. Setelah break the state saya memintanya melihat telapak tangan kirinya dan kebali ia masuk kedalam state sesenggukan..hehehe.. dan dengan cepat saya minta ia melihat telapak kanannya, ia kembali menjadi lebih tenang. Ok..Anchornya sudah bekerja.

“Lia, sekarang perlahan gosok telapak kanan diatas telapa kiri, perlahan saja dan perhatikan yang terjadi dan lo tau di kiri ada apa dan dikanan ada apa dan begitu itu tercampur, lepaskan perasaan itu menjadi satu dan itu membuat lo mendapatkan manfaat dari sesi ini untuk berani menghadapinya karena ia sudah menjadi netral untuk lo dan lo siap memulai dengan pria baik yang sudah menunggu diluar sana. Ingat Lia, ketika hal ini terjadi, berarti Tuahan masih saying karena Dia telah menunjukan bahwa Pria itu tidak pantas untuk menjadu pasangan lo dan masih ada pria lain yang labih baik dan pantas buat lo.”

Lia sambil mendengarkan kata-kata saya ia merasakan apa yang sedang terjadi dan…

“Ok..selesai…!”

Setelah kembali ke breaking the state, saya memintanya untuk melihat telapa kirinya dan ia mengatakan sudah netral. Saya minta ia mengingat nama mantan pasangannya itu dan ia katakana sudah OK!

Wah bagus sekali…Inilah kedahsyatan NLP yang sudah dicampur-campur dengan sugesti sederhana…saya tidak perlu susah payah untuk meyakinkan orang lain.

“Lia kalau sudah begini, kita harus kunci perasaan ini dengan sesuatu yang membahagiakan. Apa yang paling membuat lo tersenyum bahagia?”

Lia terlihat menarik kembali ingatannya dan…”Ya..Ndrie..tahu 2008 gue bareng temen-temen gue dan bahagia banget waktu itu bahkan gue bisa tertawa lepas.”

Dan terlihat dia telah kembali ke tahun 2008. “Ok Lia, setiap lo membutuhkan suasana ini…panggil lagi aja KEMBALILAH PADA SENYUM 2008”