Certified Instructors-Indonesian Board of Hypnotherapy

Saturday, March 6, 2010

If You don’t Love Me, Lie to Me….

If you don't love me - lie to me
'Cause baby you're the one thing I believe
Let it all fall down around us, if that's what's meant to be
Right now if you don't love me baby - lie to me



Begitulah potongan lirik lagu dari Bon Jovi yang sekaligus mengingatkan sapa pada masa muda dulu (hehehe..sok tua ya...). lalu kenapa saya tertarik mengutip lagu ini? Apakah sahabat kira saya akan mengulasnya? Ah sebenarnya tidak, namun pesan dari judul lagu tersebut mengingatkan saya pada perbincangan saya dengan seorang sahabat di jum’at pagi yang penuh inspirasi.

“Ndrie.” Sapanya, “Lagi baca buku apaan?”

“Ini Man! Buku tentang coaching.” Jawab saya pada sahabat saya ini. Lagi-lagi dia bukan dari Amerika atau Inggris tapi namanya memang Iman.

“Wah...gue buku yang dulu aja belom selesai. Sebetulnya bukan karena gue ga suka baca tapi buku-buku kayak begini kayaknya kurang suka. Gimana ya Ndrie?” Jawabnya agak ragu mengatakan kata kurang suka.

“Lho, jadi buku apa yang Loe suka Man?” Tanya saya menyambung.

“Buku politik dan Olahraga Ndrie.” Jawabnya.

“Wah keren...kalo loe tanya gimana? Ya gak gimana-gimana..hehehe..semua bacaan bagus kan? Gue sendiri baca yang mendukung apa yang sedang gue kerjakan Man. Asyiknya...gue dapet hiburan dari yang gue baca plus ilmunya supaya tambah mantab hasil kerjaan gue. Waktu masih ngajar bahasa Inggris, gue baca banyak buku tentang psikologi pendidikan. Dan sekarang yang sering dibaca ya tentang keuangan, investasi, ekonomi Islam, dan sebagai trainer sekaligus Coach gue baca buku Psikologi lagi, NLP, Hipnoterapi, bahkan buku komputer Man!” Jawab saya agak panjang dan dia setia mendengarkan jawaban saya.

“Dan sebagai trainer, mestinya ada manfaatnya loe baca buku tentang politik dan olahraga kan?” Kawan saya ini bengong...mungkin tidak menyangka saya akan menanyakan hal itu. Dalam tercenungnya saya membantu menjawab pertanyaan yang saya tanyakan tadi. “Nih...ya...Politik kan seni manajemen pemerintahan...dan dalam kelas training loe kan juga mengajarkan kepemimpinan, asik banget tuh kalo ilmu politik bisa masuk sebagai analogi atau contoh buat kepemimpinan. Walaupun yang baru-baru ini beritanya kurang asik, tapi kan tetap bisa dijadikan contoh yang tidak boleh diikuti...hehehehe..” Saya jawab sambil diselingi canda...karena sepertinya politik kita juga tidak jarang “bercanda” kan?

“Emangnya mau jadi trainer sampai kapan? Atau ada rencana lain?” Saya penasaran.
“Maunya nanti bisnis Ndrie.” Jawabnya.

“Wah bagus dong, umur berapa punya bisnis sendiri akan terlaksana?” cepat saya sambung.

“Sebelum 30.”

“Bisnis apa? Dah memulai langkah awal apa?”

“Bisnisnya dah ada dan dah dimulai bareng pacar gue Ndrie, tapi bisnis ini bukan bisnis yang gw suka.” Lagi-lagi dia menjawab dengan kata mengandung makna tidak suka alias akan dilakukan setengah-setengah.

“Man...sadar ga...ada dua program dalam pikiran loe yang saling bertentangan dan nantinya akan membuat pikiran-pikiran itu konflik dan akibatnya bisa gak bagus dalam bisnis loe. Yang pertama, pikiran loe akan menuntun loe untuk berbisnis sebelum umur 30 dan sekarang loe sudah memulai satu langkah dalam bisnis dan kedua loe gak menyukainya. Catatan lain...bisnis ini bukan cuma loe doang tapi juga ada pacar loe. Artinya loe gak bisa sembarangan gonta-ganti bisnis kan? Bisa-bisa ribut melulu sama pacar loe.”

“Loe cinta sama pacar loe, yang bakal loe nikahin tahun ini, kan?” Dan mestinya saya tahu bahwa jawabannya “Ya”.

“Ya iya lah Ndrie.” Tuh...kan...saya bilang juga apa..hehehe..

“Nah sekarang gue pinjem kata ‘gak suka’ dalam bisnis itu dan berpura-puralah untuk menyukainya. Bisa?” Saya tantang dia. “Gimana rasanya?”

“Bisa Ndrie.”

Sahabat, inilah mengapa saya mengutip lagu Bon Jovi diatas, karena untuk kebaikan kita bisa berpura-pura menyukai sesuatu dan begitu Anda sudah terbiasa dengan hal yang Anda “sukai” itu maka Anda pun akan benar benar menyukainya.

Pernah dengar Slogan “Witing tresno jalaran soko kulino?” arti sederhananya bahwa rasa suka bisa disebabkan karena sering berinteraksi atau berjumpa. Entu juga kita sering mendengar bahwa para orang tua dulu berkeluarga dengan cara dijodohkan. Awalnya mereka mengatakan tidak mengerti apakah cinta atau tidak namun akhirnya...ya punya anak juga..hehehe..

Ini serupa dengan pikiran kita. Bawah Sadar sangat lah sadar dan menyimpan semua informasi baik yang kita sadari ataupun tidak. Hebatnya semua informasi yang sudah disimpan dibawah sadar tidak dapat dikenali apakah informasi itu fakta atau fiktif. Maksudnya adalah kita tidak mengenali lagi mana yang kita buat atau ita buat-buat.

Begini contohnya. Ada kejadian menarik, seseorang memiliki fobia terhadap ular. Fobia itu bermula setelah ia bermimpi dikejar-kejar sekumpulan ular. Mimpinya kan tidak nyata...tetapi terlanjur sudah disimpan dalam bawah sadarnya dan fobia itu pun terjadi.

Fenomena Dejavu, walau beberapa orang mempercayai ini adalah bagian dari proses reinkarnasi, namun beberapa studi mengatakan bahwa saat dejavu terjadi, kita sedang memanggil ingatan bawah sadar kita yang serupa dengan kejadian itu dibawah sadar kita. Misalnya kita pernah membayangkan suatu kejadian. Dan tanpa kita sadari, kita tidak pernah membayangkan lagi hal tersebut. Begitu ada kejadian yang mirip atau bahkan persis sama dengan yang pernah kita bayangkan, kita akan merasakan, “Kok kayaknya hal ini pernah terjadi ya?” Begitulah kata Anda. Dan memang Anda mengalami hal itu sebelumnya...namun hanya dalam bayangan saja. Hebatkan bawah sadar kita.

Nah...agar Anda menyukai apa yang awalnya tidak disuka dan Anda membutuhkan untuk menyukainya, maka hal yang sangat sederhana yang dapat Anda lakukan adalah berpura-pura percaya bahwa Anda menyukainya.

Anda tidak suka Atasan Anda?

Gampang....Lakukan ini...

- sebelum berangkat ke kantor, bayangkan wajah Bos Anda yang sedang tersenyum pada Anda walau senyumnya adalah yang paling sedikit di dunia maupun akhirat...hehehe..(agak lebay...).

- Ucapkan “mantra”nya sambil senyum. (bukan benar-benar mantra lho...Cuma program pikiran)

“Bos...kalo ada orang yang menyukaimu...aku yang dibarisan depan...” (Atau apa lah yang sesuai dengan kreatifitas Anda yg penting agak berlebihan sedikit...karena bawah sadar kita menyukai hal-hal yang berbeda dari biasanya)

- Ucapkan ini berturut-turut selama 40 hari...Ini bukan ritual klenik, otak kita membutuhkan pengulangan atau repetisi dalam membuat programnya...jika Anda lalai sekali saja...maka silakan ulang dari awal.

- Kenapa harus 40 hari?...hehehe...biar lebih panjang dari yang biasanya ditawarkan oleh orang lain yaitu sekitar 20 – an hari. Jika yang biasa ditawarkan bisa berhasil, apalagi yang luar biasa, kan?


Berpura-puralah kau mencintaiku walaupun sebenarnya tidak....40 hari....saja.....If You don’t Love Me....Lie to Me....