Certified Instructors-Indonesian Board of Hypnotherapy

Friday, February 26, 2010

KECERDASAN INTRAPERSONAL

“Kecerdasan apa lagi ini? Setahu saya kecerdasan itu adalah Intelligence Quotient (IQ), Emotional Quotient (EQ), Spiritual Quotient (SQ) dan Financial Quotient (FQ).”

Mungkin pertanyaan ini yang ada dibenak sahabat ketika membaca judul diatas. Banyak sekali, memang, definisi kecerdasan yang telah ditemukan oleh manusia dan ini semakin menunjukkan bahwa manusia memang cerdas, paling tidak untuk mencari definisi-definis yang terdengar sulit dan asing (hehehe).

Tahun 1993 sebuah buku yang fenomenal, menurut saya, diterbitkan. Penulisnya adalah seorang Psikolog Perkembangan dari Universitas Harvard, Howard Gardner. Pada awalnya ia mendefinisikan ulang atas kecerdasan manusia menjadi tujuh, kemudian delapan dan kemudian sembilan. Disingkat menjadi SLIM N BIL E.

S = Spatial Visual
L = Logical Mathematical
I = Intrapersonal
M =Musical
N = Naturalistic
B = Bodily-Kinesthetic
I = Interpersonal
L =Linguistic Verbal
E = Existential

Kecerdasan INTRAPERSONAL ini sendiri adalah bagaimana kita memahami diri sendiri. Pemahaman ini sangat penting dalam Psychology Healing. Inti yang saya pahami dari Kecerdasan ini adalah Accept  Love  Utilize. Terima keadaan diri, Cintai diri, dan gunakan perasaan itu untuk menyembuhkan diri sendiri.

Ini saya pelajari saat saya belajar dan mengajar bahasa Inggris dan pengetahuan ini sangat bermanfaat bagi peserta didik saya. Saat saya belajar hipnoterapi ternyata pengetahuan ini masih tetap bermanfaat. Senangnya bukan main.

Sampai suatu hari seorang sahabat menelpon dan berkata, “Ndrie, sekarang kok aku sering sakit flu ya?” Dari nadanya ia butuh bantuan namun ia melanjutkan, “Tapi aku tau kamu bukan dokter dan cuma mau ngomong ke kamu aja.” Lho... persis sebelumnya saya berpikir ia butuh bantuan namun kemudian ia “menyangkal” membutuhkan bantuan.

Saya mengandalkan bawah sadar saya yang mengatakan dia butuh bantuan, walaupun surface structure nya menyatakan tidak membutuhkan bantuan namun dari nadanya saya menangkap deep structurenya “...Aha...mungkin dia gengsi...” mencoba membaca pikirannya, yang kadang benar kadang juga salah, namun karena ia salah satu dari sahabat saya maka tanpa di minta pun saya bantu.

“Ci... saya memang bukan dokter dan cici percaya dokter, makanya harus kedokter.” Saya sedang melakukan pacing. Saya memanggilnya Cici karena ia adalah Keturunan Tionghoa, sama seperti saya..hehehe.

“Sudah Ndrie, kata dokter aku cuma kurang olah raga...padahal tiap hari aktifitasku kan banyak.” Ini dia satu kunci yang bisa saya manfaatkan untuk pacing berikutnya.

“Dokternya bener tuh..maksudnya Cici kalo mau kerja juga harus meniatkan sebagai olah raga..hehehe...” Karena ia percaya dokter, maka saya pun harus mengatakan dokternya benar...itu pacing lagi.

“Lagi pula, konon, flu itu juga permasalahan daya tahan tubuh kan? Kalau sedang tidak fit, pertahanan tubuh kita menurun dan fit atau tidak disebabkan oleh paling tidak dua faktor, psikologis dan fisiologis. Iya kan Ci...? Dan kalau Cici ada permasalahan yang dipikirin terus, itu juga bisa berdampak pada vitalitas dan membuat pertahanan tubuh kendor.” masih terus dalam rangkaian pacing. Semakin banyak pacing yang dipercaya oleh Cici, semakin hasilnya bisa diandalkan.

“Betul Ndrie...” Jawabnya mantab. “Tapi aku ga ada masalah dengan pikiran ku kok.”

“Ci, pernah dengar Multiple Intelligence?” Saya mulai Leading. “Belum Ndrie, apa tuh?”

“Setiap orang adalah cerdas dalam konteks kehidupannya masing-masing dan paling tidak ada sembilan kecerdasan yang diketahui yang dimiliki manusia, dan Cici juga memilikinya. Namun dalam konteks sehari-hari, orang-orang biasanya mengembangkan beberapa saja diantara sembilan itu.” Saya menjelaskan sembilan kecerdasan itu. “Nah...Cici sangat cerdas secara INTRAPERSONAL.”

“Maksudnya?” Selidiknya.

“Beberapa kali kita sudah buktikan jika ada masalah dengan pikiran, Cici tinggal ngomong sama diri sendiri dan beban permasalahan tersebut berkurang, dan sekarang yang akan kita pelajari adalah bagaimana mengetahui dan berbicara dengan diri kita, persisnya.”

“Dalam diri kita terdapat bagian-bagian yang tanpa kita sadari mereka sibuk berbicara pada diri kita dan selalu berusaha melindungi kita. Contoh sederhana adalah, salah satu bagian dari Cici sedang menyampaikan pesan bahwa Cici sudah bekerja dan berpikir keras sehingga ia menginginkan Cici beristirahat, sedang bagian lainnya memberitahukan bahwa Cici tetap harus jalan karena target tahun ini harus tercapai. Dua bagian ini jelas-jelas konflik dan membuat “pusing. Istirahat harus, dan Target juga “wajib” lalu gimana Ci? Jawabannya mereka berdua harus berdamai lalu kemudian target akan tercapai.”

“Ci, rasa tidak enaknya flu ini dimana?”

“Di dada dan di hidung, Ndrie. Dada sesak untuk bernapas dan hidung sebelah kanan mampet.” Jawabnya.

“Ci...sekarang silakan akses komunikasi dengan dada Cici dan coba dengarkan apa katanya?”

“Ga ada suara apa-apa Ndrie.”

“Ok, sekarang coba hidungnya, mungkin dia yang mau ngomong.” Pinta saya melanjutkan.

“Nggak ada juga, Ndrie.” Jawabnya lagi.

“Wah...berarti memang ga ada masalah dong..hehehe..” Jawab saya menenangkan dirinya dan padahal saya pun bingung saat itu..hehehe..

“Atau mungkin mereka menyampaikan dengan bahasa berbeda, apakah ada bentuknya atau warnanya dibagian itu?” Saya tanya lagi.

“Bentuknya nggak ada tapi warnanya biru tua.” Jawabnya memberi clue.

“Yuk kita coba, saya penasaran gimana rasanya kalau warnanya kita buat menjadi lebih terang...biru muda...?” Pinta saya.

“Lebih enteng Ndrie.”

“Bagus Ci. Warna apa yang Cici suka sih?”

“Putih.”

“Baiklah...sekarang kita ubah dengan cepat warna biru muda menjadi Putih, SEKARANG.” Pinta saya lagi. “Gimana rasanya

“Lebih enak.” Jawabnya

“Luar Biasa Ci, sekarang kita lanjutkan. Terkadang ada kesalahan yang kita lakukan kepada bagian diri kita dan kita tidak menyadarinya...bisa jadi Dada dan Hidung Cici sedang protes. Selama hidup ini mereka telah membantu Cici, gimana kalo sekarang minta bantuannya supaya kembali baik dan minta maaf jika ada kesalahan yang tidak disadari. Caranya gampang. Sentuh bagian yang sakit dengan telunjuk dan jari tengah yang dirapatkan, dan bicaralah, SEKARANG.”

Ia mengikuti instruksi dan kata-kata yang saya berikan dan memilih untuk berbicara dengan kedua anggota tubuh tersebut dalam hati. “Gimana rasanya Ci?” setelah selesai saya ingin tahu hasilnya.

“Jauh lebih enteng. Hidung ku nggak mampet lagi.” Wah senangnya saya mendengar itu, gede rasa (GR) juga saya, padahal itu hasil komunikasi INTRAPERSONALnya dengan dirinya sendiri dan bukan karena saya..hehehe...

“Ci...sekarang kita kunci kondisi ini dengan berdoa pada Tuhan, ucapkan terimakasih dan minta untuk memberikan kondisi kesehatan ini ketika dibutuhkan.” Kali ini saya tidak memandunya dan membiarkan ia berdoa sendiri karena saya harus menghormati keyakinannya.”

“Ci...istirahat yang cukup ya.”

45 lima menit berlalu, dan saya menyadari bahwa telepon seluler saya menjadi panas dan butuh di Charge baterainya. Terapi melalui telepon yang menyenangkan.

Dan esok harinya saya tanya kondisinya melalui SMS dan ia menyatakan sudah sehat. Senangnya hati saya. Ternyata Multiple Intelligence cocok dengan Hipnoterapi.

Saya pernah membantu seseorang yang perutnya terasa sakit sekali, setelah ia menanyakan, perutnya mengatakan bahwa ia telah tidak adil padanya dan tidak memperhatikan kebutuhan makanan. Setelah meminta maaf, sakit perutnya pun hilang.

Sahabat saya lainnya mengalami sembelit setelah merasakan dua hari tidak BAB (Buang Air Besar). Ia meminta maaf pada perutnya dan dalam hitungan menit, ia saya minta menunggu di toilet dan akhirnya dapat melepaskan “nya”.

Sahabat, lain waktu saya akan membahas bagian lain dari Multiple Intelligence untuk pemberdayaan diri melalui Hipnoterapi.