Certified Instructors-Indonesian Board of Hypnotherapy

Saturday, February 20, 2010

Tanyakan "Sang Bijak" dalam Dirimu

Beberapa hari lalu, saya mendapat kunjungan dua orang sahabat yang mengharapkan pemberdayaan diri. Bangga saya dipercaya untuk membantu, padahal seperti yang sahabat ketahui bahwa semuanya bermula dari diri sendiri dan dapat dilakukan sendiri. Ini masih dalam rangkaian Coaching yang pernah saya ceritakan sebelumnya, namun kali ini sahabat saya Kim-Kim membawa rekan kerjanya untuk sekedar berkonsultasi. Intinya sederhana, "Bagaimana menjaga semangatnya."

Setelah melakukan tanya jawab mencari sumberdaya yang dapat digunakan dan sekalian mengetahui tantangan yang ia hadapi dan tentu saja setelah rangkaian terapi dilakukan, saya mengajak dia untuk menemui sang Bijak dalam dirinya untuk sekedar bertanya apa yang harus dilakukan.

Tentu saya membawanya kedalam kondisi hipnosis. Awal yang saya harus lakukan membawa dirinya ke tempat kedamaiannya untuk berjaga jika terjadi abreaksi sehingga saya dengan mudah dapat membawanya kembali untuk menjaga situasinya. Abreaksi sendiri adalah kondisi klien dalam melepaskan emosi negatifnya. Beberapa kali pengalaman klien bisa saja berteriah-teriak hebat, itu mengapa tempat kedamaian dapat mengembalikan situasinya tanpa merusak kondisi hipnosisnya.

Relaksasi Progesif sudah tentu saya lakukan. Walau ada yang berkata ini kurang efektif, beberapa praktik saya lakukan hasilnya sesuai dengan yang saya inginkan. Setelah itu....

"...Dan...tiga...dua...satu...silakan buka pintu dihadapanmu dan melangkahlah keluar, temui orang itu..." Sesaat saya memperhatikan bola matanya sedang mengamati dan mencari sesuatu. "Ya...orang itu ada disana...jika kamu belum menemuinya, silakan melangkah ke kanan atau ke kiri dan pasti dia ada disana..."

Tampak ia melakukannya dan sudah bertemu dengannya. "Katakan pada saya perlahan dan pelan-pelan saja, siapa yang kamu temui?"

"Kim-Kim..." Suaranya berbisik.

"Datangi dia, sapa dan salami dia. Tersenyumlah dan ia akan membalas senyummu dan itu membuatmu menjadi lebih berenergi dari sebelumnya." Lanjut saya. "Tanyakan apa yang harus kamu lakukan menurutnya?"

Mulutnya tampak berkomat-kamit tampak ia sedang bertanya dan kemudian bibirnya tertutup rapat tanda ia sudah berhenti bertanya dan sedang mendengarkan jawabannya. Menetes air matanya dan saya bersiap untuk menghadapi abreaksinya namun memang tidak muncul.

Selesai sesi itu, sahabat saya ini nampak semakin semangat ditambah pelukan dukungan yang diberikan Kim-Kim yang kala itu memang ada disana.

Teknik ini saya gunakan karena setiap orang membuthkan figur otoritas untuk memberikan petuah-petuah bijak. Beberapa teknik membatasi penggunaannya hanya antara klien dan orangtuanya dan antara klien pada saat masih kecil dan klien pada saat dewasa.

Sedikit modifikasi membuat teknik ini menjadi fleksibel dan klien bisa memilih orang yang dapt ia percaya untuk memberikan nasehat.

Pada kesempatan lain, teknik ini pernah saya gunakan untuk goal setting seorang agen asuransi dan ia menjumpai suaminya. Ya ...ia sangat mempercayai suaminya untuk memberikan nasihat-nasihat. Memang pada saat itu suaminya tidak berkata apa-apa selain memberikan sesuatu yang bersinar yang bermakna KEBERANIAN. Kemudian saya meminta orang tersebut untuk menyimpan benda bercahaya tersebut dalam dirinya memalui bagian tubuh yang paling nyaman menyimpannya.

Dan yang lebih menarik lagi adalah ketika seorang sahabat saya yang menemui Tuhannya dan itu membuat saya kaget dan salah tingkah karena sejak kecil saya diajarkan bahwa Tuhan baru bisa dilihat pada saatnya dan bukan didunia ini/

Figur otoritas sangat dibutuhkan untuk memberikan dukungan semangat dan sangat memotivasi atau untuk kesembuhan seseorang.

Esok harinya sahabat saya ini mengatakan hal ini;

"Terima kasih untuk teman2 tersayang untuk hal yg tak terlupakan kemarin.I'm so lucky to have friends like you all.."
@Kim Kim: thanks a lot for everything you have done for me..I know you only want me to success & I really hear you said that when I closed my eyes in the class yesterday (believed or not?) a, siapa yang kamu temui?"