Certified Instructors-Indonesian Board of Hypnotherapy

Tuesday, April 6, 2010

de’ Power of Keputusan (Hanya untuk yang ingin berhenti merokok)

Halo Sahabat, sudah lama rasanya tidak menjumpai Anda, kangen rasanya ingin selalu berbagi. Dan rasanya sehari saja tidak berbagi, kepala ini rasanya pusing-pusing dan badan pegal-pagal. “ah...berlebihan ya..”(he..he..he..). Sahabat...doakan saya memiliki keleluasaan untuk selalu menyapa Anda. Tentu sapaan yang bebas asap rokok..hehe..

Kampanye anti rokok kian gencar namun terlihat bahwa jumlah perokok di jalan makin bertambah saja. Katanya jika merokok di area publik akan di berikan sanksi. Nah itu lah beberapa kalimat yang sering terlontar dari mereka yang tidak menyukai asap rokok. Saat saya menulis ini pun, di televisi sedang ditayangkan acara bertajuk Mafia Rokok.

Sekali lagi, maaf sahabat...tulisan ini hanya diperuntukkan bagi mereka yang ingin berhenti merokok namun tidak tahu caranya. Bagi Anda yang masih mencintai aktifitas merokok, saya pun tetap menghormati Anda. Paling tidak seperti yang diajarkan guru PMP (Pendidikan Moral Pancasila) kita dulu untuk saling menghormati. Dan guru saya mengajarkan, para perokok yang ingin menghormati orang yang tidak merokok tetap diperbolehkan melakukan kegemarannya itu dengan cara merokok dalam kantong plastik (kepala berada didalam) sehingga asap yang masuk dan keluar dimanfaatkan sendiri...hehehe....kali ini guru saya pasti bercanda...

Saya yakin di balik setiap perilaku pasti punya alasan positif. Bisa jadi seseorang memandang suatu perilaku bernilai negatif namun bagi orang yang melakukannya, seringkali didapati alasan yang positif, paling tidak untuk dirinya sendiri. Ayo sebutkan, perilaku apa yang Anda pikir negatif dan saya selalu punya alasan positif dibalik itu.

Meminum minuman keras misalnya, maksudnya tentu minuman mengandung alkohol. Beberapa orang meminum ini untuk “lari” dari masalahnya. Lari dari masalah adalah naluri dasar manusia. Jika merasa tidak mampu untuk mengadapi...ya lari saja... dan adalah hal yang baik untuk terhindar dari masalah, kan? Karena motivasi yang paling mendasar dalam diri manusia adalah mencari kenikmatan dan menghindari kesengsaraan.

Masih banyak perilaku lainnya yang sering kita anggap negatif namun sebetulnya ada maksud positif yang luput dari perhatian kita. Merokokpun demikian. Hehehe...kali ini sedikit dukungan bagi para perokok. Banyak perokok menyadari bahwa kebiasaannya merokok sudah diluar kendalinya. Mereka tahu kebiasaan ini tidak baik dan mereka sangat ingin berhenti tetapi seolah-olah ada mahluk lain entah itu mungkin dari luar angkasa yang mengendalikan dirinya untuk terus melakukan kebiasaannya. Padahal diluar angkasa belum ada pabrik rokok, mungkin rokok Ting-We...Linting Dhewe...alias di pilin sendiri...hehehe..

Jika Sahabat menginginkan saya menuliskan bahaya merokok,...ah tidak di tulisan ini, karena tulisan lainnya sudah banyak tersebar dan bisa didapatkan dimana saja berkaitan dengan bahaya merokok. Yang jelas saya pernah memiliki kebiasaan ini dan sekarang sudah terbebas darinya. Pada saat itu, rokok saya rasakan memiliki secondary gain (keuntungan turunan) saat saya harus memasuki sebuah kelompok pergaulan dimana kelompok tersebut memiliki kebiasaan merokok. Ini hal biasa, kan bagi ABG untuk menunjukkan (bukan mencari) jati diri. Dan ketika saya sudah dengan mudahnya memasuki komunitas manapun, seharusnya saya sudah tidak perlu rokok lagi. Namun pikiran saya, begitupun Anda, tetap saja pintar mencari alasan mengapa kita tetap membutuhkan rokok.

Dari mana alasan itu? Dan mengapa selalu ada pikiran dalam diri yang dalam waktu yang sama menentang alasan itu?

Masih ingat bahwa dalam diri kita terdiri dari beberapa bagian, paling tidak dalam hal ini terdiri dari dua bagian. Ada bagian yang mendukung dan ada bagian yang menolak. Bukan hanya dalam hal merokok, banyak hal yang didalamnya terdengar dua suara yang bertentangan. Seorang sahabat yang berkarir sebagai tenaga pemasar, beberapa kali mengatakan, “Saya tahu dan ingin sekali menjadi sukses, tapi...merasa ada sesuatu yang menghalangi untuk menuju kesana.” Hebat...ia tidak melihat penghalang tetapi dapat merasakannya.

Lalu, bagaimana penyelesaiannya jika kebiasaan ini sudah menjadi masalah? Kuncinya hanya Keputusan Diri Sendiri. Tidak ada yang lain yang bisa membantu jika keputusan tersebut tidak pernah datang dari diri sendiri. Dan kita, orang disekitarnya selalu dibuat lelah karenanya. Apa kuncinya? Keputusan Diri Sendiri.

Hal itu telah dibuktikan oleh Abunawas dari negeri antah berantah yang sangat kesal dengan teman kos nya yang selalu merokok didalam kamar. Sebagai orang yang tidak merokok, tentu Abunawas sangat terganggu oleh asap itu. Tanpa diketahui temannya, abunawas mendatangi seorang terapis dan terapis itu tentu saja mengatakan bahwa mengapa bukan yang bersangkutan saja yang datang. Namun reputasi terapis ini membuatnya selalu cerdas dalam mengatasi masalah apa saja.

Dan ia menyarankan Abunawas, “Apa kamu mau menerima saran saya?”

Abu pun menjawab,”Apa saja yang penting dapat membuat teman kos saya ini berhenti merokok.”

“Apa kamu kemudian mau melakukannya?.” Tanya sang terapis lagi.

“Apapun asalkan tidak ada asap rokok dihidung saya lagi.” Jawab Abu makin mantab.

“Apa kamu siap terima konsekuensinya?” Cecar sang terapis.

“Siap, Pak, Siap...!” Tekad Abu sudah bulat.

Sang terapis melanjutkan, “Begini Abu, setiap Anda melihat rokok teman Anda ini, Oleskan setiap batang rokok teman Anda pada..., maaf sekali lagi maaf deh..,...dubur Anda....Nah Stop Abu...jangan protes dulu...ingat tadi Anda sudah berjanji menerima, melakukan, dan siap menerima konsekuensinya. Setiap kali ia ingin merokok, pasti akan merasakan ketidak nyamanan dari rasa dan baunya.”

Abunawas tidak dapat menyangkal dan memang yang penting tujuannya tercapai. “Ah...apapun yang penting setelah ini tidak ada lagi asap rokok didalam kamar...” Begitu pikir Abunawas.

Mulailah Abunawas melakukan aksinya. Benar saja, rokok pertama berhasil membuat temannya mual, dan mengurungkan niat merokok. Rokok kedua, ketiga, empat dan seterusnya berhasil.

Seminggu berlalu Abunawas kembali pada sang terapis. Lho ada apa ini? Abunawas gagal? Mari kita dengarkan percakapan Abunawas dan terapisnya.

“Abunawas...ada apa lagi Anda datang kesini? Apakah cara yang lalu tidak berhasil?” Tanya terapisnya.

“Sangat berhasil, Pak...tidak sampai seminggu ia sudah tidak lagi merokok di kamar bahkan total berhenti merokok. Luar biasa, bukan?”

“Lalu ada apa lagi Anda datang kesini?” Penasaran sang terapis.

“Itulah dia Pak Terapis...teman saya memang berhasil menghilangkan kebiasaan merokoknya, tetapi saya tidak bisa menghilangkan kebiasaan saya mengoleskan batang rokok pada dubur saya...” Jelas Abunawas.

“Hah!”

Hahahaha...itulah jika ingin mengubah perilaku orang lain dan niat perubahan itu bukan datang dari diri sendiri.

Dan bagi perokok kebiasaan merokok ini seringkali membuat pusing jika tidak bisa “menikmati”nya pada waktunya. Mirip seperti makan, akan terasa lapar pada saatnya. Inilah hebatnya otak kita, setiap kebiasaan yang kita miliki akan menjadi program dalam pikiran kita dan menjadi semacam Auto Pilot yang akan menjalankan perilaku tersebut secara otomatis alias tanpa diperintah. Bayangkan jika perilaku mencari jutaan Rupiah sehari sudah menjadi program Auto Pilot dalam pikiran kita, dijamin sehari tidak mendapatkan jutaan Rupiah, kepala bisa pusing-pusing..hehehe..hebat, kan pikiran kita.

Paragraf sebelumnya sudah menyebutkan kita sadar bahwa merokok tidak baik tetapi masih juga dilakukan. Sering kali dua suara dalam pikiran ini membuat kita sakit kepala, mirip dengan orang tua yang melihat dua anaknya bertengkar. Dua-duanya adalah anaknya dan dua-duanya membutuhkan pembelaan. Membela yang satu akan melukai yang lainnya. Lalu bagaimana caranya? Ya...Anda benar sekali...mendamaikannya...

Yuk kita lakukan saja ketimbang Anda terus membaca tulisan ini tanpa mendapatkan manfaat yang banyak. Hanya bagi Anda yang perokok, siapkan diri Anda, atau bagi siapa saja yang memiliki masalah dengan kebiasaan tidak baik dan sulit memutuskan untuk berhenti, Anda pun harus bersiap.

Langkah pertama..atur nafas Anda karena nafas sangat dibutuhkan dalam hidup...ya iya lah...dan saya tidak akan pernah meminta Anda untuk menahan nafas Anda selama dua jam...hehe..

Berikutnya, ingatlah...ada bagian dari Anda yang masih menginginkan kebiasaan merokok, ada bagian yang ingin Anda berhenti merokok, dan ada diri Anda sendiri yang menjadi “Master” dari seluruh bagian namun saat ini sedang bingung untuk memilih. Dan biarkan saya menjadi penengah yang melakukan mediasi dari bagian-bagian tersebut.

Lihat bentuk dari masing-masing bagian tersebut sesuai yang muncul dalam pikiran Anda, sang “Master” adalah diri Anda sendiri, tentunya Anda sudah mengenal betul bentuk Anda seperti apa. Sedangkan diri saya, tolong buat dengan tampilan yang lebih cakep dari biasanya...hehe...

Saya akan memanggil ketiga bagian diri Anda dengan “Master”, “Untung”, dan “Sehat”. Master adalah sebutan untuk diri Anda yang sedang bingung. Untung adalah untuk sebutan yang masih gemar merokok dan merasa masih memiliki keuntungan dalam perilaku tersebut dan Sehat adalah keinginan untuk menjadi sehat dan tentu Anda paham apa keuntungannya.

Kemudian, Master...setelah Anda menjadi sangat tenang karena nafas yang teratur membantu Anda mengalirkan darah dengan lancar, maka seluruh bagian diri Anda menjadi sangat cerdas untuk merespon apa saja dari luar diri...sadari saja sekarang....(Sahabat, Anda bisa mengganti nama bagian-bagian ini seperti yang Anda suka)

Sekarang panggil dua bagian lain dari diri Anda, dan saya juga tidak tahu bagaimana Anda melihatnya...jika Anda tidak dapat melihatnya dengan mata terbuka, silakan lakukan hal ini dengan mata tertutup...setelah Anda dapat melihat mereka...silakan buka mata kembali...karena saya tidak ada disana untuk membacakan skrip ini..hehe..hush...serius ah...

Minta mereka untuk menjawab apakah mereka mencintai Master dan melakukan apapun yang membuat Master senang dan untuk kebaikan Master.

Lihat mereka dan tentu setiap bagian ingin kebaikan yang Anda peroleh. Dua bagian itu sama-sama bermaksud melindungi Anda. Yang satu ingin menjaga kenyamanan Anda dan yang lain ingin menjaga kesehatan Anda.

Sekarang katakan pada keduanya, “Aku memutuskan untuk berhenti merokok.” Dan sekarang lihat kedua bagian tersebut mestinya ada yang kurang nyaman dengan keputusan itu. Ya..ndak apa apa toh...kan biasa ada yang suka dan tidak suka..kebanyakan yang tidak suka karena belum memahami, kan? Ketidak nyamanan itu terjadi karena perilaku ini sudah menjadi kebiasaan dan bagian tersebut tentu berpikir bahwa yang ia lakukan selama ini menjadi tidak begitu bernilai dihadapan Anda...bisa jadi saat ini ia Ngambek...Dengarkan pendapatnya terlabih dahulu...dan ucapkan terimakasih karena mau memberitahu.

Lalu dengarkan pendapat si “Sehat” dan ucapkan terimakasih telah mengemukakan pendapat.

Ajak si “Untung” untuk sepakat dengan si “Sehat”, sekarang...

Wow...tidak mau ya?!...tenang ini bukan karena si Untung bandel, keras kepala, dan tidak mendukung Anda...gak percaya? Tanyakan sekali lagi apakah si “Untung” sayang pada “Master”? 99.99% saya yakin Untung sayang Master. Silakan, saya beri waktu untuk bertanya....

Tuh....betul kan, ia sangat sayang Anda.

Tanyakan pada si “Untung”, apa yang tidak disetujui.

Sahabat, si Untung selalu ingin menguntungkan Anda...dia memang senang melakukan itu. Jika ia di minta berhenti memberikan keuntungan tentu ia akan ngambek karena tidak ada lagi yang bisa dikerjakannya sebagai kontribusi untuk diri Anda.

Nah...karena saya tidak ada disana, silakan gunakan kreatifitas Anda untuk bernegosiasi dengan menggantikan aktifitas yang menguntungkan diri Anda yang dapat dilakukan si “Untung”. Dengan begitu ia mendapatkan ganti dari apa yang Anda minta tinggalkan. Misalnya, minta Si “Untung” untuk tetap dapat merasakan sensasi merokok walaupun tidak sebatang rokokpun yang kita hisap. Otak kita sangat cerdas untuk merasakan kembali dan percayakan saja, Anda hanya harus mengulang gerakan dan postur saat Anda merokok dan sensasi itu kembali lagi. Cara lain Si “Untung” dapat bekerja sama dengan si “Sehat” dengan membuat visualisasi cerobong knalpot bus kota ketika melihat seseorang merokok dan sensasinya akan lucu sekali, sedangkan si “Sehat” membuat bayangan anak-anak kita (orang yang kita cintai) merindukan kita idup kembali setelah mati karena rokok...hihihihi...serem tapi lucu hasilnya menarik....

Ketika si “Untung” dan si “Sehat” sudah berdamai, hidup kita menjadi lebih mudah dan menyenangkan. Ucapkan pada mereka TERIMAKASIH dan minta mereka untuk selalu mendukung Anda.

Yang terpenting bagi Anda sebagai MASTER dari PIKIRAN Anda...Buat Keputusan, sekarang.