Certified Instructors-Indonesian Board of Hypnotherapy

Friday, December 18, 2009

KOMPUTER MIRIP PIKIRAN MANUSIA ATAU PIKIRAN MANUSIA YANG MIRIP KOMPUTER?

Saya memang bukan ahli Teknologi Informatika, tetapi pekerjaan saya -sebagai trainer- yang setiap hari berhubungan dengan komputer sekaligus dengan pikiran manusia beberapa kali membuat saya kagum terhadap penciptaan baik yang di’ciptakan’ manusia maupun Pikiran Manusia yang diciptakan Sang Maha Pencipta.

Seorang teman meminta saya untuk membuatnya melupakan seseorang yang ia benci. Walaupun saya belum pernah menggunakan satu teknikpun untuk membuat seseorang melupakan sesuatu atau orang lain secara permanen, berbekal informasi yang saya gali dari bacaan-bacaan dan dari teman serta guru-guru saya, saya meyakini hal tersebut bisa menjadi berbahaya.

Lho! Kenapa berbahaya?

Sahabat, sedikit pengetahuan saya tentang komputer, setiap program yang di tanam dalam sebuah komputer akan mendaftarkan dirinya dalam program registry. Fungsi dari registry ini merupakan pengaturan dalam sistim komputer. Berisi susunan dan urutan bagaimana program yang ditanam dalam Windows bekerja dengan baik.

Tapi, windows atau sebuah program akan berjalan sangat lambat atau bahkan tidak dapat berjalan sama sekali jika registry dari program tersebut rusak atau hilang. Salah satu penyebab registry ini rusak atau hilang adalah karena kita men-uninstall sebuah program, karena bisa jadi penghapusan sebuah program (dengan cara yang tidak benar) akan menghilangkan regrisry yang sama-sama digunakan oleh program lain. Hasilnya program lain itu error dan tidak dapat bekerja dengan baik bahkan total.

Atau bahkan bagi pengguna komputer pemula seperti saya, mencoba untuk menghapus registry secara ‘paksa’ (manual). Cara memperbaikinya adalah dengan meng-reinstall atau menanam kembali program yang sama. Hal ini bisa berhasil atau malah akan lebih mengganggu. Walhasil, windows semakin lambat. Jika ingin windows berjalan seperti sediakala dalam waktu singkat, biasanya windows di-install ulang, dan tentu sahabat telah mengetahui bahwa program-program yang telah tertanam didalamnya tidak bisa dijalankan karena komputer kembali dalam posisi windows semula (default).

Hal ini mirip dengan pikiran kita. Rasa benci adalah sebuah program yang akan menjalankan sikap dan perilaku membenci baik kepada sesuatu atau seseorang. Membenci si A diawali urutan-urutan seperti program komputer. Diawali perkataan si A, si ‘pembenci’ ini melanjutkannya dengan perasaan negatif dalam meresponnya, bisa jadi memunculkan perilaku negatif seketika saat itu, kemudian mengingat perilaku negatif itu sebagai sesuatu yang memalukan, dan kembali menyalahkan si A sebagai penyebab, dan sebagainya dan sebagainya.

Kejadian tersebut jika kita membacanya akan terlihat sebagai sebuah urutan saja, namun sebenarnya hal ini melibatkan banyak hal tanpa disadari. Bisa jadi perkataan si A bersifat netral tetapi karena pada saat itu si ‘pembenci’ sedang dalam kondisi emosional yang tidak baik karena misalnya baru saja dimarahi Bos ditempat kerjanya maka kata-kata netral direspon secara negatif dan sekarang program pikirannya tanpa disadari telah melibatkan Bos-nya. Perilaku negatif sbagai respon seketika dapat mempermalukan diri sendiri karena pada saat itu teman-teman lainnya ada disekitarnya pada saat itu, dan seterusnya. Artinya dalam satu kejadian, banyak hal yang terlibat didalam pikiran tersebut.

Jadi, jika seseorang ingin menghilangkan program dalam pikirannya, hal ini sangat mungkin menghilangkan program-program lain atau paling tidak membuat program lain tidak dapat berjalan dengan baik.

Bahayakan!?

Beberapa orang yang saya tahu baik langsung atau pun tidak, telah menunjukan gejala penghapusan program ini. Karena suatu masalah yang ’berat’ yang ingin dilupakan, mereka menunjukan fenomena yang sama yaitu menjadi amnesia terhadap hal-hal atau bahkan orang-orang disekitarnya.

Bukan Menghapus tetapi memperbaiki.

Lantas apa yang perlu dilakukan untuk hal ini. Memperbaiki lebih bijaksana dari pada menghapus dalam hal ini. Banyak sekali teknik-teknik untuk mengatasi rasa benci kepada orang lain. Hal ini dapat dilakukan dengan,

Reframing, yaitu memaknai ulang kejadian yang mambuatnya menjadi membenci orang lain karena pada prinsipnya semua perilaku memiliki tujuan yang positif.

Sub-modalitas, dengan mengubah sub-modalitas kejadian tersebut. Submodalitas dan Reframing akan dapat dengan mudah ditemui dalam pembahasan NLP.

Yang terakhir ,walaupun tentu masih banyak teknik-teknik untuk menangani hal ini, Terapi Memaafkan akan sangat penting.

Kesimpulannya masih banyak cara yang lebih baik daripada mencoba untuk menghilangkan seseorang dari dalam pikiran.

http://www.ibhcenter.org/id/artikel/komputer-mirip-pikiran-manusia-atau-pikiran-manusia-yang-mirip_87