Certified Instructors-Indonesian Board of Hypnotherapy

Friday, December 18, 2009

Memangnya Bapak mau..dimakan paus? (Metafora yang mengubah Mindset)

Sahabat, kecemasan dalam menjual sering menghalangi seorang agen atau salesman untuk meraih impiannya. Terkadang menetralkan kecemasan itu akan memulihkan kepercayaan dirinya untuk meningkatkan penjualannya.

Untuk melakukan itu kita dapat belajar dari cerita-cerita yang dapat dijadikan teladan. Dalam hipnosis, teknik ini disebut METAFORA.

Berikut contoh bagaimana METAFORA bekerja.

Seorang agen asuransi jiwa datang kepada saya, sebut saja Iwan, ia minta penjelasan tentang konsep asuransi Syariah agar dapat menjelaskan kepada calon nasabah yang katanya agak kritis.

Setelah dijelaskan ia malah melebar membahas permasalahan calon nasabah lainnya. Ia mengatakan dengan penjelasan seperti yang saya berikan, bisa jadi orang tersebut tetap berkeras hati menolaknya.
Sesaat kemudian ia terlihat khawatir dan melihat saya mengharapkan "jurus" lainnya. Semakin lama saya terdiam tidak menjawab, semakin ia terlihat cemas.

Saya sengaja tidak menjawab karena tidak semuanya harus langsung terjawab melainkan bisa jadi ia harus mendapatkan pelajaran dari prosesnya terlebih dahulu.

Saya kemudian bertanya kepadanya,"Pak, apa yang Pak Iwan takutkan dari penolakan, padahal Pak Iwan telah berusaha. Sebagai orang Muslim yang sangat religius sehingga Pak Iwan hanya mau melayani Nasabah dengan asuransi Syariah, tentu Pak Iwan banyak atau sedikit mengenal Muhammad Rasulullah." Pak Iwan menjawab mantab,"Tentu."

"Pak Iwan, Rasulullah adalah manusia yang selalu di jaga oleh Allah, selalu diberi petunjuk dan diarahkan ketika Beliau mengatakan atau berbuat yang tidak sesuai dangan Ridho Allah." Pak Iwan mengangguk tanda setuju.

"Pak Iwan, jika Rasulullah selalu dalam bimbingan Allah-Tuhan Semesta Alam yang kekuatannya Maha Dahsyat, Pertanyaanya adalah kenapa Beliau tidak dapat "CLOSING" semua orang Arab untuk menjadi pengikutnya?" Dalam kebingungan Pak Iwan, saya melanjutkan, "Karena Allah ingin kita belajar dari Prosesnya. Pak Iwan tahu, setiap Rasul melewati sebuah jalan ia dicemooh, diludahi, bahkan dilempari batu oleh orang yang sama bahkan mulutnya terluka dan ketika Umar minta ijin untuk memenggal kepalanya Beliau hanya berkata-'Tenang Umar, sesungguhnya ia tidak mengetahui'. Dan disuatu hari ketika Rasul melewati jalan yang sama dan orang tersebut tidak ada Beliau bertanya kepada Umar kemana orang yang biasanya itu yang kemudian diketahui orang tersebut sedang sakit. Seketika mendengar hal tersebut Beliau menjenguknya dan karena ketulusan Beliau ia akhirnya mengakui Islam. Untuk apa semua hal itu Pak Iwan? Karena Allah ingin kita belajar dari prosesnya dan Allah ingin kita bersabar dalam usaha kita."

Pak Iwan sangat Khidmad mendengarkan dan hal itu sengaja saya gunakan karena dari obrolan kami, saya tahu bahwa ia sangat religius. Maka saya gunakan saja, dalam teknik hipnosis ini adalah utilisasi. Masih terlihat Pak Iwan berpikir dan mencerna cerita, saya perkuat lagi dengan cerita lainnya.

"Pak Iwan tahu cerita nabi Yunus dalam perut Ikan NUN (PAUS), yang sebelumnya ia diutus untuk suatu kaum tapi kaum tersebut menolaknya. Nabi Yunus pun marah dengan kaum tersebut karena tidak mengindahkan pesannya dengan berkata,'“O biarlah.. pasti kaum yang bebal itu akan dihukum Tuhan”,pikirnya.”Aku akan mencari kaum yang patuh untuk kuseru pada ajaran Tuhan saja”. dan dalam perjalanan pulangnya bahteranya diombang-ambing ombak dan pemimpin kemudi memerintahkan salah satu dari mereka harus keluar dan terjun kelaut agar kapal tidak terlalu berat dan tenggelam. Dengan mengundi, Nabi Yunus harus terjun kelaut dan kemudian ia ditelan oleh seekor ikan Paus. Didalam perut Paus tersebut ia sadar bahwa ia lah yang zhalim bahwa Allah ingin dia berusaha tetapi ia menghentikan usahanya karena nafsunya, lalu ia berdoa "LAA ILA HA ILLA ANTA SUBHANAKA INNI KUNTU MINAZ ZHALIMIIN". Untuk apa cerita ini ada Pak Iwan", saya mengakhiri cerita. "Karena kita tidak boleh menyerah, berusahalah dan biar Allah yang menentukan."

Mata Pak Iwan memerah sedikit berair menatap tajam kearah saya dan menyalami saya dengan tangan yang agak bergetar dan hangat sambil berkata dengan suara yang juga agar bergetar, "Terimakasih pak Andrie, Bapak ceritakan itu lagi dan itu membuat saya lebih semangat." Saya menjawab, "Bukan saya Pak, tetapi Allah yang menceritakannya, saya hanya mengulang dari apa yang pernah saya baca. Banyak cerita yang bisa kita jadikan untuk pelajaran bukan hanya dalam masalah akidah, tetapi juga untuk semngat berusaha. Lagi pula, Memangnya Bapak mau..dimakan ikan paus?" kemudian kami bersama-sama tertawa.